Mohon tunggu...
Warisan Literasi Mama
Warisan Literasi Mama Mohon Tunggu... Freelancer - Meneruskan Warisan Budaya Literasi dan Intelektual Almarhumah Mama Rohmah Tercinta

Mama Rohmah Sugiarti adalah ex-writerpreneure, freelance writer, communications consultant, yogini, dan seorang ibu yang sholehah dan terbaik bagi kami anak-anaknya. Semoga Mama selalu disayang Allah. Alfatihah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Diksi Vulgar Hebohkan Negeri, Ramai Orang Saling Memaki

25 Oktober 2018   23:54 Diperbarui: 25 Oktober 2018   23:59 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Guru buang air kecil berdiri, murid buang air kecil berlari. Pun dengan Presiden. Presiden ajari berdiri, maka rakyat pun belajar berlari. Presiden adalah teladan, motivator dan inspirator bagi rakyatnya.

Kata-kata presiden itu ibarat sihir yang menghipnotis rakyatnya, itu benar adanya. Nah itu sebabnya ketika Presiden Jokowi seperti yang dilansir detik dotcom (24/10), mengatakan banyak politik jahat yang dia sebut 'politik sontoloyo'.

Hal itu diungkapkan Jokowi saat Peresmian Pembukaan Pertemuan Pimpinan Gereja dan Rektor/Ketua Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Seluruh Indonesia di Istana Negara, Jakarta, Rabu (24/10/2018).

Jokowi pun mengungkapkan alasan menyebut istilah tersebut. Cara-cara politik kotor dan adu domba itulah yang dinilai Jokowi dapat memecah belah bangsa hanya untuk mendapatkan kekuasaan. Cara-cara seperti itulah yang membuat dia kesal.

"Cara-cara politik adu domba, cara-cara politik memfitnah, cara-cara politik memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan dihalalkan. Nah dimulai dari sini. Sehingga muncul kalau saya sampaikan ya sedikit masalah yang sebetulnya sudah berpuluh tahun tidak ada masalah," katanya.

Tentu saja idiom 'sontoloyo' yang diungkapkan presiden ini segera menyebar luas dengan cepat. Ditulis di.media-media cetak dan online. Ditayangkan di media audio visual tanpa adanya aturan waktu. Prime time maupun bukan ungkapan 'sontoloyo' ini dilihat audience yang dewasa maupun yang dibawah umur.

Akibatnya dengan fasih banyak anak-anak yang segera bisa menirukan dan mengucapkannya. Padahal jelas dituliskan oleh KBBI sontoloyo adalah konyol, tidak beres, bodoh, dan sontoloyo biasa digunakan sebagai makian.

Dus, dari kasus ini bisa diartikan banyak anak-anak yang belajar memaki dari Pak Presiden Jokowi? Duuuuh... sungguh mengkhawatirkan tentunya.

Lebih parah lagi ungkapan politik sontoloyo yang dilontarkan Jokowi ini tidak memiliki parameter yang pasti. Akibatnya bukan ngajari kalangan politisi untuk berpolitik secara baik, santun dan beradap, tetapi justru menyebabkan saling tuduh, saling tuding, saling tunjuk dab saling mengatakan bahwa kubu lawanlah yang disebut politisi sontoloyo.

Masing-masing kubu saling menuding lawannyalah yang sontoloyo, alhasil semuanya mendapat tuduhan sebagai politik sontoloyo dan akhirnya seluruh negeri menjadi sontoloyo semua. Bagaimana pendapat UCers?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun