Mohon tunggu...
Rohma Dearni
Rohma Dearni Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

hai.. Jingga Pada Senja kamu berhasil meneduhkan hatiku. tapi sayang, waktumu hanya sekejam hadir lalu malam mengubah gelap. semoga esok kau hadir kembali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mama, Aku Rindu

30 Juni 2018   16:26 Diperbarui: 30 Juni 2018   16:47 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap kali aku merindukanmu, air mataku tak bisa kubendung. Mama, seandainya aku bisa mengulang waktu, aku ingin selalu didekatmu. Banyak hal ingin kuceritakan. Tentang beratnya beban yang kupikul dalam menjalani hari-hariku tanpamu. 

Mama, aku ingin mengatakan, tidak ada tempat yang teduh selain berada didekapmu. Hujan ini, membuatku rindu kepadamu. Rindu menemanimu menanam padi di sawah kita, rindu menemanimu belanja ke pasar dan rindu menemanimu menghabiskan malam.

Mama, sebanyak apapun pengalamanku dalam hidup, Sebanyak apapun ilmu yang kudapat, engkau terlebih dari semua itu. Banyak hal yang telah engkau lewati dalam hidup ini. 

Sakitnya melahirkanku hingga engkau hampir kehilangan nyawa. Namun aku tau, dengan mendengar tangisanku, semua sakit yang kau rasa, hilang. Tidak hanya sampai disitu, perjuanganmu membesarkan aku bukanlah hal yang mudah. Seperti janjimu di depan Tuhan dan Jemaat, bahwa kau akan membesarkan aku dengan cinta dan kasih sayang.

Semua telah kau lakukan untukku mama, aku masih ingat bagaimana kau berjuang menyekolahkan aku. Ditengah perekonomian yang pas-pasan, kau harus menyembunyikan ketidakmampuanmu itu dihadapanku. Mama, seandainya saja aku tau bagaimana sakit yang kau alami ketika aku tidak menghormatimu, mungkin aku tidak akan melakukan kesalahan itu.

Kesabaranmu membuatku mengerti bahwa kasih seorang Ibu tidak akan pernah berubah. Ajari aku mama untuk bisa menjadi anak yang kau banggakan. Semua hal yang kau lakukan hanya untuk menyenangkan hatiku.

Mama, kau adalah satu-satunya yang paling meresahkan aku, ketika keadaanku terpuruk. Masih melekat dalam ingatanku, bagaimana kau berusaha sekuat tenaga untuk menyekolahkan aku. Masih teringat jelas dibenakku, bagaimana kau menyembunyikan air matamu kala kau tidak bisa memenuhi apa yang kumau

Mama, kenyataan hidup yang kualami kini membuatku mengerti, betapa besarnya kasihmu kepadaku. Berada jauh darimu membuat aku mengerti, arti merindu. Kini aku mengerti betapa hebatnya sosokmu dihidupku. Kini, aku hanya bisa bermain dengan angan-angan tentangmu.

Mama, aku ingin sekali memelukmu. Menghapus air mata yang keluar dari mata indahmu. Aku ingin selalu mendengar cerita-cerita sedihmu. Aku ingin tertawa dan menangis bersamamu. Aku ingin menjadi anak yang selalu bisa menghiburmu dikala sedih.

Mama, kau adalah sosok yang menginspirasi bagiku. Pengorbananamu, kesabaranmu, ketulusanmu, kebaikanmu, kelembutanmu membuatku untuk terus belajar tentang hal itu.

Mama, engkau sudah merasakan sakitnya kehilangan. Kehilangan ayah, kehilangan suami dan kehilangan anak untuk selamanya. Tak bisa kurasakan sakitnya yang kau alami itu. Mama teruslah melangkah, karna hidup harus kita jalani. Teruslah berharap bahwa akan tiba hari bahagia untuk kau rasakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun