Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"Mohon Maaf Bapak, Kami Tidak Diperbolehkan Menyediakan Kantong Plastik"

15 Agustus 2019   20:10 Diperbarui: 15 Agustus 2019   20:15 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sabtu siang, 10 Agustus 2019, saat transit di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Denpasar Bali, saya sempat membeli makanan ringan dan minuman di mini market lantai dua terminal. Ketika selesai bayar di kasir, saya minta wadah kantung plastik untuk mengisi barang yang barusan saya beli.

 "Mohon maaf bapak, di sini kami tidak diperbolehkan untuk menyediakan kantong plastik," tutur nona cantik di kasir dengan nada lembut dan santun.

Jujur, respon saya kaget. Agak salah tingkah lagi. "Ohhh begitu, baik. Terima kasih," ucapku meresponnya dan segera berlalu.

Mengapa saya kaget? Karena baru hari itu saya mengalaminya di terminal I Gusti Ngurah Rai. Sebelumnya, termasuk seminggu yang lalu, tidak begitu. Saat saya meminta kantung plastik, mereka langsung menyodorkannya.

Ketika kaki saya sudah keluar dari area mini market tadi, saya pikir dan merasakan bahwa apa yang dilakukan oleh nona cantik di kasir tadi, sangat benar dan tepat. Bahkan patut dikasih empat jempol sekaligus. Dan seharusnya wajib ditiru.

Mengapa demikian? Karena fakta lingkungan hidup bumi kita sudah parah. Salah satu penyebabnya adalah pencemaran dan polusi oleh sampah plastik yang sulit terurai.

Sampah plastik di-supply oleh para konsumen yang rajin belanja. Toko-toko dan kios-kios, seperti mini market, juga berkontribusi besar sebagai penyumbang sampah plastik.

Konsumen, termasuk kita ini, sebagai pengguna kantung plastik, seringkali lalai. Membuang kantung plastik bekas yang sudah rusak atau kotor di sembarang tempat. Juga suka sekali membakarnya di tempat sembarangan. Tidak peduli akibatnya terhadap nasib lingkungan dan makhluk hidup lainnya. Bahkan acuh tak acuh juga terhadap dampaknya pada kesehatan diri kita sendiri.

Jika banyak mini market, pasar dan mall melakukan hal serupa di atas tadi, maka volume sampah plastik yang tersebar di lingkungan kita tidak akan cepat bertambah. Juga bisa menjadi cermin besar bagi kita untuk merem diri menggunakan kantung plastik saat akan belanja.

Tambolaka, 15 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun