Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jika Lingkungan Bermasalah, Maka Terjadilah Bencana Kehidupan Manusia

4 Januari 2018   23:57 Diperbarui: 5 Januari 2018   00:02 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SEBAGAIMANA kita tahu bersama bahwa sejak awal penciptaan alam semesta ini,  Allah menyuguhkan sebuah Taman Eden, sebagai lingkungan hidup manusia pertama yang diciptakanNya yaitu Adam dan Hawa. Di Taman Eden, Adam dan Hawa diberi kebebasan untuk hidup dan menikmati hasilnya. Namun juga dilarang supaya tidak mengambil buah dari salah satu pohon di Taman Eden. Mereka melanggarnya dan menyebabkan mereka jatuh dalam dosa.

Taman Eden tersebut adalah kisah religius yang menggambarkan bagaimana sejak awal penciptaan manusia dengan akal budinya diberi kewenangan oleh Allah untuk menguasai alam. Dalam hal ini manusia berinteraksi, berhubungan dan memanfaatkan hasil alam, sebagai lingkungan hidupnya dan sumber seluruh kebutuhan hidupnya. Juga menggambarkan bagaimana sejak awal manusia "merusak atau membahayakan" alam dan sekaligus menimbulkan masalah lingkungan hidup. Inilah awal "bencana" yang menimpa manusia.

Kisah Taman Eden tersebut, juga telah menegaskan bagaimana seharusnya manusia tidak boleh sewenang-wenang dalam berinteraksi, berhubungan dan memperlakukan alam. Artinya, manusia diajarkan etika dalam memanfaatkan alam.

Hidup Bergantung dari Alam  

Sepanjang perjalanan evolusi peradaban manusia sejak Adam dan Hawa, masa purba, sampai sekarang dan seterusnya, kehidupan manusia sangat bergantung dari alam. Seluruh kebutuhan hidup primer jasmani kita manusia mulai dari oksigen, air, makanan, papan, sandang dan sumber daya alam lainnya yang menghasilkan kebutuhan sekunder dan tersier, disediakan dan bersumber dari alam. Kebutuhan tersebut diperoleh dari atmosfer, tumbuhan dan hewan baik di darat maupun air, dan aneka kekayaan yang berada di bawah bumi. Kebutuhan jiwa rohani manusia juga disediakan oleh alam melalui panorama keunikan dan keindahannya seperti pantai, danau, pegunungan dan hutan dengan aneka hayatinya baik flora maupun fauna.

Sementara alam hanya mempunyai kebergantungan yang sedikit sekali dari kita manusia. Misalnya karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan manusia saat bernapas pada siang hari dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Sedangkan sisa ekskresi serta jazad manusia dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan sebagai sumber hara dan hewan sebagai sumber makanan. Sehingga wajar juga jika dikatakan bahwa hubungan manusia dengan alam saling ketergantungan dan menguntungkan (simbiosa mutualisme).

Eksploitasi Alam dan Masalah Lingkungan

Sejalan dengan perkembangan peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai konsekuensi adanya akal budi manusia, alam dieksploitasi (dan dieksplorasi) secara besar-besaran dan terus-menerus dengan tujuan bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup saja tapi juga untuk mewujudkan keinginan duniawi yang sudah mengarah kepada prestise dan hedonisme.

Misalnya, pada jaman purba sampai awal jaman perunggu dan besi, manusia membabat dan membakar hutan untuk membuka ladang atau kebun, dengan tujuan hanya untuk dapat bertahan hidup memenuhi kebutuhan makanan. Setelah jaman itu sampai sekarang, seiring dengan kemajuan teknologi, manusia membalak/merambah/membakar hutan dengan tujuan untuk memperdagangkan hasil-hasilnya, membuka perkebunan-perkebunan dan membangun industri-industri pertambangan. Eksploitasi yang dilakukan ini  untuk memenuhi kepentingan duniawi, baik atas nama negara dan perusahaan swasta maupun perorangan dan kelompok.

Eksploitasi terhadap hutan tersebut, akibat tidak beretika, menimbulkan masalah lingkungan global. Pasokan oksigen ke atmosfer yang berkurang menyebabkan naiknya panas bumi dan polusi udara. Hewan-hewan liar endemik dan dilindungi musnah atau hilang karena melakukan transmigrasi untuk mencari habitat yang baru.

Dampak dari masalah lingkungan akibat perusakan terhadap hutan, sebagai salah satu sumber daya kekayaan alam, telah menimbulkan bencana yang sangat merugikan dan membawa penderitaan bagi kehidupan manusia sendiri. Seperti banjir, tanah longsor, kekeringan dan krisis air, hama dan penyakit, iklim yang tidak menentu dan ekstrim, angin puting beliung, sebagaimana sering terjadi dan dialami oleh masyarakat dunia selama ini, tidak terkecuali Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun