Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama FEATURED

Bidan Desa, Pejuang Kesehatan Ibu dan Bayi

3 Januari 2018   20:19 Diperbarui: 22 Juni 2022   19:12 5184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bidan, dalam hal ini yang dimaksud adalah khususnya bidan desa, mempunyai peranan yang sangat besar dalam "menjaga" kesehatan ibu dan bayi di daerah pedesaan.

Para bidan desa ini, meskipun sebagai kaum hawa,  baik yang masih nona-nona (gadis) maupun ibu-ibu, yang sudah tentu cantik-cantik dan manis-manis,  suka atau tidak suka, harus tinggal di daerah pedesaan dan melaksanakan tugas pelayanan kesehatan di tengah-tengah masyarakat. Mereka tidak berlebihan jika dijuluki sebagai "Pejuang Kesehatan Ibu dan Bayi" di daerah pedesaan.

Keadaan pedesaan, khususnya daerah kita di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang serba terbatas, baik berkaitan dengan fasilitas yang minim (tempat tinggal, listrik dan air) , medan tugas yang berat dan penuh tantangan (topografi perbukitan dan jarak tempat tinggal penduduk yang jauh) maupun pendidikan masyarakat yang rendah (SD/SMP), bukan halangan bagi para bidan desa untuk menjalankan pengabdian kemanusiaan yang tulus. 

Memang ada juga bidan desa yang tidak betah tinggal di pedesaan namun penyebabnya karena faktor lain, diantaranya yaitu  keamanan lingkungan yang kurang terjamin atau sering diganggu oleh para pemuda desa.

Kehadiran bidan desa di daerah pedesaan sungguh sangat strategis. Namun seringkali muncul informasi-informasi miring tentang peran bidan desa. Mereka dianggap tidak responsif atau memberikan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.  

Hal ini dapat dimaklumi sebagai konsekuensi dari besarnya tuntutan kebutuhan kesehatan dan tingginya harapan masyarakat pedesaan terhadap peran bidan desa.

Ujung Tombak

Kita tahu bersama bahwa bidan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis sebagai "ujung tombak" dalam memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di daerah pedesaan, khususnya dalam membantu ibu-ibu hamil dan bayi/anak-anak berumur di bawah lima tahun (balita). 

Mereka tekun dan telaten dalam mengontrol perkembangan kesehatan ibu-ibu hamil, mulai dari awal mengandung, membantu proses kelahiran, sampai pasca kelahiran. Dengan misi yang mulia yaitu menghindari atau menekan seminimal mungkin terjadinya kasus kematian ibu dan bayi serta gizi buruk.

Realitas empiris selama ini,  sebagaimana juga penulis sendiri pernah mengalami ketika bertugas selama tiga tahun di wilayah kecamatan Kodi Utara Kabupaten Sumba Barat Daya, para bidan desa menunjukkan kinerja (capaian hasil kerja) yang baik dan membanggakan. Ibu-ibu hamil sehat dan melahirkan dengan selamat. 

Dari tangan mereka bayi-bayi lahir dengan selamat dan juga sehat-sehat. Memang masih ada juga satu dua kasus menyedihkan yaitu kematian ibu atau bayi. Namun bukan terutama disebabkan salah urus oleh bidan desa tapi lantaran adanya kejadian-kejadian yang tidak terduga secara medis.

Artinya, para bidan desa telah berperan besar dalam rangka menurunkan angka-angka kematian ibu dan anaknya saat melahirkan, serta anak-anak yang kekurangan gizi atau busung lapar. Lebih dari itu, para bidan desa telah berjasa turut serta mempersiapkan generasi penerus bagi bangsa dan negara yang berkualitas, khususnya dari sisi kesehatan.

Bidan desa juga melaksanakan tugas pelayanan kesehatan berkaitan  dengan program Keluarga Berencana (KB). Mereka yang sudah berpengalaman, bukan  saja turut  mengkampanyekan pentingnya KB bagi kesehatan ibu dan kesejahteraan keluarga tapi juga membantu pemasangan alat-alat kontrasepsi kepada ibu-ibu muda untuk mengatur jarak kelahiran.

Di samping tugas utama tersebut, karena terbatasnya jumlah tenaga pelayan kesehatan umum di pedesaan dan besarnya tuntutan atau desakan kebutuhan masyarakat yang menderita penyakit, seperti malaria, diare, batuk pilek dan demam, maka mau tidak mau para bidan desa juga memberikan bantuan pelayanan pengobatan.  

Mereka harus ekstra menyiapkan obat-obatan secara swadaya untuk penyakit yang sering terjadi dan memberikan pelayanan darurat seperlunya kepada masyarakat pedesaan. Kondisi ini dipengaruhi juga oleh jarak Puskesmas, Pustu, Rumah Sakit, dan dokter/perawat yang cukup jauh, serta kurangnya pemahaman masyarakat pedesaan tentang tugas bidan desa.

Bagi masyarakat pedesaan, dengan pengetahuan yang terbatas, bidan desa dianggap sama dengan perawat atau dokter. Jadi tidak perlu heran kalau mereka sakit akan segera lari ke bidan desa untuk meminta pengobatan. 

Di sinilah bidan desa berada pada posisi simpang. Bila tidak memberikan pelayanan pengobatan maka mereka akan dianggap tidak respon dengan penderitaan masyarakat. Oleh karenanya, mereka harus memberikan pelayanan pengobatan.

Tindakan tersebut tidak salah juga, karena memang dijamin oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan, bahwa dalam keadaan tertentu, yakni suatu kondisi tidak adanya Tenaga Kesehatan yang memiliki kewenangan untuk melakukan tindakan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan serta tidak dimungkinkan untuk dirujuk maka seorang bidan dapat memberikan pelayanan kedokteran dan/atau kefarmasian di luar kewenangannya dalam batas tertentu.

Perlu Bimtek Kebidanan dan Keperawatan

Mengingat tugas bidan desa tersebut sangat strategis dalam pembangunan sektor kesehatan di pedesaan, maka pemerintah, dalam hal ini Dinas Kesehatan dan Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana, sebaiknya menyokong para bidan desa dengan fasilitas kesehatan yang memadai, kendaraan operasional dan reward lainnya yang dapat menstimulasi mereka untuk melaksanakan tugas pelayanan kesehatan dengan sebaik-baiknya.

Di samping itu, mengingat rata-rata pendidikan para bidan desa hanya tamatan SPK atau Diploma I/II Kesehatan, maka peningkatan pengetahuan dan ketrampilan mereka sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan pembinaan secara kontinyu. Disinilah diperlukan bimtek-bimtek kebindanan dan keperawatan kepada para bidan desa. Dengan harapan supaya para bidan desa kita menjadi profesional, berkompeten dan tangguh dalam melaksanakan tugas pelayanan kesehatan secara prima kepada masyarakat pedesaan. ***

Oleh Rofinus D Kaleka

(Pemerhati Sosial, tinggal di Pulau Sumba tanpa wa, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT)  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun