Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Sketsa Kompasiana 2011: Era Dunia Dalam Media Warga...

9 November 2011   00:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:54 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_141017" align="aligncenter" width="640" caption="Kompasiana: Sharing. Connecting. "][/caption] Sudah lewat setahun saya bergabung dengan rumah sehat bernama, Kompasiana. Sebuah media warga yang banyak memuat berita dari masyarakat luas, baik itu reportase maupun opini dari penulis profesional atau pemula seperti saya ini. Dalam sepuluh bulan terakhir menikmati karya tulisan yang berseliweran dari kawan Kompasianer yang menghiasi Kompasiana, ada beberapa yang saya ingat baik itu tulisan menarik, aktual, hingga kontroversi. Mulai dari awal bulan Januari hingga hangatnya bulan November ini, telah banyak tulisan-tulisan yang mewarnai, serta dikenal masyarakat luas karena menghebohkan. Beberapa yang saya tangkap adalah tentang Email anggota DPR-RI, Polemik penetapan Idul Fitri 1432 H, serta kematian seorang Bayi akibat Orang tuanya asyik BBMan... Menyimak dari perkataan Bang Isjet (Iskandar Zulkarnaen) seorang Admin Kompasiana, tentang peranan media warga dalam memberikan kontribusi berita, tidak kalah dengan media Mainstream lainnya. Kalau dahulu, terkenal jargon Dunia Dalam Berita, mungkin sekarang sudah tidak terdengar lagi gaungnya karena sudah digantikan oleh "Dunia Dalam Media Warga..." Berikut ini adalah beberapa catatan yang dapat saya tuangkan dalam tulisan selama perjalanan tahun 2011 di Kompasiana.

*     *     *

1. Bulan Januari. Memasuki awal Tahun 2011 ini, Kompasiana mengalami perubahan yang mendasar, baik itu dari segi tampilan maupun kriteria yang ada. Yaitu tentang Verifikasi Akun, untuk mencegah akun-akun (-maaf) siluman yang bergentayangan dengan bebas. Juga memberikan keuntungan lebih bagi Kompasianer yang memverifikasi akunnya dengan cara men-scan ktp atau kartu identitas lainnya. Tapi saya sendiri, baru terverifikasi setelah melewati enam bulan lamanya, saat bulan Maret lalu. Saking malasnya untuk menscan, sekaligus awalnya rada khawatir takut identitas diri menyebar ke orang lain... Selain itu ada perubahan tentang kriteria Headlines, Highlight, dan Terekomendasi menggantikan beberapa kolom ter-ter-ter yang dahulu ada seperti, Terpopuler.

*     *     *

2. Bulan Februari. Di bulan kedua ini, banyak acara yang diadakan oleh Kompasiana, salah satunya adalah Modis bersama Marzuki Alie,yang sayangnya saya tidak dapat mengikuti. Acara yang berlangsung di Plaza Senayan ini menjadikan sebuah ajang untuk aspirasi warga, khususnya dari Kompasiana sebagai Jurnalis Warga untuk melayangkan pertanyaan, usul dan komentar serta pernyaataan kepada Marzuki Alie, selaku Ketua DPR RI. Tajuknya, tak lain dan tak bukan, tentang pembangunan gedung baru DPR, yang banyak menuai kecaman masyarakat. Dan menjadi sorotan hangat dari media cetak dan elektronik, tak lupa media online pun ikut-ikutan seperti membikin polling, pantas atau tidak tentang rencana pembangunan gedung baru tersebut. Lalu tentang Rubrik Agama yang Dihapus, kalau ini menuai banyak pro dan kontra dalam penghapusan rubrik tersebut. Ada yang tidak menyetujui, namun tak jarang pula yang mengangguk dan menganggap rubrik agama hanyalah sebagai wadah untuk saling mengejek agama yang satu dengan  yang lainnya. Sekaligus menimbulkan banyak perdebatan hingga tak berujung dari postingan-postingan yang beredar di rubrik ini. Hingga tulisan yang provokatif menuai banyak polemik, yang mengakibatkan Admin bertindak tegas dengan langsung "mendeletenya". Di bulan ini juga ada suatu perubahan penting bagi dunia Internasional, bahkan sangat berpengaruh untuk kehidupan selanjutnya. Yaitu saat Mesir, negeri padang pasir bergejolak oleh demo rakyatnya. Di Kompasiana sendiri, banyak penulis yang menetap di Mesir dan memberikan banyak laporan tentang keadaan disana. Mulai dari diberlakukan jam malam hingga aturan yang ketat untuk warga asing saat terjadi demo. Serta tentang situasi keamanan di sana yang sempat membuat khawatir banyak keluarga WNI yang ditinggal pergi.

*     *     *

3. Bulan Maret. Di bulan ketiga kalendar masehi ini, ada kegiatan yang berlangsung hampir setahun lamanya yaitu Blogshop Telkomsel Kompasiana. Pelatihan ngeblog yang diselenggarakan Kompasiana bersama Telkomsel, dan berlangsung di 10 kota besar Indonesia, mulai dari Palembang hingga Bandung. Terakhir acara Blogshop berlangsung dua minggu lalu, saat diadakan di XXI Djakarta Teather, bersama seratus orang lebih Kompasianer yang turut menghadiri acara tersebut. Dan, tinggal menunggu Bali, untuk perhelatan berikutnya serta Bandung sebagai kota pamungkas acara pelatihan Blogshop. Kesepuluh Kota yang pernah dan akan disinggahi adalah: - Palembang: 19 Februari - Aceh: 26 Maret - Medan: 23 April - Maluku: 28 Mei - Malang: 25 Juni - Makassar: 30 Juli - Balikpapan: 24 September - Jakarta: 29 Oktober - Denpasar: 26 November - Bandung: 17 Desember. Tinggal 2 kota lagi yang akan disinggahi, apabila kawan-kawan Kompasianer ingin mengikuti, baik itu berasal dari kota yang sama atau berlainan kota. Silahkan mendaftar dengan gratis, mumpung kuotanya masih tersedia. Acaranya sendiri sangat bermanfaat dan beguna bagi Kompasianer pemula maupun Junior. Karena tidak hanya sekadar tips blogging biasa, melainkan mengulas tentang sisi lain untuk menjadi blogger yang baik. Selain itu, bencana Tsunami yang menimpa Jepang dengan skala 8,9 pun turut menggemparkan dunia. Maka tak heran, apabila Kompasiana sebagai Citizen Media, banyak menerima laporan langsung dari beberapa Kompasianer yang menetap di Jepang, tentang bencana alam tersebut. Baik itu saat terjadi maupun pasca Tsunami yang memporak-porandakan sebagian wilayah Jepang. Juga ada perhelatan Festival Fiksi Kolaborasi, dari ratusan Kompasianer yang membuat tulisan dengan tema Fiksi untuk berduet dengan kawan sesama Kompasianer lainnya. Meskipun saya tidak mengikuti acara ini, tapi ada satu tulisan yang sangat menggelitik dari Duet Double Ndut, yaitu Om Jay dan Traktor Lubis dengan judul Cerita Guru Konyol Yang Suka Banyol (Kasus Kentut).

*     *     *

4. Bulan April. Kompasiana mulai mengenalkan lebih dekat tentang Toolbar Kompasiana yang mana dapat digunakan untuk browser Mozilla dan IE. Sayangnya tidak tersedia untuk versi Google Chrome, dimana sudah banyak dipakai oleh netter Indonesia, karena cepat dan simple. Saya yang menyukai Chrome, mau tidak mau harus beralih lagi ke Mozilla, untuk memasang toolbar tersebut, sekaligus mencobanya dimana kegunaannya untuk memudahkan mencari artikel terdahulu. Di bulan ini, ada event tentang melestarikan dongeng nusantara yaitu, Paradoks (Parade Dongeng Anak Nusantara). Banyak tulisan yang masuk, mulai dari tentang legenda Timun Mas, Si Kancil, Malin Kundang, hingga versi Wayang seperti yang saya buat. Sungguh event yang sangat inspiratif sekaligsu bermanfaat untuk melestarikan kebudayaan nusantara dari gempuran derasnya budaya luar.

*     *     *

5. Bulan Mei. Di bulan ini, Kompasiana sekaligus masyakarat Indonesia dihebohkan oleh tulisan dari Kompasianer Didi Rul tentang Email anggota DPR. Bermula saat rombongan DPR melakukan kunjungan ke Australia dan bertemu dengan Mahasiswa di sana. Dalam sesi tanya jawab, ada beberapa anggota DPR yang kebingungan saat ditanyai alamat email. Padahal di era sekarang ini, alamat email, sudah lumrah dan bukan lagi barang langka. Namun DPR sebagai instansi pemerintah ternyata masih memakai email dari luar, bukan dengan domain sendiri. Tak pelak lagi, menjadi bahan gunjingan hingga seluruh media baik cetak maupun elektronik yang mengulasnya kembali. Dan di Kompasiana berita itu bermula, peran Didi Rul sebagai Jurnalis Warga ternyata berimbas dengan kepopuleran sebuah blog keroyokan yang tidak kalah dengan media mainstream dalam mengemukakan berita. Serta, terlihat banyak sekali corak yang mewarnai rumah sehat Kompasiana. Seperti yang saya temui, yaitu: - Saling tuduh antara Kompasianer yang di cap sebagai Tukang Copas. - Admin Kompasiana yang ramai dikritik... - Saling kritik antara sesama Kompasianer di beberapa tulisan - Adanya isu Akun Siluman dan Akun Malaikat - Dan juga tentang Pro dan Kontra Iklan Rokok... Seperti yang saya tulis kan di status saat itu di sebuah Grup Facebook Kompasianer Community.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun