Mohon tunggu...
Rofa Zahiroh Amiroh
Rofa Zahiroh Amiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam Kelas Internasional

Seorang mahasiswa yang menyukai dunia jurnalistik dan komunikasi. Memiliki hobi travelling dan kulineran, sangat suka merantau untuk mencari banyak pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial dan Dakwah Cinta Al Quran

10 Juli 2021   20:55 Diperbarui: 10 Juli 2021   22:40 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Milenial menjadi sebutan bagi generasi yang sangat sering dibicarakan saat ini. Menurut KBBI, milenial adalah orang atau generasi yang lahir pada tahun 1980-an dan 1990-an, sedangkan Generasi Z adalah generasi yang lahir dari tahun 1995-2010. Generasi yang dalam perjalanan hidupnya beriringan dengan semakin berkembangnya teknologi. 

Segala hal dengan mudah mereka dapatkan dan informasi yang dimiliki pun semakin luas. Tentunya hal ini memiliki dampak baik dan buruk. Namun, dampak baik yang akan kita bahas adalah dampak penyebaran dan menumbuhkan kecintaan kepada Qur'an pada generasi ini.

Berada di zaman yang penuh dengan teknologi yang canggih, penyebaran informasi yang cepat, membuat generasi saat ini lebih mudah mengetahui banyak hal. Hal ini menjadi sebuah dampak positif bagi para pendakwah. Dahulu, para pendakwah harus mengadakan pengajian satu tempat ke tempat lain, masjid ke masjid lain, dan sebagian besar yang menjadi pesertanya adalah orang tua. 

Namun, di era globalisasi ini, dakwah Islam semakin mudah disebar luaskan dengan menggunakan internet, terkhususnya media sosial. Mengikuti kajian bukan lagi menjadi hal yang norak dan tidak kekinian, tapi menjadi sebuah tren yang positif di kalangan anak muda. Para ustad ataupun da'i pun memperluas cara penyampaian mereka supaya semakin mudah dimengerti. Ustad-ustad gaul pun bermunculan.

Instagram menjadi tempat yang mendominasi penyebaran dakwah. Akun-akun dakwah bermunculan, influencer dakwah semakin terkenal dan memiliki banyak followers karena gaya dan kehidupan mereka terlihat sangat mengikuti zaman. Dulu, memakai jilbab mungkin masi menjadi hal yang kurang banyak orang mau lakukan, sekarang tren memakai pakaian muslim menjadi hitz dikalangan muda-mudi.  Entah karena hanya ikut-ikutan atau memang niat dalam diri, tetapi hal ini merupakan tren yang positif dan harus didukung.

Konten-konten ceramah di Youtube pun semakin banyak dan tidak kalah viewers dengan konten-konten 'pamer harta'. Para pendakwah zaman sekarang semakin mengerti bagaimana seharusnya pelajaran agama disampaikan, sehingga pemuda tidak merasa terkengakang ataupun terberatkan dengan kajian-kajian yang ada. Mengambil berbagai isu yang sering dibicarakan akan membuat sebuah ayat semakin mudah disampaikan. 

Bahkan kalau kita perhatikan, konten-konten tiktok bernuansa islami memiliki viewers yang banyak dan komen-komen yang positif, meskipun beberapa berkomentar, "Ga berani skip, takut dosa", semoga hal tersebut lama-lama menjadi kebiasaan yang positif untung mendengarkan ayat ataupun ceramah singkat di Tiktok.

Hal yang juga menjadi tren positif adalah semakin banyaknya generasi milenial yang tertarik untuk menghafal Al Qur'an. Mungkin hal ini sebagai dampak semakin banyak infulencer keren yang bermunculan di Tiktok maupun Intagram. Mereka menunjukkan dengan menghafal Al Qur'an banyak sekali hal yang menjadi lebih baik, bahkan semua hal. Mereka juga menunjukkan, bahwa menghafal Qur'an bukan hanya untuk orang yang berada di pesantren, tapi merupakan hal yang harus dilakukan semua muslim. 

Para influence ini juga memperlihatkan, tidak perlu terlihat 'alim dari sisi berpakaian karena sudah menghafalkan Qur'an, tetap bisa gaul dengan tetap menuruti syariatnya. Ya sudah kita ketahui secara umum, kebanyakan pemuda muslim di Indonesia kadang takut atau bahkan tidak berminat untuk melaksanakan kewajiban-kewajibannya sebagai seorang muslim karena tidak suka di cap 'alim, dikatakan sok sholeh dan sebagainya, maka menjadi kewajiban bagi kita semua untuk menunjukkan dan menjadi brand ambassador bagi Islam itu sendiri, ternyata melaksanakan kewajiban-Nya adalah hal yang tidak memberatkan dan tetap bisa menyesuaikan zaman.

Grub-grub ngaji online, seperti ODOJ pun semakin banyak bermunculan. Webinar, pengajian, bahkan live mengaji bersama semakin banyak penonton dan yang menantikan. Hal ini tentunya harus terus didukung dan dikembangkan. Para pendakwah juga tetap harus memperdalam ilmu yang dimiliki, sehingga bisa terus menjadi penyampai pada generasi muda. Bahkan kalau kita perhatikan, ternyata banyak sekali masyarakat yang belum menjalankan kewajibannya karena kurangnya informasi yang dimiliki, hal ini sangat mengejutkan di tengah era yang serba teknologi. 

Menyampaikan manfaat dan keutaman menghafal Al Qur'an saat ini menjadi tantangan tersendiri. Permasalahan duniawi semua ada jawabannya di Al Qur'an dan hal tersebut masi banyak orang Islam yang tidak tahu.  Namun, dengan semakin banyak bermunculan akun-akun yang mempelajari isi dan makna Al Qur'an diharapkan semakin luas tersebar, bahwa Allah melalui kitab-Nya sangat baik sekali, menuntun umatnya dalam menjalani hidup. Bahkan kegalauan, insecure, dan segala masalah yang sekarang ini banyak dibahas, semua jawabannya ada di Al Qur'an.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun