Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ayam dan Fungsinya secara Sosial Budaya dan Religius Tradisional Sumba

9 Juni 2019   21:50 Diperbarui: 9 Juni 2019   22:00 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayam adalah salah satu jenis ternak kecil yang sangat dibutuhkan oleh manusia. Hal ini dapat dimaklumi karena ayam adalah salah satu sumber bahan pangan esensial, terutama protein. Oleh karena itulah maka ternak ayam juga menjadi komoditi strategis perekonomian.

Bagi kami, masyarakat Sumba, ayam bukan sekadar sebagai sumber bahan pangan dan komoditi perekonomian saja. Tapi ayam juga mempunyai fungsi sosial budaya dan religius tradisional aliran kepercayaan Marapu.

Fungsi Sosial Budaya

Dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Sumba, yang masih hidup di daerah pedesaan sampai sekarang ini, mereka mempunyai tradisi menjamu tamu dengan ayam bulat yang direbus dengan santan kelapa. Ayam bulat yang dimaksud ini, tentu setelah dibakar untuk membersihkan bulunya, mengeluarkan isi dalamnya kecuali hatinya tetap dibiarkan, mengeluarkan paruh dan ujung kuku kakinya.

Ayam bulat ini, ayam kampung lho, menjadi lauk pauk yang dihidangkan bersama nasi untuk disantap oleh tamu. Jika tamunya lebih dari dua orang maka ayam bulat yang dihidangkan lebih dari satu ekor. Jika tamu tidak bisa menghabiskannya maka akan dibungkus oleh tuan rumah untuk dibawa pulang oleh tamu. Tradisi ini hanya terjadi di wilayah Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.

dokpri
dokpri
Dalam perkawinan adat Sumba, khususnya di wilayah Kodi, perempuan yang sudah tuntas belisnya, salah satu barang/benda yang dibawanya ke rumah suaminya adalah sepasang ayam, satu jantan dan satu betina. Kedua ayam ini tidak boleh dibakar, tapi harus dipelihara supaya berkembangbiak dan sedapat mungkin bisa ditukarkan menjadi babi, kemudian kuda dan kerbau. Ayam kiriman ini, ayam kampung lho, dinamakan "ayam Marapu".

Ayam Marapu ini biasanya selalu lolos dari penyakit. Biasanya juga berkembangbiak secara baik dan meningkat menjadi ternak besar.

Fungsi sosial budaya ayam yang tidak kalah strategisnya yaitu tersirat dalam pitutur adat yang bunyinya Maghale Helu Kuka. Terjemahan lurusnya yaitu ayam jantan pengganti yang berkokok. Maksud sesungguhnya adalah tokoh besar yang muncul melalui generasi penerusnya.

Di samping itu, bulu ayam yang dipasang pada ikat kepala seseorang, menunjukkan status sosial kedudukan orang tersebut. Ikat kepala berbulu ayam ini disebut Wulu Horo atau mahkota kebesaran.

dokpri
dokpri
Fungsi Religius Tradisional

Sebagian masyarakat Sumba, terutama di daerah pedesaan, masih menganut aliran kepercayaan atau religius tradisional yang dikenal dengan nama Marapu. Dalam doa-doa atau sembayang mereka, apapun ujudnya, Imam Marapu yang disebut Rato Marapu, menggunakan ayam sebagai salah satu sarana komunikasi dengan roh-roh leluhur mereka dan roh yang paling tinggi serta suci posisinya yaitu Mori Mawolo Marawi (Sang Pencipta).

Setelah sembayang, ayam dibakar dan dibelah. Imam Marapu memeriksa usus  (usus 12 jari) dan hati ayam. Di situ ada tanda-tanda yang mereka lihat. Doa dikabulkan atau tidak, ada halangan atau mulus, apa penyebab sesuatu masalah yang dihadapi atau sakit yang diderita, dan lain-lain, bisa tersingkap melalui tanda-tanda yang tersirat di usus dan hati ayam.

Fungsi religius tradisional ayam ini berlaku untuk masyarakat Sumba umumnya. Tentu khususnya bagi mereka yang masih menganut aliran kepercayaan Marapu.

Demikian ulasan singkat ini, semoga bisa memberi informasi untuk menambah wawasan kita semua.

Tambolaka, 9 Juni 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun