Mohon tunggu...
Rofidah Nur F
Rofidah Nur F Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi PIAUD UIN Malang

Dipaksa, terpaksa, terbiasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yang Kita Rasakan Menentukan Respon Kita

11 Oktober 2020   19:35 Diperbarui: 11 Oktober 2020   19:46 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sebuah interpretasi akan muncul setelah melewati proses seleksi yang disebut atensi"

Ramai orang memperbincangkan sesuatu yang sedang viral dan mungkin hal tersebut bisa memicu konflik. Salah satu dari mereka pasti ada saja yang berada di pihak kontra dalam menanggapi konflik tersebut. Mungkin juga yang terceletuk adalah kata-kata "Apa sih ini, cuma cari sensasi saja!".
Kata 'Sensasi' rasanya tidak asing di telinga kita. Namun perlu kita telaah kembali ya, apa sih makna dari sensasi itu? 

Sensasi merupakan proses pendeteksian dini oleh indera manusia terhadap energi yang ada di lingkungannya. 

Sensasi juga bisa disebut sebagai bottom-up, karena apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan di sekitar kita akan masuk ke dalam diri sehingga dapat menghasilkan sebuah respon. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sensasi bermakna yang membuat perasaan terharu, yang merangsang emosi, yang merusuhkan (menggemparkan); keonaran.  

Setelah apa yang didapat dari sensasi selanjutnya ada atensi. Di mana atensi ini merupakan sebuah tahapan sebelum melakukan persepsi. Tahapan ini merupakan poin pertama sebelum memberikan persepsi terhadap suatu sensasi atau bisa disebut tahap seleksi. 

Jadi kita tidak bisa mempersepsikan sesuatu sebelum melewati tahap atensi ini. Dalam proses atensi dibutuhkan yang namanya konsentrasi, karena konsentrasi merupakan proses yang lama dalam atensi. 

Terkadang atensi juga dapat mengacaukan waspada kita. Mengapa demikian? Sebagai contoh seorang bayi berusia 6 bulan yang mendapat sensasi dari ibunya berupa pemberian ASI, namun bayi itu secara tiba-tiba tidak menghiraukan ibunya karena di sekitarnya ada sensasi lain yang membuat si bayi lebih tertarik untuk melihat. 

Hal ini dikarenakan seorang bayi berusia 6 bulan lebih banyak menirukan apa yang ada di sekitarnya secara visual. Kemudian ada contoh lain juga, misal seorang ibu yang mempunyai anak bayi dan ibu ini sedang bekerja di depan komputer. Pastinya sang ibu menaruh konsentrasi penuh terhadap sensasi atau pekerjaan yang dihadapi. 

Tiba-tiba anak bayinya menangis karena haus, maka secara otomatis ibu tersebut akan membagi konsentrasinya antara bekerja dengan memberikan ASI pada anak bayinya, yang mungkin dalam istilah jawa disebut nyambi. 

Kemudian ada yang namanya persepsi, persepsi ini berfungsi untuk mengenali, menginterpretasikan ataupun menilai apa yang ada di lingkungannya untuk menyiapkan sebuah respon. Persepsi bisa disebut top-down, karena apa yang sudah diproses melalui atensi akan menghasilkan respon dan menjadikan sebuah interpretasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun