Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Tidak Diterima Masuk Kerja Akibat Alamat Email yang Nyeleneh

2 Februari 2012   18:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:08 2126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13282179371935138215

[caption id="attachment_167994" align="aligncenter" width="640" caption="ilustrasi/admin(shutterstock.com)"][/caption] Mungkin hampir setiap orang mempunyai email atau alamat surat elektronik yang banyak tersedia gratis oleh beberapa penyedia layanan email, seperti Yahoo, Google, Microsoft dan lainnya. Sayangnya, tidak semua orang menyadari betapa pentingnya penggunaan dari email tersebut. Karena terkadang email hanya digunakan untuk mendaftar suatu akun di jejaring sosial ataupun sekadar chatting belaka. Apalagi mengenai nama email itu sendiri, yang kerap dianggap orang tidak terlalu penting bahkan terkesan asal-asalan saat pertama kali membuatnya. Pagi tadi di kantor tempat kerja saya ada suatu peristiwa yang aneh, menggelikan sekaligus bikin miris. Sebab selama saya bekerja, baru kali ini menemukan hal yang aneh seperti ini. Saat saya asyik mengetik laporan penjualan akhir bulan, datang seorang pelamar kerja yang berusia sekitar 22 tahun (menurut keterangannya). Ketika itu ia sedang menjalani interview dan sekalian untuk di tes buat masuk kerja. Berhubung tempat saya kerja, bergerak di bidang importir kain, handuk dan segala macam barang mandi, maka yang dites pun berkaitan dengan ilmu ekspor-impor, pajak serta akuntansi. Saat tes pertama, kebetulan ia lulus dengan nilai yang memuaskan, 8 dari maksimal 9 sampai membuat kawan personalia saya yang juga seorang Ibu muda kagum. Lalu di tes kedua psikologi, agak mulai keder, sebab ketika ditanya ini dan itu, jawabannya agak melantur dan gemetaran. Mungkin karena baru melamar kerja setelah lulus kuliah ataupun memang orangnya rada pemalu, hingga wajah putihnya basah oleh keringat. Kebetulan tempat duduknya tidak jauh dari depan layar monitor saya, jadi terlihat lah wajahnya yang lampias karena pucat. Lalu, raut wajahnya terlihat makin bingung ketika Ibu personalia meninggalkan ruangan dan memberinya sebuah kertas hvs kosong. Sempat beberapa lama ia memandangi kertas kosong tersebut, kemudian sesekali mengucek-ngucek (menggerak-gerakkan) kertas tersebut secara bolak-balik. Hingga akhirnya mengagetkan saya ketika ia menanyakan kepada saya untuk apa kertas tersebut. "Mas, maaf ya saya bingung. Buat apan sih ini kertas, kok Ibu itu ngasih kertas kosong begini?" Ya ampun, ternyata ia masih begitu polos, entah tidak mengetahui tes semacam itu atau memang baru pertama kali melamar pekerjaan. Ada maksud untuk membantunya dengan memberikan sedikit gambaran, tapi apalah daya karena di ruangan saya ada kamera cctv untuk memonitor aktivitas karyawan. Jadinya, terpaksa saya hanya menjawab seadanya, juga Ibu Personalia sudah kembali lagi ke ruangan karena waktu yang diberikan selama 10 menit sudah habis. Sambil mengerjakan laporan, saya mendengarkan pembicaraan mereka berdua, dan tak lama kemudian gadis pelamar kerja itu pamit saat sesi interview selesai. Saya yang penasaran pun menanyakannya pada Ibu Personalia yang biasa dipanggil Ibu Wid, seorang baik hati, dan juga gaul, namun saya sendiri pernah dijuteki olehnya saat melamar kerja dahulu. Ternyata jawabannya adalah, ditolak, karena menurut Ibu Wid, meski gadis itu tergolong pintar, namun sifatnya labil, terlihat saat tes psikologi tadi yang nilainya sangat rendah. Dan lagi, salah satu faktor yang kurang darinya adalah mengenai alamat emailnya yang terkesan sangat nyeleneh. Saat saya melihat, memang masih kentara betul sifat remaja darinya, yakni alamat emailnya adalah reny_luvh*****@***.com. Juga saat dicek di akun jejaring sosialnya, facebook, myspace dan tagged, benar-benar sangat abg. Statusnya yang banyak mengomel dan curhat di dunia maya, lalu foto-fotonya terkesan norak dan wah sudah memberikan kesan gagal lulus oleh Ibu Personalia. Saya sendiri tidak mengerti ketika Ibu Personalia itu sampai mempermasalahkan email yang saya anggap sepele dan juga status di dunia maya. Namun menurutnya yang sudah kenyang pengalaman, kegiatan di dunia maya sangat berpengaruh juga terhadap prilaku di dunia nyata, apalagi saat sedang bekerja. Juga tes di awal saat melamar kerja itu adalah penunjukkan jati diri untuk pelamar tersebut. Karena kalau sudah bisa melewati tes yang sulit terutama psikologi, maka diharapkan ketika sudah bekerja pun bisa melewati kesulitan mengenai pekerjaannya. Sebab, pintar saja tidak menjamin seseorang untuk dapat memberikan sumbangsih di tempatnya bekerja, tapi diperlukan suatu keyakinan dan juga semangat untuk bisa dan tidak labil. Untuk itu saya ada beberapa catatan berdasarkan pengalaman pribadi serta peristiwa pagi tadi mengenai cara untuk menghadapi wawancara saat melamar kerja. - Usahakan memakai pakaian yang formal, pria memakai kemeja, celana bahan warna hitam, sepatu pantovel serta yang terpenting adalah rapi, dengan baju dimasukkan dalam celana. Untuk kaum perempuan, saya kurang begitu paham, namun melihat beberapa pelamar kerja di kantor saya, biasanya memakai kemeja, blues dan juga rok berwarna hitam dibawah lutut. - Usahakan untuk tidak memakai aksesoris yang berlebih, kalau pria cukup jam tangan (arloji) dan tidak perlu gelang, kalung apalagi di tindik bagian telinga dan dagu. Sebab itu akan menjatuhkan images pelamar di mata orang yang mewawancarai. Untuk perempuan cukup seperti biasa, kalau saya memperhatikan pelamar kerja di kantor, hanya rambut mereka yang panjang dibiarkan terurai dan tidak dibuat-buat seperti jambul khatulistiwa ala Syahrini. - Pastikan sudah mandi pagi dan juga memakai wewangian (tidak harus), saya punya pengalaman ketika ada seorang lelaki berusia dua puluhan melamar kerja. Saat itu terlihat basah kuyup oleh keringat, mungkin karena habis macet naik motor, jadinya pakaian yang dikenakan agak melekat dan tidak menyerap keringat. Akhirnya timbul bau tidak sedap (bau apek) yang keluar dari tubuhnya akibat saat naik kendaraan menuju kantor. - Kalau kita mencantumkan alamat email, atau akun jejaring sosial, sebaiknya jangan yang aneh-aneh. Contoh wita_lovechynk.greatest@yahoo.co.id atau firmansyahboelangksax@gmail.com, selain kurang familiar nama kedua email tersebut terkesan menunjukkan bahwa si pelamar tidak serius dalam melamar kerja. Apalagi biasanya setelah melihat alamat email pelamar, oleh sang pewawancara biasanya langsung di cek, keberadaanya di dunia maya. - Kalau bisa, hindari rasa gugup dan panik ketika mulai dicecar oleh sang penanya. Biasanya mereka malah akan semakin memberikan pertanyaan yang sulit namun sebenarnya mudah untuk dijawab saat kita mulai terlihat panik dan bicaranya, kebanyakan "ee, saya... ee, kalau begitu" dan seterusnya. Sebab ini adalah santapan empuk mereka yang setiap hari telah bertemu dengan pelamar kerja. - Tidak terpancing dengan kata-kata lembut sang penanya, juga jangan sampai tersulut amarah saat sang penanya mulai mencoba memainkan emosi kita. Sebab itu adalah bagian dari pekerjaan pewawancara untuk melihat reaksi kita apalagi kalau orang yang melamar kerja itu latah. - Pandai-pandai memainkan perasaan kita, apalagi ketika sudah berlanjut mengenai gaji. Usahakan jangan terlalu tinggi mematok gaji, namun juga jangan memberikan jawaban standar seperti, "ya... itu sih terserah perusahaan saja ingin memberikan saya gaji berapa, pasti akan saya terima dengan senang hati" Kalau itu sudah terucap oleh kita, maka tanpa kita sadari ucapan kita akan langsung terekam olehnya, dan akhirnya gaji yang kita terima ya itu, terserah dari perusahaan tersebut yang ingin memberinya! Saya ketika beberapa kali melamar kerja dan ditanyakan mengenai gaji selalu menjawab agar gaji yang saya terima di perusahaan baru ini lebih baik dari gaji yang saya dapat di perusahaan yang lama. Bukan bermaksud untuk untuk memberikan harga mahal, namun saat hendak bekerja di perusahaan yang baru, salah satu keinginan kita adalah untuk mendapatkan sesuatu yang lebih, termasuk gaji dan fasilitas yang ada di dalamnya. - Usahakan untuk selalu mengucapkan terima kasih saat selesai wawancara, walaupun tidak begitu berpengaruh tetapi ucapan terima kasih ini akan membekas di hati sang pewawancara, sebab ia merasa sudah dihargai oleh sang pelamar kerja dan akan ada pertimbangan khusus darinya. Ini berdasarkan cerita dari beberapa pewawancara di bagian personalia tempat saya bekerja, sebab namanya mereka juga manusia biasa tentunya akan senang ketika ada orang yang tulus mengucapkan rasa syukur dengan kalimat terima kasih, terlepas dari diterima maupun tidaknya sang pelamar kerja. Beberapa tips diatas adalah berdasarkan pengalaman saya saat melamar kerja, walaupun tidak dapat dipukul sama rata, namun setidaknya sedikit mewakili saat wawancara berlangsung. Semoga bermanfaat.

*    *    *

Djembatan Lima, 03 Februari 2012 - Choirul Huda (CH)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun