Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Labu Lilin untuk Modal Nikah

20 Maret 2019   23:15 Diperbarui: 20 Maret 2019   23:44 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti biasa, setiap malam, saya selalu ronda di dunia maya, untuk memantau aktivitas masyarakat penggiat media sosial yang berteman denganku. Malam 19 Maret, entah mengapa, saya lebih suka nongkrong di Pos Ronda Facebook. Pos yang kurang saya gemari akhir-akhir ini, karena telah dijamuri oleh penghuni-penghuni anonim layaknya hantu, yang menyebarkan konten-konten fitnah dan adu-domba.

Saat itu, sambil meneguk kopi hangat, saya mengamati banyak teman yang mengunggah status dengan aneka konten. Tapi saya lebih tertarik pada status temanku yang berprofesi sebagai petani. Betul-betul petani. Petani Iadang (lahan kering) lagi. Setahu saya, mungkin dialah petani ladang satu-satunya yang sukses di daratan Pulau Sumba.

Melalui akunnya, Agustinus Wakur Kaka, nama teman saya ini, mengunggah status dengan konten terkait tanaman hortikultura yang sedang dikembangkannya. Ia memang seorang petani yang lebih fokus pada usaha tani komoditi tanaman pangan dan hortikultura seperti padi, jagung, tomat dan sayur-sayuran.

Konten dalam statusnya malam itu berbeda dari biasanya. Seminggu yang lalu ia baru saja selesai panen komoditi jagung manis dan jagung pulut yang ludes di pasaran, sebagaimana dapat diikuti melalui status Facebook-nya. Kali ini status yang diunggahnya adalah berkaitan dengan komoditi labu lilin yang sedang ditanamnya.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Narasi kontennya yaitu "Petani diwajibkan untuk memilih tanaman yang punya peluang pasar. Tahun ini saya menanam labu lilin 13.200 rumpun. Tiap rumpun 3 pohon. Jadi total jumlahnya 39.600 pohon. Kalau tiap pohon labu menghasilkan paling sedikit 5 buah maka sudah pasti saya panen 198.000 buah labu lilin. Dan akan dijual dengan harga diskon 85% / buah Rp. 1. 000. 

Harga panen labu ini, saya targetkan untuk pembelisan dan pernikahan anak sulungku Paul Christian Kaka. Jadi bagi yang berminat beli anggap saja anda telah menyumbang. Panen bulan Mei," tulis Agustinus. Ia juga menyertakan beberapa foto saat ia sedang merawat labu lilin di ladangnya.

Bagi saya dan beberapa temannya yang lain, termasuk rohaniwan dan wartawan di daerah, status Agustinus ini, bukan kisah dongeng belaka. Komitmen dan dedikasinya pada subsektor tanaman pangan sudah teruji dan terbukti. 

Setidaknya selama sekitar 10 tahun lebih saya mengenalnya. Dan khusus ladang tempat ia menanam labu lilin pun saya sudah tahu dan menyaksikannya. Luasnya 2 hektar. Terletak di daerah pesisir pantai utara, desa Hameli Ate, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Pertanyaannya, apakah prediksi produksi dan pendapatan yang ditulis Agustinus akan bisa menjadi kenyataan?  Bagi saya sendiri, tidak ragu sedikit pun. Yakinlah, akan menjadi kenyataan di bulan Mei mendatang.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Ketika status Agustinus itu muncul, like dan komentar pun mengalir seperti run-off air hujan. Ada yang memuji. Ada yang memberi motivasi. Ada yang siap membeli dan menjadi pemasarnya. Ada yang minta bagian secara gratis. Dan ada juga yang sekadar bercanda.

Dari sekian banyak teman Agustinus yang masuk memberi komentar dan menjadi perhatian khusus saya adalah akun Facebook atas nama Christian Ninda. Ada apa ya? Mari kita ikuti obrolannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun