Mohon tunggu...
ROHMAD NURWAHYUDI
ROHMAD NURWAHYUDI Mohon Tunggu... Guru - GURU

BERSEPEDA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Metode KIBAR dalam Membaca Al-Qur'an

7 Desember 2022   07:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   07:38 804
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendahuluan

Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril secara mutawatir berbahasa Arab. Allah telah menjanjikan kemudahan bagi siapapun yang tergerak untuk mempelajari kitab-Nya (Mawarni, 2015). Sebagaimana penegasan Allah dalam Al-Qur’an, bahkan terulang sebanyak empat kali dalam Qs. Al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40, yang antara lain ialah :

”Dan sungguh telah Kami beri kemudahan bagi al-Qur’ān untuk dipelajari. Maka, adakah yang mau mempelajarinya?”.

Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam, tetapi banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an. Hal ini termuat dalam diskusi wakaf Al-Quran yang diselenggarakan Asia Pupl & Paper (APP) di Jakarta. General Manajer Corporate Affairs APP Sinar Mas Yuki Wardhana mengatakan, kebutuhan mushaf Al-Quran di Indonesia mencapai 2 juta eksemplar per tahun. Sementara itu data BPS (Badan Pusat Statistik) 2015 menyebutkan 54 persen dari populasi umat Islam di Indonesia buta membaca Al-Quran (Safutra, 2016).

  • Kemampuan membaca Al-Quran adalah merupakan hal yang penting dalam proses pembelajaran anak, karena hal ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh anak. Kemampuan membaca Al-Quran hendaknya dimiliki anak sejak dini. Kemampuan membaca Al-Quran merupakan bekal kehidup anak (Astuti, 2013).

Montessori dalam Hainstock (Susanto, 2013), menyebutkan anak usia dini ini sebagai periode sensitif (sensitive periods). Pada masa ini menurut Montessori secara khusus anak mudah menerima stimulus-stimulus tertentu. Sesuatu sensitivitas khusus anak mudah terhadap sesuatu yang baru akan berakhir apabila sesuatu kebutuhan yang dibutuhkannya telah terpenuhi.

  • Merupakan hal terpenting, menurut Montessori bahwa perlunya memahami secara lebih baik kemampuan dan kecakapan anak. Banyak orang dewasa yang gagal memahami anak sebagai makhluk yang mempunyai kecerdasan dan mempunyai kemampuan dalam belajar. Pada masa ini, harus adanya rasa kebebasan dalam lingkungan untuk pengembangan fisik, mental, dan pertumbuhan spiritualnya, karena dengan lingkungan yang kondusif memungkinkan anak berkreasi secara bebas dan mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.
  • Anak usia dini merupakan anak yang sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling pesat. Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak prenatal, yaitu sejak dalam kandungan. Pembentukan sel syaraf otak, sebagai modal pembentukan kecerdasan, terjadi saat anak dalam kandungan. Setelah lahir tidak terjadi lagi pembentukan sel syaraf otak, tetapi hubungan antar sel syaraf otak (sinap) terus berkembang. Begitu pentingnya usia dini, sampai ada teori yang menyatakan bahwa pada usia empat tahun 50% kecerdasan telah tercapai, dan 80% pada usia delapan tahun. Oleh karena itu usia dini (usia 0-6 tahun) juga disebut tahun emas atau golden age (Bowman, 2010).
  • Kebijakan pemerintah Indonesia disektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Hal ini tertuang dalam amanah yang termuat pada pasal 28 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini menunjukkan bahwa secara yuridis formal, PAUD merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keseluruhan Sistem Pendidikan Nasional. Walaupun pendidikan pra-sekolah bukan merupakan kewajiban dan prasyarat untuk memasuki Sekolah Dasar (Mukhtamar Latif, 2013). Selain itu, UU No. 23 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1 juga menjelaskan tentang perlindungan anak,”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya” (Suyadi, 2014).
  • Zaman modern sekarang ini teknologi sudah berkembang pesat di kalangan masyarakat. Tidak luput juga anak usia dini sekarang sudah mengenal gadget dalam kehidupan sehari-hari. Tidak sedikit dari orang tua anak yang merasa khawatir dengan perkembangan anak, khususnya tentang perkembangan dalam membaca Al-Qur’an. Banyak orang tua yang mengeluh dengan perkembangan anak mereka. Karena itu orang tua tidak ingin anaknya salah bergaul, sehingga orang tua lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolahan yang memiliki standar kurikulum dalam bidang keagamaan.
  • Permasalahan dalam pembelajaran Al-Qur’an di kalangan anak usia dini, menyebabkan TK IT Al-Aysar menerapkan metode yang cepat dan menyenangkan bagi anak dalam pembelajaran Al-Qur’an salah satunya dengan mengunakan metode Kibar. Metode Kibar adalah metode membaca Al-Qur’an yang lebih menekankan pada penguasaan makharijul al-huruf nya. Metode yang dimulai dari huruf yang hampir sama bunyinya, dan lafadznya. Metode akseleratif yang langsung mengenalkan huruf sambungnya dan tidak banyak pengulangan contoh-contohnya, sehingga lebih cepat dan fasih dalam membaca Al-Qur’an.
  • Penelitian ini memilih di TK IT Al-Aysar karena merupakan salah satu sekolah yang berbasis Islam, dan menjadi salah satu sekolah favorit di kawasan Bantul, Yogyakarta. Dimana salah satu program unggulannya adalah Tahfid surat pendek dan ayat pilihan serta Tahfid hadis dan doa sehari-hari. Kemudian sarana dan prasarana tersedia cukup memadai di antaranya ruang kelas yang besar dan nyaman serta tersedianya media belajar yang memadai, sehingga membuat pembelajaran BTAQ berjalan lancar dan kondusif. Bebrapa siswa sering menjuarai perlombaan di bidang BTAQ.
  • Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, penerapan metode kibar di TK IT Al-Aysar Srandakan dilakukan dengan cara privat. Metode privat dilakukan antara satu guru mengajar satu siswa, siswa bergantian satu persatu. Siswa yang lain diberikan pembelajaran tambahan selagi menunggu giliran privat Kibar. Dengan metode privat, proses pembelajaran lebih kondusif dan guru lebih fokus dalam membimbing anak saat membaca buku Kibar.
  • Beranjak dari pemaparan di atas, maka peneliti antusias dan tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai implementasi pelaksanaan metode kibar terbesut, sehingga peneliti mengambil judul penelitian “Implementasi Metode Kibar dalam Belajar Membaca Al-Qur’an di Kelompok B TK IT AL-AYSAR Jetis Trimurti Srandakan Bantul”.

 

 

Metode

Pendekatan kualitatif dipilih untuk mengetahui implementasi metode Kibar dalam belajar membaca Al-Qur’an di kelompok B TK IT Al-Aysar. Subjek dalam penelitian ini peneliti menentukan beberapa subjek penelitian yang dijadikan sebagai narasumber untuk memperoleh informasi guna mengumpukan daat di lapangan, yaitu: kepalas sekolah, guru kelas, wali murid, dan siswa. Dengan pengumpulan data melalui: wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis data kualitatif yang dilakukan: Data Reduction (reduksi data), Data Display (penyajian data), Conclusion Drawing / Verification. Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, dalam penelitian ini triangulasi yang akan digunakan adalah triangulasi sumber.

Membaca Al-Qur’an

Menurut Crawley dan Mountain (1995:22), membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, dan metakognitif sebab proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulisan (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Menurut Az-Zarkasyi (Ahmad Shams Madyan , 2008) dalam kitabnya Al-Burhan mengatakan bahwa, Al-Qur’an ialah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk pedoman hidup dan untuk melemahkan bangsa Arab yang terkenal petah lidahnya (fasih) dan tinggi susunan bahasanya.

  • Berkaitan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadis, maka setiap muslim mempunyai kewajiban sebagai berikut (Ahmad Von Denfeer, 1988): a. Bahwa setiap  muslim selayaknya mempercayai (beriman kepada Al-Qur’an), b. Bahwa setiap muslim harus berupaya selalu membacanya, c. Bahwa setiap muslim diminta untuk berbuat sesuai dengan ajaran yang disampaikannya, d. Bahwa setiap muslim dianjurkan untuk mengerjakan (pada orang lain) apa yang telah dipahaminya dan tuntunannya tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun