Mohon tunggu...
Rofinus D Kaleka
Rofinus D Kaleka Mohon Tunggu... Insinyur - Orang Sumba. Nusa Sandalwood. Salah 1 dari 33 Pulau Terindah di Dunia. Dinobatkan oleh Majalah Focus Jerman 2018

Orang Sumba, Pulau Terindah di Dunia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayo Ziarah ke Katakombe Bunda Carmel Sumba

9 Desember 2017   19:43 Diperbarui: 9 Desember 2017   20:38 1913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AYO ZIARAH KEKATAKOMBEBUNDA CARMEL SUMBA

 

JIKA selama ini umat Katolik di dunia, mengenal "Katakombe" atau ruangan suci tempat berdoa yang berada di bawah tanah, hanya ada di negara-negara Eropa, termasuk Istana Kepausan, Vatikan, maka kini "katakombe" serupa juga sudah ada di Indonesia. Seperti apakah katakombe di Indonesia itu?

Katakombe Indonesia ini berada di Keuskupan Waitabula, Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Tepatnya berada di wilayah Stasi Santo Markus Weepaneru, Quasi Paroki Santo Alfonsus Kererobbo, Desa Kalaki Kambe, Kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya.

Katakombe Santa Perawan Maria dari Gunung Carmel - Weepaneru, demikian nama tempat doa tersebut. Setelah diberkati oleh Bapak Uskup Weetebula, Dr. Edmund Woga, CSsR dan diresmikan penggunaannya oleh Bupati Sumba Barat Daya, dr. Kornelius Kodi Mete, 16 Juli 2011, katakombe tersebut merupakan tempat ziarah yang paling populer dan ramai dikunjungi umat Katolik di Pulau Sumba. Disamping itu, banyak juga umat Katolik dari pulau lain yang datang berziarah, seperti dari Flores, Timor, dan Jawa. Bahkan Gubernur Nusa Tenggara Timur, Frans Lebu Raya, menyempatkan diri untuk berziarah ke Katakombe tersebut. Demikian juga, Provinsial Carmel Indonesia yang berpusat di Malang, Romo Ignasius Joko Purnomo, O.Carm, menyisihkan waktunya untuk memimpin misa syukur akbar di Katakombe tersebut.

Fenotipe Awal

Fenotipe awal katakombe tersebut, sebetulnya bisa dikatakan sama saja dengan keadaan gua pada umumnya. Gua ini sudah menjadi pemandangan biasa bagi penduduk yang pertama-tama berdomisili, hidup dan bertani di sekitarnya. Lahan sekitar gua ini sangat kritis, oleh karenanya mereka tidak menggarapnya untuk menjadi ladang atau kebun. Akan tetapi karena secara empiris mereka merasakan adanya suatu kekuatan mistik yang terpantul dari gua ini,  maka dengan arif, sesuai aliran kepercayaan Marapu, mereka menjadikan area permukaannya, sebagai tempat keramat. Tepatnya pada sisi utara di bawah kanopi tajuk pohon sebangsa beringin itu, mereka jadikan sebagai altar persembahan hasil panen kepada Marapu.

  • Memang perlu diakui, fenotipe profil posisi ruangan gua ini sangat unik. Ruangannya berada di bawah permukaan daratan datar berbatu karang cadas bergerigi tajam. Pada dasar dan langit-langit gua, terdapat stalagtit dan stalagmit, sebagaimana dikagumi oleh Romo Yohanes Jawa, O.Carm, Wakil Pimpinan Komisaris Karmel Wilayah Indonesia Timur, bahwa beberapa diantaranya, jika dilihat sepintas atau melalui hasil bidikan kamera seolah-olah menyerupai personifikasi profil-profil orang kudus. Bahkan salah satunya, dalam bahsa hiperbola, bisa dikatakan merupakan personifikasi atau reinkarnasi profil patung Bunda Maria.
  • Pada dasar gua tersebut juga melintas aliran air dari arah utara ke selatan yang rasanya agak payau. Besar kecilnya debit air sangat tergantung kondisi pasang surut air laut yang terbentang di sisi bagian utara gua yang berjarak kurang lebih satu kilometer. Dari dasar gua juga tumbuh sebatang pohon sebangsa beringin, yang tegak dan kokoh, batangnya besar dan tajuknya rimbun. Tajuk pohon ini menaungi mulut dan area lingkaran gua. Sedang di atas permukaan gua tumbuh aneka tumbuhan dan pohon khas daerah berbatu karang dan pantai seperti asam, marra dan kesambi.

Imam Carmel Merenda Mimpi

Fenotipe gua tersebut, sebagaimana menjadi pengalaman pribadi penulis sendiri, ketika pertama kalinya diajak oleh Romo Leonardus Jawa, O.Carm dan Romo Hendrikus Dili, O.Carm, pastor pada Quasi Paroki Santo Alfonsus Kererobbo Quasi Paroki Santo Alfonsus Kererobbo, untuk berkunjung di lokasi ini, memang terasa ada suatu pancaran aura energi yang tidak biasa. Dapat diungkapkan melalui tiga kata yakni unik,  berwibawa dan indah.

Barangkali karena pancaran aura energi dari gua itulah, yang telah menambatkan hati kedua orang Imam Carmel tersebut. Pada waktu itu, merenda mimpi cukup besar untuk menjadikan gua ini dan lingkungan ekosistem sekitarnya sebagai pusat orbit doa dan peziarahan rohani untuk memberikan penghormatan khusus kepada Santa Perawan Maria Dari Gunung Karmel, Sang Perempuan Pilihan Allah, Ibunda Tuhan Yesus Kristus. Kedua imam tersebut, ternyata juga telah jatuh cinta pada kebudayaan orang Sumba dan oleh karenanya mereka ingin mengarahkan dan mendampingi penataan dan pembangunan gua ini dalam balutan corak kebudayaan orang Sumba.

Mimpi kedua Imam Carmel tersebut, seperti gayung bersambut, seluruh umat Katolik dan simpatisan baik yang ada di Quasi Paroki Santo Alfonsus Kererobo maupun paroki sekitarnya, sepakat memberikan dukungan sesuai keberadaannya masing-masing. Maka pada akhir Mei sampai 16 Juli 2011, dimulailah proses penataan pertama gua tersebut dan area lingkungan permukaannya. Kemudian proses penataan kedua dilaksanakan pada awal Juni sampai 16 Juli 2016. Dalam proses penataan kedua ini, Romo Leonardus Djawa, O.Carm, sudah bertugas ke Roma, sehingga yang mendampingi adalah Romo Hendrikus Dili, O.Carm dan Romo Andre Era, O.Carm.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun