Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Kodi Tetap Melestarikan Tradisi Memintal Benang Kapas

24 Juni 2019   21:42 Diperbarui: 25 Juni 2019   21:17 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga, serat kapas yang sudah terpisah dari kulitnya dijemur lagi beberapa hari supaya mudah mengeluarkan biji kapas yang terikat dalam serat kapas. Ini juga butuh waktu beberapa hari.

Keempat, mengeluarkan biji kapas dari serat kapas. Prosesnya menggunakan alat tradisional yang disebut kabira.  Kabira ini terdiri dari satu potong papan pipih yang sudah dihaluskan dan satu ruas tamian (sejenis bambu yang biasa digunakan untuk suling). Caranya yaitu serat kapas yang masih memiliki biji kapas diletakkan di atas papan pipih kemudian ditindih dengan tamian sambil diguling-guling ke arah depan. Cara ini memudahkan untuk mengeluarkan biji kapas. Ini juga membutuhkan waktu beberapa hari.

dokpri
dokpri
Kelima, serat kapas yang sudah bersih dari bijinya, dijemur lagi di sinar matahari sampai kering betul. Serat kapas kering  yang dibentangkan di atas tikar di bawah sinar matahari dikepak-kepak atau dipukul-pukul menggunakan alat tradisioal dari rotan berbentuk raket yang disebut kopoko. Tujuannya supaya serat kapas tercerai-berai dan tidak padat lagi. Ini juga butuh waktu beberapa hari.

Keenam, serat kapas tersebut dingepak atau dibentuk seperti bantalan yang digulung atau model tembakau gulung. Namanya klaba kamba. Ini juga butuh waktu beberapa hari.

Ketujuh, serat kapas yang sudah dingepak, diiris-diiris tipis menggunakan pisau di atas paha dan ditampung dalam wadah hasil ayaman. Ini juga butuh waktu beberapa hari.

Kedelapan, serat kapas yang sudah diiris-iris ini dipintal menjadi benang dengan menggunakan alat yang disebut kinja. Jika kinja yang satu sudah penuh maka pintal lagi di kinja yang baru. Ini juga butuh waktu beberapa hari.

dokpri
dokpri
Sampai di sini sesungguhnya sudah selesai proses memintal benang secara tradisional. Namun benang yang dihasilkan ini belum dapat menggambarkan ukuran kebutuhan untuk 1 lembar kain panjang atau sarung tenun.

Kesembilan, benang kapas yang ada dikinja diubah ke dalam bentuk meka (entah apa bahasa indonesianya ya?). Proses ini menggunakan alat yang disebut palole. Ini juga butuh waktu beberapa hari.

Dan kesepuluh, benang kapas dalam beberapa meka untuk ukuran 1 lembar kain gundu, diubah lagi dalam bentuk gulungan di atas batu kerikil. Sehingga gulungan-gulungan benang kapas terbentuk lebih besar sedikit dari bola kasti.

Sampai disini tuntaslah proses memintal benang kapas secara tradisional sebagaimana masih tetap dilestarikan oleh para perempuan Kodi. Kemudian bagaimana proses membentangkan benang sebagai calon kain di atas alat tenun, bagaimana proses memberi warna secara tradisional dan menenunnya, akan menjadi topik tersendiri dalam artikel berikut, tentu setelah mengumpulkan data-data yang diperlukan.

Tambolaka, 24 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun