Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Jalan-jalan Sambil Berbagi Kasih di Pantai Ana Meha

23 Februari 2018   21:39 Diperbarui: 23 Februari 2018   21:50 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Kecil tapi indah. Sederhana dan akrab. Komunikatif dan bersahabat. Canda-ria dan menggembirakan. Santun, damai dan penuh syukur.

Inilah ciri manis suasana kehangatan keluarga mungil kami. Keluarga batih atau inti kami. Terdiri dari empat orang, saya, ibu dan kedua anak kami, satu perempuan dan satu laki-laki.

 Namanya juga keluarga batih, seharusnya memang begitulah suasananya. Masa sih ada keluarga batih yang selalu konflik seperti musuh?

Suasana kehangatan keluarga kami, kata para sahabat dan tetangga sih, diliputi aura kasih sayang. Harmonis dan bahagia. Wow bikin besar kepala saja. Sangat SESUATU. Seperti gambaran keluarga sempurna saja. Mana ada di bumi ini?

Untungnya, kami masih selalu sadar dan tidak makan puji, apalagi menjadi angkuh. Lucu 'kan, sederhana tapi angkuh? Celaka lagi, miskin tapi pongah! Kaya tapi sombong, itu sudah biasalah.

Tapi jujur, pujian para sahabat dan tetangga itu, menjadi obor istimewa yang menyalakan rasa gembira, baik dalam hati maupun pikiran kami. Sehingga kami selalu gembira, tampil gembira, berbicara gembira, berbuat gembira dan berbagi kasih sayang gembira juga. Serta tidak alpa bersyukur gembira.

Suasana kehangatan keluarga kami, selalu kami rawat. Berjuang setiap hari dari waktu ke waktu. Apalagi di momentum-momentum istimewa, seperti Peringatan Hari Kasih Sayang, tiap 14 Februari. Dibuat lebih spesial lagi. Tidak berarti mewah dan mahal lho! Biasa dan sederhana saja.

Tradisi di keluarga kami di hari spesial, seperti Valentine Day 14 Februari 2018 kemarin, dirayakan biasa-biasa dan sederhana saja. Bangun pagi saling selamat, menyapa lembut dan senyum ikhlas. Saling merangkul manja sambil cium hidup. Lebih manis, lembut dan ikhlas dari biasanya. Agak sandiwara sedikitlah, tapi yang penting menggembirakan. Mengucap syukur gembira dengan doa indah sejenak.

Kemudian bergegas ramai-ramai menuju dapur. Keroyok memasak ketupat berisi beras dan serpihan daging ayam. Dinanak dengan air santan kelapa yang kental. Daging ayam lainnya dipanggang. Dengan bumbu alami ala kadarnya. Ini adalah bekal seharian untuk keluar rumah. Jalan-jalan refresing ke tempat yang indah. Destinasi kelas desa yang cantik.

Bekal yang kami siapkan cukup banyak. Bisa dicicipi lebih dari lima puluh orang. Sekalipun mungkin tidak kenyang tapi bisa untuk menahan lapar. Inilah cara sederhana kami untuk membiasakan anak-anak kami berbagi kasih sayang dengan saudara-saudari di sekitar destinasi tujuan. Meski sederhana tapi indah. Isinya tidak terlalu penting. Nilai solidaritasnya yang utama. Berbagi kasih sayang tidak perlu harus kaya.

Setelah mengemas bekal dan dandan seperlunya, kami bergerak menuju pantai. Destinasi pantai memang favorit keluarga kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun