Mohon tunggu...
Rofiq Al Fikri
Rofiq Al Fikri Mohon Tunggu... Petani - Seorang Ayah

Koordinator Jaringan Masyarakat Muslim Melayu (JAMMAL)

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Kecurangan Terstruktur Sistematis Masif Versi Prabowo? Mari Cek Fakta

29 April 2019   17:27 Diperbarui: 29 April 2019   17:44 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Akhir-akhir ini secara serempak Prabowo beserta elit pendukungnya ditambah para buzzernya di media sosial mengkampanyekan bahwa telah terjadi kecurangan yang sifatnya Terstruktur, Sistematis, dan Masif (TSM) dalam pilpres 2019 yang dilakukan oleh kubu 01. Dengan berbagai ilusi dan data seadanya mereka menggiring opini masyarakat bahwa Jokowi menang curang.

Akan tetapi, jika kita melihat satu persatu data yang mereka klaim sebagai kecurangan, kita semakin mengerti kalau kubu 02 tengah berkhayal atau berdelusi dan menyebar hoax saat berkata Pilpres 2019 terdapat Kecurangan yang bersifat TSM. Apa saja itu?

1. Delusi Kecurangan DPT 

Kubu 02, menyebut bahwa ada 31 jt DPT siluman sebagai kecurangan 01. Padahal setelah diverifikasi bersama itu adalah hoax, tidak ada 31 jt DPT siluman, itu hanya khayalan kubu Prabowo yang mengkhayal DPT bisa membelah diri seperti amuba.

cnnindonesia.com

Kubu 02 juga menyebut bahwa orang gila terdaftar sebagai pemilih. Mereka mengkampanyekan seoalh-olah orang tua pasti akan diarahkan memilih Jokowi dan itu baru ada di Pilpres 2019. Faktanya, sejak pilpres sebelumnya penderita gangguan kejiwaan boleh memilih, bahkan rata-rata di TPS Rumah Sakit Jiwa, Prabowo menang. Lagi-lagi kecurangan adalah khayalan kubu Prabowo. sindonews.com dan tribunnews.com

2. Delusi Kecurangan Undangan Memilih 

Kubu Prabowo menyebut telah terjadi kecurangan dari kubu 01 karena banyak warga yang tidak mendapatkan undangan memilih, bahkan form A5 (pindah memilih tidak diterima). Benarkah?

Logikanya saja, memangnya sudah pasti yang tidak mendapat undangan memilih itu akan memilih Prabowo? Bisa saja itu juga merugikan Jokowi, kita tidak boleh tahu pilihan kita karena pemilu bersifat luberjurdil. Lagipula, tidak mendapat c6 (undangan) tetap bisa memilih, di sini kubu Prabowo berkhayal terlalu jauh. kompas.com

Untuk form pindah memilih A5, justru ini lebih merugikan kubu Jokowi, karena yang dipersulit memilih menggunakan form A5 itu para mahasiswa di daerah basis pemilih Jokowi. Di Jogja misalnya, di mana JKW menang telak hingga 70 persen. Jadi, dari mana curangnya?

tribunnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun