Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Koperasi Swastisari Sukses Memfasilitasi Petani Jagung di Sumba Barat Daya

12 Juli 2019   21:54 Diperbarui: 14 Juli 2019   20:06 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Koperasi Swastisari, Foto Y Klaenoni

Dalam rangka memperingati Hari Koperasi (Nasional) hari ini, 12 Juli 2019, saya punya kisah menarik tentang sebuah koperasi yang ada di Kabupaten Sumba Barat Daya. Nama koperasi tersebut yaitu SWASTISARI.

Koperasi tersebut berpusat di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hadir di Sumba Barat Daya sejak 11 November 2016. Sekarang ini sudah buka unit/cabang di dua kecamatan, yaitu Kodi dan Wewewa Timur.

Apa yang menarik dari koperasi tersebut?

Dok K Swastisari, Foto Y Klaenoni
Dok K Swastisari, Foto Y Klaenoni
 Program Pertanian

Esensi keberadaan semua koperasi sesungguhnya sama saja. Tapi Koperasi Swastisari ini memiliki keunggulan tersendiri. Swastisari memiliki program yang mungkin tidak atau langka dimiliki oleh koperasi yang lain.

Program tersebut bergerak di sektor pertanian, khususnya tanaman pangan. Melalui program ini, Swastisari menjamah, mendorong, mengajak, merangkul dan melayani petani-petani miskin di Sumba Barat Daya untuk mengembangkan dan meningkatkan produksi komoditi jagung. Petani-petani yang difasilitasi adalah mereka yang sudah menjadi anggota sah Koperasi Swastisari dan tergabung dalam kelompok tani.

Program yang sudah dimulai sejak tahun 2017 tersebut, memberikan fasilitas modal pinjaman lunak kepada para petani. Jumlah pinjaman disesuaikan dengan kebutuhan usaha tani.

Dok K Swastisari, Foto Y Klaenoni
Dok K Swastisari, Foto Y Klaenoni
Untuk memastikan pinjaman tersebut mencapai sasaran, maka Swastisari membuat kesepakatan dengan petani. Biaya pengolahan lahan dapat diambil oleh petani, namun untuk biaya sarana produksi seperti benih jagung unggul bermutu, pupuk, herbisida, dan insektisida difasilitasi langsung oleh Swastisari dengan bekerja sama dengan pihak produsen/penyedia. Petani menerima langsung dalam bentuk barang tanpa tambahan biaya atau sesuai dengan harga pasaran.

Bagaimanakah cara para petani mengembalikan pinjaman tersebut? Petani melunasinya dalam jangka waktu empat bulan kemudian atau setelah panen jagung dan menjualnya.

Program pertanian Swastisari ini sungguh sangat membantu petani miskin yang kurang modal di Sumba Barat Daya. Dampaknya luar biasa, para petani sangat bergairah mengembangkan komoditi jagung dan juga produksi jagung yang mereka hasilnya rata-rata mencapai 7-8 ton per hektar.

Rontok Jagung, Dok K Swastisari, foto Y Klaenoni
Rontok Jagung, Dok K Swastisari, foto Y Klaenoni
Tokoh di Balik Program Gila
Program pertanian Swastisari tersebut, saya sendiri mengikutinya sejak awal. Waktu itu saya katakan program gila. Mengapa saya katakan gila karena baru Swastisari yang melakukannya di Sumba Barat Daya. Disamping itu juga tidak ada ketakutan dari pengelolanya jika terjadi kemacetan petani dalam mengembalikan pinjamannya. Ini sungguh-sungguh spekulasi yang berani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun