Penulis adalah peserta pelatihan Bahasa Inggris fokus pada Tour Guide yang diselenggarakan oleh Dinasker Kabupaten Malang bekerja sama dengan LPK Krisma Education Center. Â
Beberapa waktu yang lalu penulis mendapat tugas presentasi menceritakan relief yang ada di Candi Jago Tumpang, banyak relief di sana namun ada satu relief yang harus dipresentasikan yakni dua Kura-kura dan Burung Angsa. Â
Cerita ini terdiri dari 3 panel relief yang menggambarkan adegan seekor burung angsa yang membawa terbang dua ekor kura-kura.Â
Kura-kura tersebut dipahatkan dalam posisi menggantung dengan cara menggigit pada masing-masing ujung tongkat kayu yang dibawa terbang oleh burung angsa dan membawa terbang kedua kura-kura tersebut.
Cerita ini harus diikuti dari sebelah kanan ke kiri, berlainan dengan relief lain di Candi Jago. Kitab yang menceritakan hal ini dapat dilihat di kitab Tantri Kamandaka, Hikayat Kalila dan Damina, kitab Hitopadesa, Panchatantra, Katha Sarit Sagara dan Jataka (Kaachapa-jataka).Â
Beberapa kitab itu ada sedikit perbedaan baik tentang nama maupun jumlah tokoh yang ada di sana.
Dari kitab Tantri Kamandaka menceritakan bahwa dua kura-kura yang hidup di telaga Kumudawati bernama Durbuddi dan Kacchapa. Di telaga itu hidup pula dua ekor angsa bernama Cakrangga dan Cakranggi.
Singkat cerita ketika dua kura - kura itu terbang dengan menggigit ranting yang dibawa oleh burung Angsa datanglah beberapa Srigala yang melihat kura-kura terbang itu. Â Lantas Srigala mengejek kura-kura tersebut, kura -kurapun merasa tersinggung dan akhirnya buka mulut sehingga kura-kura jatuh ke bawah dan mati.Â
Pesan moral ialah ketika kita diejek orang lain janganlah langsung angkat bicara atau menanggapinya tanpa mengkaji ulang, Â kalau dirasa tidak perlu ditanggapi dan membuat kita celaka sebaiknya kita fokus pada keyakinan kita.Â
#imam rofi'i al banany