Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Buku Anak-anak dan Anak-anak Buku Indonesia

2 April 2019   11:42 Diperbarui: 2 April 2019   20:02 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam rangka memberi makna terhadap "Hari Buku Anak Sedunia (Internasional)" yang jatuh pada tanggal 2 April hari ini, kiranya menarik dan penting untuk kita merefleksikan secara baik-baik bagaimana keadaan buku anak-anak dan bagaimana pula semangat anak-anak membaca buku anak-anak.

Konteks kita di Indonesia, meskipun belum ada data pendukung, saya percaya bahwa produksi buku anak-anak makin menggembirakan dari waktu ke waktu, baik itu jumlah maupun ragam isinya. Namun yang menyedihkan, sebagaimana telah menjadi keluhan umum kita bersama adalah minat baca anak-anak kita yang rendah.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

1Buku Pintu Gerbang Dunia

Bagi saya, buku bukan sekadar jendela dunia, tapi pintu gerbang dunia. Buku adalah referensi lebih teruji dan terpercaya dari bahan bacaan apapun. Dengan membaca buku, maka cakrawala otak kita akan terbuka luas. Seluruh isi dunia akan kita ketahui, termasuk permasalahan dan perkembangannya.

Di samping itu otak kita akan terpacu dan terbiasa berekplorasi secara kritis. Sehingga kecerdasan kita akan berkembang optimal, baik secara intelektual, emosinal maupun spiritual.

Bayangkan jika anak-anak kita sudah akrab dan terbiasa membaca buku sejak kecil. Bukankah mereka sudah berada di pintu gerbang dunia sejak kecil juga? Bukankah mereka akan mempunyai masa depan yang cemerlang? Orangtua atau keluarga mana yang tidak bahagia, jika anak-anaknya menjadi anak-anak buku atau kutu buku sejak kecil?

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Saya sangat percaya, tidak ada orang hebat di dunia ini, yang tidak rajin membaca buku sejak kecil. Bahkan sampai hebat pun mereka terus membaca buku.

Boleh tanya, misalnya saja, kepada Najwa Shihab, perempuan intelek selebriti Indonesia, pengasuh program acara televisi, Talk Show "Mata Najwa". Bisa tanya juga kepada Andy F Noya, laki-laki intelek selebriti Indonesia, pengelola program acara televisi, Talk Show "Kick Andy". Jangan ragu juga untuk bertanya kepada Ira Koesno dan lain sebagainya.

Jadi, sinyalemen Ron Holland, seorang motivator dunia asal Belanda, melalui bukunya yang berjudul "Talk And Grow Rich", bahwa salah satu sumber kekuatan orang sukses adalah buku. Bukan kumpul-kumpul buku, tapi membaca buku.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Banyak Cara

Membiasakan anak-anak membaca buku sejak kecil memang tidak mudah di tengah-tengah arus jaman yang serba instan seperti sekarang ini. Di mana televisi dan hand phone android sangat menggoda mereka. Tapi tidak berarti tidak bisa. Banyak cara yang bisa dilakukan. Di sini orangtua dan lingkungan keluarga menjadi faktor penentunya. Keluarga kami punya cara tersendiri. Tidak harus dijadikan contoh. Bisa dengan cara yang lain.

Pertama, sejak anak-anak kami masih balita, kami membiasakan mendekatkan buku-buku cerita rakyat nusantara dan majalah-majalah bergambar. Bisa beli atau pinjam dari teman. Kemudian kami mengisahkan isi buku-buku ceritera rakyat itu kepada mereka pada saat-saat tertentu, bisa sore atau malam hari.

Ketika mereka ingin mendengarkan lagi ceritera rakyat, kami katakan bersabar sedikit, "Bapak atau mama baca dulu ya!" Mereka pun tentu bersabar. Mau dengar ceritera sih! Usahakan supaya mereka melihat kita benar-benar sedang membaca. 

Beri alasan kenapa harus membaca terlebih dahulu baru ceritera. Tujuannya, supaya mereka tahu bahwa bapak dan mamanya bisa ceriterakan ceritera rakyat kita karena sudah membacanya. Mereka harus mengikuti prosesnya.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Dan kedua, saya pribadi memang punya kebiasaan menyempatkan diri membaca buku, walaupun hanya satu jam, saat sore atau malam. Maklum mantan anak asrama. Jadi sudah menjadi tradisi.

Ternyata dampaknya positif untuk anak-anak kami, terutama anak kami yang pertama. Ia menjadi pribadi yang rajin membaca. Mampu belajar mandiri, termasuk sampai fasih berbahasa Inggris. Pandai di sekolah. Lulus cepat dari kuliah.

Sekarang mulai kerja dan merintis taman baca (literasi) dan belajar untuk anak-anak di desa kami.  Setiap jadwal membaca buku dan belajar, serambi rumah kami dipenuhi anak-anak desa. Menarik sekali, melihat anak-anak desa mulai giat membaca buku dan belajar.

"Mudah-mudahan mereka akan segera berada di Pintu Gerbang Dunia," begitu kataku, tapi hanya dalam hati saja.

Tambolaka, 2 April 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun