Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Haru Biru Petani Labu Lilin di Sumba Setelah Sukses Panen

18 Mei 2019   23:12 Diperbarui: 22 Mei 2019   03:18 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akan tetapi, lanjut Agustinus, ada pendapat beberapa teman yang cukup masuk akal dan besar kemungkinan menjadi faktor penyebab melesetnya prediksi target produksi. "Di samping waktu tanam yang terlambat dan lahan tanpa naungan sama sekali, juga masalah benih. 

Benih yang digunakan ini tidak persiapkan secara baik.  Hanya beli labu di pasar dan bijinya langsung digunakan sebagai benih. Tidak melalui proses yang benar, misalnya pengeringan dan menyortir. Sehingga pada saat tanaman berbunga, bunga jantan sangat kurang," jelasnya.

Lalu berapa jumlah produksi labu lilin pada panen tahap awal ini? 

"Sekitar dua puluh ribu buah," katanya mantap.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Bagaimana Pemasarannya?

Karena target produksi labu lilin tidak sesuai dengan yang diprediksikan, maka demi efisiensi usaha taninya, mau tidak mau Agustinus tidak berani menjualnya dengan harga seperti yang disampaikannya melalui dua artikel sebelumnya, yaitu Rp. 1000 per buah. Supaya tidak merugi, ia terpaksa harus menjual dengan harga bervariasi sesuai dengan ukuran besar buah labu lilin.

"Buah labu yang super atau gemuk besar, dijual 3 buah Rp. 10.000. Buah labu yang sedang, dijual 4 buah Rp. 10.000. Sedangkan buah labu yang kecil, dijual 5 buah Rp. 10.000," urai Agustinus.

Bagaimana pemasarannya, apakah ada kendala? Menurutnya tidak ada masalah. "Sejak hari pertama sudah banyak yang datang beli setelah saya unggah di FB. Tadi saja sudah ada beberapa mobil pickup dan truk yang datang beli," tuturnya bersemangat.

Sementara kami sedang bincang-bincang, sebuah mobil berhenti di samping tumpukan buah labu lilin di pinggir jalan raya Pantura. Agustinus mengajak saya untuk menghampiri mobil tersebut. Ternyata pemilik mobil ini seorang bule.

"Setelah memasarkan produksi labu lilin ini ia bersungguh-sungguh akan mewujudkan rencananya untuk menikahkan putranya yang ada di Yogyakarta."

Antonio, nama bule itu, segera turun dari mobilnya dan membeli labu lilin. "Sekarang saya ambil dalam jumlah terbatas dulu. Jika di resort butuh banyak, saya akan kirim truk ke sini untuk beli banyak," kata Antonio, pemilik Resort Rua, di pantai Rua, Kecamatan Wanu Kaka, Kabupaten Sumba Barat. Mr Antonio masih melayani kami untuk foto bersama sebelum melanjutkan perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun