Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jika Lingkungan Bermasalah, Maka Terjadilah Bencana Kehidupan Manusia

4 Januari 2018   23:57 Diperbarui: 5 Januari 2018   00:02 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum lagi mengungkap resiko dampak bencana dari masalah lingkungan yang lebih dahsyat yang membawa kerugian bagi manusia, seperti polusi air dan udara akibat limbah industri dan pertambangan, limbah pariwisata dan limbah rumah sakit,  pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju, pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan, karbon monooksida dari asap daerah perkotaan, kesuburan lahan pertanian yang makin menurun akibat penggunaan pestisida dosis tinggi, serta  penghancuran biota laut seperti terumbu karang akibat bom ikan.

Etika Lingkungan Hidup

Menyadari sungguh-sungguh bahwa kehidupan manusia sangat bergantung pada alam dan kerusakan alam akan menyebabkan bencana kerugian dan penderitaan bagi kehidupan manusia sendiri, maka diperlukan suatu "Etika Lingkungan Hidup", sebagai suatu kampanye moral global yang bertujuan mengajak dan menggerakkan masyarakat atau umat manusia di seluruh dunia untuk melestarikan keberlangsungan alam, sebagai lingkungan hidupnya.

Artinya, dalam mengelola alam harus mempertimbangkan dengan arif keberlangsungan alam,  supaya kondisi kualitas dan kuantitasnya tetap dipertahankan atau diperbaiki/dipulihkan kembali. Ini sangat penting karena alam semesta ini akan terus berlangsung dan kehidupan manusia selamanya akan bergantung dari lingkungan hidupnya.

Oleh karena itu, sangat diharapkanmasyarakat dunia, termasuk Indonesia dan juga daerah-daerah, baik sebagai institusi penyelenggara negara dan perusahaan swasta,  lembaga-lembaga keagamaan, ormas-ormas, NGO/Pers, perguruan tinggi / sekolah, kelompok dan keluarga, untuk melakukan gerakan-gerakan nyata "peduli lingkungan hidup" yang dapat menggugah kesadaran masyarakat umum dalam rangka menjaga, melindungi, merawat dan melestarikan alam. Misalnya, meluangkan waktu mengunjungi pantai, kawasan taman nasional, sungai, mata air, danau, dan gunung.

Di samping itu, bisa juga menggerakkan masyarakat untuk kerja bakti atau gotong-royong yang selama ini sudah melemah, untuk melakukan penghijauan di lokasi kawasan hutan lindung yang sudah gundul, daerah aliran sungai yang tererosi, daerah pantai yang mengalami abrasi, dan sumber mata air. Jangan lupa juga membersihkan sampah-sampah di daerah lokasi taman kota dan selokan-selokan pembuangan air, yang sangat bermanfaat baik untuk kepentingan keindahan dan menghindari banjir lokal saat terjadi hujan.***

Oleh Rofinus D Kaleka

(Pemerhati sosial politik, tinggal di Pulau Sumba tanpa wa,

Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT)

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun