Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Garuda Wisnu Kencana yang Memesona

27 September 2013   02:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:20 1546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_268796" align="aligncenter" width="369" caption="Patung Dewa Wisnu yang bermandikan cahaya saat senja hari (www.kompasiana.com/roelly87)"][/caption] Ketika mendengar kabar ditugaskan ke Bali, pikiran saya langsung tertuju pada suasana sejuk di bukit Kintamani. Entah kenapa saya sangat terpikat dengan pemandangan dan suasana hening di objek wisata yang terdapat di kecamata Bangli, provinsi Bali. Mungkin sekadar bernostalgia karena pernah mengunjunginya belasan tahun silam, tepatnya pada 1996. Atau, karena terpengaruh dengan salah satu lagu kenangan ciptaan Ebiet G. Ade yang sangat dahsyat, Nyanyian Rindu. Hanya, selama sepekan lebih berada di "Pulau Dewata", saya tidak mempunyai kesempataun untuk kembali melihat keelokan alam di Kintamani. Selain faktor jarak yang sangat jauh dari tempat saya menginap, di kawasan Jimbaran. Juga karena padatnya rutinitas selama di Bali karena harus mengikuti seminar suatu event olahraga yang baru selesai pukul 17.00 WITA. Meski gagal ke Kintamani, tapi tidak membuat saya berkecil hati selama berada di "Pulau Seribu Pura". Sebab, akhirnya saya bisa mengunjungi tempat wisata populer: Garuda Wisnu Kencana (GWK). Ya, adagium lawas, "tiada akar rotan pun jadi" membuat saya sedikit melupakan kekecewaan itu pada Sabtu sore (14/9). Walaupun pembangunan patung GWK baru rampung tiga tahun mendatang, tepatnya 2016. Memang, dalam areal seluas 60 hektar itu masih banyak yang kosong dan sedang dilakukan pembangunan, termasuk hotel serta tempat wisata lainnya. Tapi, bisa menyaksikan keberadaan patung setinggi 127 meter yang menjadi rekor dunia melebihi patung Liberty di Amerika Serikat (93 meter). Itu menjadi kebanggaan mengingat, GWK merupakan karya bangsa tersendiri yang dibangun oleh seniman I Nyoman Nuarta dan sempat terbengkalai selama 16 tahun. Sesampainya di GWK yang hanya berjarak beberapa kilometer dari penginapan, saya dibuat terpesona dengan keindahan alam sekitar. Terutama saat dari kejauhan menyaksikan pemandangan jalan tol di atas laut, Bali Mandara yang menghubungkan bandara Ngurah Rai-pelabuhan Benoa-Nusa Dua. Sementara, di beberapa titik di sekitar areal Lotus Pond terdapat beberapa petugas yang sedang membongkar beberapa panggung bekas pelaksanaan acara Miss World sehari sebelumnya. Menarik juga, setelah saya bertanya kepada beberapa petugas, selain mengadakan acara yang sempat menjadi kontroversi itu. Ternyata, Lotus Pond sering digunakan sebagai penyelenggaraan konser musik berskala internasional. Salah satunya raksasa metal asal Amerika Serikat, Iron Maiden pada 2010 lalu. Puas menyusuri areal yang sekelilingnya dipenuhi batu kapur itu, hingga penunjung seperti berada dalam benteng raksasa. Saya beranjak menuju patung kepala Garuda yang terletak di ujung Lotus Pond. Tampak, beberapa pengunjung asyik mengabadikan momen dengan latar belakang patung Garuda yang menjadi kendaraan Dewa Wisnu. Kendati hanya kepalanya, toh tidak menyurutkan antusiasme ratusan orang yang datang, terutama remaja untuk mengambil pose tertentu atau sekadar duduk-duduk di pelataran tangga. Menurut seorang pemandu wisata yang sempat saya ajak ngobrol, kebetulan beliau asli Bali, Tabanan. Saat ini pembangunan utuh patung Garuda sudah dilakukan, tapi bukan di areal GWK, melainkan di Bandung, tepatnya di workshop Studio Nyoman Nuarta, di Sarijadi. Sebelumnya, saya sendiri sudah mengetahui mengenai kelanjutan GWK yang sempat terhenti 16 tahun saat membaca berita online. Tapi, menarik juga ketika mendengar penuturan langsung dari masyarakat setempat yang sangat antusias menjelaskan megaprojek tersebut. "GWK ini kelak akan menjadi salah satu bangunan yang identik dengan Bali. Sama halnya dengan Monas (Monumen Nasional) di Jakarta, Jam Gadang di Bukittinggi (Sumatera Barat), atau Gedung Sate di Bandung (Jawa Barat)," kata pemandu bernama I Wayan Cadre itu menjelaskan. Puncaknya ketika saya menaiki puluhan anak tangga untuk sampai ke patung Dewa Wisnu yang belum selesai. Sebagai penyuka wayang, di GWK yang paling membuat saya tetarik tentu keberadaan patung setengah badan ini. Dalam versi perwayangan Jawa, Dewa Wisnu menjelma sebagai beberapa tokoh sakti, mulai dari Arjuna Sasrabahu, Parasurama, Ramayana, hingga Sri Kresna yang menjadi favorit saya, khususnya dalam menulis cerpen. Hanya, untuk memotret patung tersebut dalam keadaan sepi, saya harus bersabar menunggu puluhan orang yang berpose dengan latar belakang patung Wisnu tersebut. Mulai dari wisatawan lokal hingga mancanegara saling bergantian. Ada yang sambil berdiri, duduk, tiduran, hingga ekspresi yang unik. Setelah puas menyusuri sudut patung Wisnu, tak lupa saya mengunjungi pendopo yang berada di dekat pintu keluar. Terdapat keterangan mengenai asal mula pembangunan GWK beserta maket setelah jadi pada 2016 mendatang. Tak lupa, sebelum pulang, I Wayan Cadre menawarkan saya untuk menyaksikan tari Kecak di Amphitheatre yang berkisah tentang peperangan Ramayana dengan Rahawana demi memperebutkan Dewi Sinta.

*      *      *

[caption id="attachment_268797" align="aligncenter" width="419" caption="Beberapa pengunjung berpose dengan latar belakang patung Garuda"]

1380221108471880197
1380221108471880197
[/caption]

*      *      *

[caption id="attachment_268798" align="aligncenter" width="442" caption="Lotus Pond yang dikelilingi batu kapur"]

13802211741576056862
13802211741576056862
[/caption]

*      *      *

[caption id="attachment_268799" align="aligncenter" width="442" caption="Pemandangan jalan tol atas laut Bali Mandara dari kejauhan"]

1380221244366801395
1380221244366801395
[/caption]

*      *      *

[caption id="attachment_268800" align="aligncenter" width="442" caption="Maket patung Garuda Wisnu Kencana kalau sudah jadi"]

13802213351828588778
13802213351828588778
[/caption]

*      *      *

[caption id="attachment_268801" align="aligncenter" width="430" caption="Tari Kecak tentang perang Ramayana-Rahmawa"]

1380221395340766552
1380221395340766552
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun