Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selayang Pandang Kabupaten Sumba Barat Daya

5 Februari 2018   11:37 Diperbarui: 5 Februari 2018   12:02 4893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salam dan Bahagia.

Hari ini, 5 Pebruari 2018, genap dua bulan saya gabung di Kompasiana menjadi Kompasianer. Sebagai pendatang baru "di rumah kreatif Kompasiana" ini, tentu masih banyak sahabat Kompasiana yang belum mengenal tempat domisili saya, yaitu Kabupaten Sumba Barat Daya. Melalui momentum indah hari ini, kiranya cukup relevan bagi saya untuk memperkenalkan Selayang Pandang Sumba Barat Daya kepada para sahabat Kompasiana yang budiman.

Dimanakah Sumba Barat Daya berada? Sumba Barat Daya adalah salah satu dari 4 kabupaten yang ada di Pulau Sumba. Tiga kabupaten lainnya yang ada di Pulau Sumba, yaitu Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba Timur.

Sumba sendiri adalah salah satu pulau besar yang berada dalam wilayah administratif pemerintahan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Sumba Barat Daya adalah salah satu dari 21 kabupaten / 1 kota dalam wilayah NTT.

Pemekaran dari Sumba Barat

Kabupaten Sumba Barat Daya merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran dari Kabupaten Sumba Barat pada tahun 2007. Kabupaten Sumba Barat ketika itu mekar menjadi 3 kabupaten yaitu Sumba Barat, Sumba Barat Daya dan Sumba Tengah.

Pemekaran dua kabupaten tersebut disahkan berdasarkan Undang-undang Nomor 16 tahun 2007, tanggal 2 Januari 2007.       Kini Kabupaten Sumba Barat Daya sudah memasuki usia 11 tahun.

Ibukota Kabupaten Sumba Barat Daya adalah Tambolaka. Nama Tambolaka ini adalah juga nama Bandar Udara di Kabupaten Sumba Barat Daya. Meskipun ibukotanya Tambolaka, namun pusat pemerintahannya terletak di wilayah Kadu, Desa Kadi Pada, Kecamatan Loura.

Sumber: sbdkab.go.id
Sumber: sbdkab.go.id
             

Keadaan Umum

Wilayah Kabupaten Sumba Barat Daya, terdiri dari 11 (sebelas) kecamatan dan 94 desa dan 2 kelurahan. Kesebelas kecamatan itu, yaitu Kota Tambolaka, Loura, Kodi, Kodi Bangedo, Kodi Utara, Kodi Balaghar, Wewewa Barat, Wewewa Selatan, Wewewa Timur, Wewewa Utara, dan Wewewa Tengah.

Secara geografis memiliki luas wilayah  (daratan) 1.445,77 Km. Keadaan topografinya variatif meliputi pegunungan, perbukitan dan dataran. Keadaan luas hutannya di bawah 14% dari luas kabupaten. Keadaan iklimnya, musim hujan 3-4 bulan dan musim kemarau 7- 8 bulan.  Suhu rata-rata 21 -- 24 C.

Jumlah penduduk (2015) yaitu 319.119 jiwa (laki-laki 163.781 dan perempuan 155.338) dengan kepadatan sebesar  221 jiwa / km dan laju pertumbuhan 2,11 %. Data tahun 2010 menunjukkan, mata pencaharian utama masyarakat yakni petani (60,07 %). Penduduk miskin 34,27 % atau 86.270 jiwa. Penduduk tidak/belum pernah sekolah  atau tidak tamat SD 47,86 % dan 13,88 % buta huruf.

Potensi Ekonomi Daerah

Kabupaten Sumba Barat Daya memiliki potensi ekonomi daerah yang meliputi tiga sektor unggulan, yakni pertanian, kelautan dan perikanan, dan pariwisata.

Sektor Pertanian.

Pada sektor pertanian terdapat potensi lahan sebagai berikut:

Potensi lahan basah/sawah seluas 22.800 ha

Potensi lahan kering seluas 315.574 ha

Sektor pertanian ini meliputi tiga subsektor yakni:

Subsektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

  • Komoditi pertanian tanaman pangan yang diusahakan masyarakat tani meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang kedelai, kacang hijau dan pisang.

Subsektor Perkebunan

Komoditi tanaman perkebunan yang dibudidaya oleh masyarakat meliputi jambu mete, kelapa, kopi, kakao, vanili, cengkeh, pinang dan sirih.

Subsektor Peternakan

Potensi ternak yang dipelihara masyarakat meliputi sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, ayam dan itik.

Sektor Kelautan dan Perikanan.

Kawasan laut SBD memiliki panjang garis pantai 95,75 km dan luas perairan 73.262,65 ha.

Kawasan laut ini memiliki :

Kekayaan aneka ikan / cumi, dan tumbuhan laut 

Pantai pasir putih yang unik dan indah, terbentang dari Katewel, Pantai Kita Mananga Aba, Newa, Weekelo, Huma, Halete, Weyo Kuri, Mandorak, Karoso, Weyo Mahi, Weyo Kalingoto, Mbukubani, Tohikyo, Bondo Kawango, Pero,  Rada Kapal,  Rate Nggaro, Mananga, Marapu,  Weyo Katakku, hingga Watu Malado.

Beberapa ruasnya memiliki hutan bakau (Mangrove), seperti Katewel, Halete, Weyo Kuri, Pero dan Watu Malado.

Kolam laut  alam yang indah seperti Weyo Kuri di Desa Kalena Rongo.

Sektor Pariwisata.

Potensi pariwisata di daerah ini meliputi :

Seni budaya, meliputi : atraksi Paholong (Pasola), perkampungan dan rumah adat, seni tari, dan upacara tarik batu kubur.

Obyek wisata alam, meliputi : pantai (bahari), air terjun, telaga, dan panorama alam lainnya.

Sektor Pendukung

Sektor -- sektor pendukung meliputi: Air Terjun Pabeti Lakara, angin, dan cahaya matahari sebagai sumber energi alam, Bandar Udara Tambolaka cukup representatif, Dermaga Weekelo cukup memadai, dan Jalan Raya dan jembatan cukup baik.

Permasalahan

Realitas empirik permasalahan pembangunan yang dihadapi Kabupaten SBD, data tahun 2010, meliputi yaitu:

Bidang Pendidikan: Penduduk tidak/belum pernah sekolah  atau tidak tamat SD 47,86 % dan 13,88 % buta huruf; Kekurangan guru SD dengan rasio 1: 54; Tingkat kelulusan siswa rendah.

Bidang Kesehatan: Kekurangan dokter, Rendahnya pemahaman masyarakat tentang gizi keluarga, Masih sering terjadi kematian ibu dan anak ketika melahirkan, Belum ada rumah sakit umum daerah.

Bidang Ekonomi: Pertumbuhan penduduk 2,11 %, Pertumbuhan ekonomi 4,97 %, dan Pendapatan perkapita rendah.

Bidang Infrastruktur: Masih banyak desa yang terisolir karena belum tersedia sarana jalan raya dan jembatan: Kekurangan gedung ruang kelas pada sekolah-sekolah dasar dan Sekolah Menengah: Kekurangan sarana penerangan di desa-desa; Kekurangan sarana irigasi, dan Kekurangan sarana air bersih.

Permasalahan pembangunan tersebut di atas, bila didiagnosa secara cermat, merupakan pergumulan mayoritas penduduk yang ada di pedesaan.

Dalam rangka untuk menangani permasalahan tersebut,  pemerintah Kabupaten SBD menggelindingkan kebijakan dengan orientasi, arah dan strategi percepatan pembangunan mulai dari daerah pedesaan. Membangun desa berarti memberdayakan potensi sumber daya (manusia dan alam) yang ada dan dimiliki oleh desa untuk mewujudkan kesejahteraan penduduk di pedesaan.

Mengapa pembangunan mulai dari desa?  Pisau hipotesa yang dipakai yakni jika desa maju maka dengan sendirinya kota terungkit maju.

Kiat-kiat Pembangunan Sumba Barat Daya

Potensi yang dimiliki adalah kekuatan. Sedangkan permasalahan yang dihadapi, bukan batu sandungan, akan tetapi menjadi PELUANG, untuk melakukan loncatan-loncatan pemikiran dan terobosan yang tidak biasa, dalam mempercepat pembangunan di daerah ini menuju masyarakat sejahtera.

Oleh karena itu diperlukan kiat-kiat dan komitmen untuk membangun daerah ini dengan kerja keras, kerja pintar, kerja cerdas, kerja ikhlas dan kerja tuntas.

Dalam rangka mempercepat pembangunan di Sumba Barat Daya, Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya periode 2008 -- 2013, dr. Kornelius Kodi Mete dan Jacobus Malo Bulu, BSc, menggulirkan kiat-kiat dengan visi Empat Isu Pokok yaitu Desa Bercahaya, Desa Berair, Desa Cukup Pangan dan Desa Tertib Aman.

Sedangkan Bupati dan Wakil Bupati Sumba Barat Daya periode 2014 -- 2019, Markus Dairo Talu, SH dan Drs. Ndara Tanggu Kaha, menggulirkan kiat-kiat dengan visi Revolusi Pertanian.

Demikianlah sedikit gambaran Selayang Pandang Kabupaten Sumba Barat Daya.

Rofinus D Kaleka *)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun