Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Satu Tahun di Kompasiana: Belajar Ngeblog dan Ngeblog Sembari Belajar...

11 Oktober 2011   23:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:04 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_135238" align="aligncenter" width="614" caption="Perjalanan Satu Tahun di Kompasiana: Searah Jarum Jam"][/caption] Tepat 11 Oktober kemarin, akhirnya saya telah bergabung di Kompasiana selama setahun. Tidak terasa, waktu berjalan begitu cepatnya. Berawal dari coba-coba untuk ikutan registrasi, sampai mencoba untuk memposting tulisan perdana yang sangat acak-acakan, hingga sekarang yang masih mencoba untuk belajar menulis dengan baik lagi... Gara-gara keasyikkan menulis di Kompasiana pula, membuat saya sedikit melupakan blog pribadi, yang telah dibuat dengan bantuan beberapa orang kawan. Gabung di Kompasiana sejak 11 Oktober tahun lalu, sementara blog pribadi dimulai empat bulan kemudian, pertengahan Februari 2011. Namun, seperti kata pepatah bahwa seseorang itu tidak boleh berpijak diantara dua perahu, maka saya pun harus memilih satu diantara dua, ngblog di blogger (blog sendiri) atau di Kompasiana. Kalau main Jujur-jujuran adakalanya saya lebih cenderung memilih Blog pribadi, karena dapat mengkreasikan profil dan tampilan, serta bebas mengekspresikan tulisan sendiri, dibandingkan dengan Kompasiana. Tapi ibarat minum air, harus ingat pada sumbernya. Maka saya pun memilih Kompasiana, yang mana lebih dulu bergabung dan juga tempat awal saya belajar menulis sebagai sandaran untuk ngeblog... Karena ngeblog di Kompasiana, selain bisa mendapatkan banyak teman, juga dapat banyak komentar yang masuk, (berbeda dengan blog sendiri, dimana paling banyak komentar adalah 5-10, dan juga harus capek-capek mengunjungi blog teman atau tetangga). Di Kompasiana sendiri, apabila sebuah tulisan dinilai bagus, maka akan berbondong-bondong banyak yang mengunjungi atau mengomentari tulisan tersebut. Juga ketika ada tulisan yang sedikit melenceng dari jalur, maka Kawan-kawan kompasianer selalu memberi masukan atau nasehat melalui Inbox yang disediakan. Jadi tidak hanya lewat komentar, yang bisa-bisa malah menjadi konflik. Membuat saya semakin terpincut dengan Kompasiana, belajar ngeblog dan ngeblog sambil belajar... Selama setahun ini total sudah 103 tulisan ecek-ecek yang saya buat, plus dua tulisan kolaborasi dengan Pak Budi Susilo dan Mbak Shabrina WS. Masih sangat sedikit memang kalau dibandingkan dengan setahun yang berjumlah 360 hari. Dan juga tulisan saya pun baru mendapatkan 9 HL (Headlines), plus minggu kemarin, Alhamdullilah berhasil menembus Freez di Kompas Cetak. Suatu kado ulang tahun yang sangat berkesan dari Kompasiana. :) Berikut ini adalah beberpaa gambaran perjalanan saya selama di Kompasiana, bukan dimaksudkan untuk pamer atau mendramatisir, namun hanya untuk mengingatkan kepada diri sendiri, bahwa inilah saya selama setahun terakhir. Sebenarnya catatan perjalanan selama setahun ini pantasnya diposting oleh penulis senior atau orang yang sudah lama berkecimpung dengan dunia tulisan  dan tidak cocok untuk diposting oleh saya yang pemula dan masih baru. Tapi karena belajar adalah bagian dari hidup, maka saya pun menebalkan muka untuk membuat rangkuman selama rentang waktu saya di Kompasiana. Dan, memotivasi agar satu tahun kedepannya harus lebih baik lagi dari sekarang. Sekaligus sebagai refleksi untuk resolusi menulis dan ngeblog di tahun 2012 nanti. Bukankah wajar, sebagai seorang manusia ingin tetap berusaha bahwa esok harus lebih baik dari hari ini...

*     *     *    *     *     *    *     *     *

- Oktober 2010 Awal mula bergabung di Kompasiana, setelah sebelumnya menyasar di Kompas.com, akibat salah ketik... Dan, tulisan yang kesasar itu berasal dari Kompasianer Terfavorit 2010: Bang ASA (Andy Soekry Amal). Tulisan pertama nan ecek-ecek, ternyata berhasil dikunjungi dan dikomentari oleh Kompasianer Senior, Pak Sjarifuddin Josuf. Terima kasih Pak.

*     *     *

- November 2010 Sering menulis tentang Humaniora dan Falsafah kehidupan, karena saat itu saya sedang menggandrungi beberapa buku yang sangat mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari. Who Moved My Cheese, Da Vinci Code dan Strategi Zhuge Liang dalam Kisah Tiga Negara, membuat saya seolah-olah sebagai seorang ahlis strategi, dalam mimpi...

*     *     *

- Desember 2010 Vakum menulis selama hampir sebulan penuh, disebabkan jadwal kuliah yang padat dan juga kesibukkan dalam mencari pekerjaan. Membuat saya sedikit melupakan aktivitas di dunia maya, termasuk dalam menulis.

*     *     *

-  Januari 2011 Kembali memulai aktivitas menulis. Pernah melonjak-lonjak kegirangan disaat mendapati tulisan saya masuk HL untuk pertama kali. Itulah salah satu penyebab saya termotivasi untuk membuat beberapa tulisan di Kompasiana. Dengan masuk HL, membuat saya semakin terpacu untuk terus menulis, menulis, dan menulis, meskipun saya mengalami HL kedua sekitar tujuh bulan kemudian, tepatnya Agustus 2011. Sebuah penantian panjang dalam proses belajar tulis-menulis... Di Kompasian pula, saya untuk pertama kali belajar mewawancarai PSK, menyusuri lorong-lorong gelap nan hitam dari kehidupan dunia malam, menyaksikan seorang Bos Konveksi yang mengeluh saat dimintai THR menjelang Idul Fitri.

*     *     *

- Februari 2011 Mulai merasakan kenikmatan dalam menulis di Kompasiana, meskipun tulisannya hanya ecek-ecek belaka. Tetapi setidaknya saya banyak belajar dari Kompasianer senior disini. Salah satu tulisan saya yang banyak mendapat aplaus sekaligus cemoohan dari dunia nyata, tentang 500 Meter Dari Istana Negara. Menjadikan tolak ukur untuk kegiatan menulis saya, karena untuk pertama kali saya terjun langsung ke lokasi, sekaligus berhasil mewawancarai seorang PSK yang mangkal, tidak jauh dari Istana Negara. Sesuatu hal yang dianggap tabu oleh sebagian orang, namun itulah sisi lain dari kerlap-kerlip dunia malam di Ibukota, yang sangat nyata. Di bulan ini juga saya mendapatkan banyak teman dari dunia maya, mulai dari Kompasiana dan Facebook. Dan bergabung di grup Kompasianer Community besutan dari Bang ASA. Serta di bulan ini pula, saya mendapatkan banyak tambahan pengetahuan tentang apa dan bagaimana dunia perblogan.

*     *     *

- Maret 2011 Mungkin, di bulan ini adalah puncak saya menulis di Kompasiana. Sebab, menjadi suatu rekor tersendiri yang hingga kini masih belum dapat dipecahkan, yaitu membuat 20 tulisan dalam rentang waktu 30 hari. Mulai dari tanggal 1 maret hingga 30 maret. Untuk pertama kali tulisan saya masuk dalam kolom Terekomendasi, yaitu Puteri Yang Di Tukar, Sinetron Yang Membosankan Tapi Sangat Ditunggu Kehadirannya. Sekaligus Kebanggan Tersendiri, sebab di tulisan saya tersebut meraih rekor pribadi, sebagai tulisan yang terbanyak di baca, sekaligus di komentari. (Hingga semalam, tulisan saya berhasil dilihat oleh 3300 orang lebih, dan dikomentari. Suatu kesempatan yang sangat sulit untuk dilampaui bagi tulisan saya lainnya. Di akhir bulan, saya juga menuliskan pengalaman saat mengikuti Pencalonan Ketua LMK di Kelurahan tempat saya tinggal. Meskipun tidak menang, tetapi setidaknya saya telah berusaha, dan satu-satunya pemuda di daerah saya yang mau mengikuti kegiatan tersebut. Hingga setelah saya memposting tulisan tersebut, membuat saya dibanjiri ucapan selamat baik itu di dunia maya maupun dunia nyata. Bahkan di kantor RW tempat saya tinggal, tulisan saya di print-out serta dipajang di dinding untuk menunjukkan kepada pemuda setempat agar tidak malu untuk berusaha. Kata ketua RW sendiri, bilang bahwa "menang kalah itu biasa, yang terpenting ada kemauan untuk berusaha..."

*     *     *

- April 2011 Saya ikut berpartisipasi dalam Paradoks (Parade Dongeng Anak Nusantara), ketika di ajak oleh Mbak Langit Queen. Seorang Kompasianer yang sangat giat nan gigih dalam mengadakan suatu event fiksi. Tulisan saya bercerita tentang Wayang: Seni, Budaya dan Imajinasi Anak Yang Terlupakan. Sebuah keprihatinan tentang derasnya budaya luar yang masuk untuk mempengaruhi pikiran anak-anak sekarang. Di bulan ini juga, saya sangat giat menulis tentang wayang, yang sangat disayangkan hanya segelintir saja pemuda dan remaja yang juga sangat menggemari wayang tersebut.

*     *     *

- Mei 2o11 Karena kesibukkan dalam bekerja, dan menjelang UTS. Maka saat itu, saya sama sekali tidak melakukan hal tulis-menulis. Menghadiri acara Talk Show Novel Gayus Srondol ke Italy. Sekaligus untuk pertama kalinya saya bertemu dengan Kawan-kawan Kompasianer, seperti Bang Hazmi Srondol sendiri, Pak WS-Thok, Bang Achsin, Bang Alex Enha, Ibu LH (Lianny Hendranata). Dan salah satu momen yang berkesan adalah saat saya mendapatkan novel dari Bang Hazmi, ketika saya mengajukan sebuah pertanyaan tentang bagaiman kelanjutan dari Seri Italy tersebut. Sebuah kebanggan tersendiri mendapatkan sebuah hadiah yang tak ternilai itu. :)

*     *     *

- Juni 2011 Di bulan ini hanya bisa menulis tentang pengalaman pribadi dibalut dengan fiksi, sebab bulan Juni saya teringat dengan seorang gadis yang sangat mempesona, sekaligus sulit untuk dilupakan. Berpartisipasi dalam acara Malam Prosa Kolaborasi. Berduet dengan Pak Budi Susilo dan Mbak Shabrina WS.

*     *     *

- Juli 2o11 Hanya mampu membuat satu tulisan tentang Cerita silat. Selain itu, nihil...

*     *     *

- Agustus 2011 Di bulan ini saya mulai intens untuk menulis di Kompasiana. Berawal dari mengikuti kegiatan Fiksi Surat Cinta, yang digagas Mbak Langit, saya ikut menyumbangkan satu tulisan. Sekaligus di bulan ini juga saya berhasil menembus HL lagi, setelah melalui penantian panjang selama tujuh bulan, terhitung sejak januari lalu. Sejak pertengahan bulan, saya kembali untuk rajin menulis. Karena masa kuliah sedang libur, kerjaan tidak begitu padat, dan juga selama bulan Ramadhan, waktu malam begitu panjang, hingga saya sering menulis saat malam hari menjelang Sahur. Bahkan pernah pula saya jalan-jalan ke sebuah lokalisasi untuk menyusuri bagaimana sisi lain seorang Kupu-kupu malam saat mempersiapkan Hari Raya Idul Fitri untuk anak dan keluarganya.

*     *     *

- September 2011 Inilah salah satu bulan puncak saya di Kompasiana... Sebab selama bulan ini saya berhasil mengikuti berbagai acara yang diadakan, baik itu oleh Admin Kompasiana sendiri maupun undangan kawan Kompasianer lainnya. Seperti menyaksikan Grand Launching Kompas TV, sekaligus untuk pertama kalinya saya bertatap muka dan bersalaman dengan Admin Kompasiana, seperti Kang Pepih Nugraha dan juga Bang Isjet. Karena sebelumnya hanya dapat melihat di tulisan-tulisan mereka, juga status di facebook. Serta dapat bertemu dengan 99 Kompasianer lainnya yang diundang untuk menyaksikan perhelatan akbar ini. Termasuk dengan Pak Thamrin Dahlan, Ibu Aulia Gurdi, Kawan saya yang jenius dalam bidang tulis-menulis, Joshua, serta Andimas yang masih sangat muda dan energik. Di bulan ini juga saya diundang oleh Om Jay (Wijaya Kusumah) untuk mengikuti acara Amprokkan Blogger 2011. Suatu pengalaman tersendiri, dapat berkumpul dengan kawan-kawan Blogger dan Kompasianer dari seluruh nusantara. Disini juga saya tidur dalam satu kamar bersama dengan Pak Dwiki Setiyawan, Pak Geri, Mas Tisna, Bang Gugun7 dan berkesempatan bertemu dengan beberapa Kompasianer lainnya seperti Pak Dian Kelana, Pak Amril, Pak Eko Sutrisno, dan juga Mbak Mira Ayank. Tulisan yang berjudul Waspada Pemerkosaan: Hati-hati Kalau Naik Angkot Berkaca Gelap menjadikan inspirasi untuk menulis selanjutnya. Karena saat itu waktunya sangat tepat, dengan keadaan masyarakat yang masih sangat trauma oleh banyaknya kasus perkosaan didalam angkot, sekaligus sebagai simpati untuk korban. Juga menjadikan saya untuk terus belajar menulis dan melaporkan sesuatu hal yang hangat dan aktual dalam kegiatan saya selanjutnya.

*     *     *

- Oktober 2011 Mulai berpaling dari Fiksi, Wayang, dan Cerita Silat untuk mencoba belajar mereportase. Sering melakukan aktifitas jepret-menjepret (Belajar dari foto-foto Pak Dian Kelana) di bidang fotografi, yang mana dalam hal ini sudah lama tidak tersalurkan, -sejak lulus SMA tahun 2004 lalu. Di sepertiga bulan ini juga (sekarang) saya ingin fokus pada suatu rubrik tertentu. Seperti halnya Bang Hazmi tentang Humor, Bang Kimi Raikko mengulas Tekno, Bang Trihito Wibowo soal Sepak Bola, Bang Krisna Lazuardi yang biasa memuat soal musik, Mbak Yayat tentang balap, Mbak Langit Queen tentang fiksi dan lain-lainnya. Saya inginnya menulis tentang wisata, seperti dari museum ke museum lainnya atau beberapa tempat rekreasi di Jakarta. Namun terkadang godaan untuk mencoba sesuatu hal yang baru, membuat saya menjadi tidak komitmen dalam menulis. Adakalanya, hari ini rubrik politik (banyak mengutip dari Koran Kompas), esoknya tentang ekonomi, bahkan kembali ke Humanioran, dan Catatan Harian... Di bulan ini pula, saya pernah di cap sebagai penulis Esek-Esek. Gara-garanya sering menulis tentang Sisi lain PSK dan dunia malam. Waktu itu saya pernah mengupload foto di Facebook beberapa screen shot selama saya HL, tidak sangka ada seorang kawan yang mengomentari "Hebat ya, ternyata penulis Esek-esek dapat juga HL..." Lalu beberapa hari yang lalu juga ada inbox yang masuk, dengan mengatakan saya sebagai penulis yang sombong, karena tidak membalas komentarnya saat itu juga. Yang langsung saya balas, bahwa bukannya saya sengaja untuk telat membalas komentar-kometnar yang masuk dalam tulisan saya, tetapi karena waktu yang tidak tepat. Kalau saya biasanya memposting sebuah tulisan jam 7 pagi, setelah itu langsung berangkat kerja, dan selama di kerjaan tidak ada akses internet untuk komputer. Baru setelah saya pulang kuliah jam 9 malam, dapat membuka internet dan membalas satu persatu komentar yang masuk. Untungnya kawan itu mengerti akan kesulitan saya. :)

*     *     *

Beberapa kawan mungkin bertanya, tentang kenapa saya selalu menulis yang menitik beratkan HL. Bagi saya pribadi sebenarnya tidak masalah tulisan HL atau Tidak. Tapi kalau mau jujur-jujuran, mendapatkan HL adalah suatu kenikmatan tersendiri dalam menulis di Kompasiana ini. Karena dapat dibaca lebih banyak orang, serta sebagai referensi saya kedepannya, seperti halnya Bang Yusran Darmawan lakukan, saat ia berhasil study ke Amerika Serikat berkat tulisan-tulisan HL yang didokumentasikannya.

*  *  *  *   *

Berikut ini adalah beberapa rangkuman tulisan saya yang paling berkesan (untuk diri pribadi) selama bergabung di Kompasiana. Tulisan Perdana - Welcome To The My World Tulisan HL Perdana - Sore Hari, Jakarta Dihuni Bangsa Barbar Tulisan Terekomendasi Perdana - Puteri Yang Di Tukar, Sinetron Yang Membosankan Tapi Sangat Ditunggu Kehadirannya Tulisan Terbanyak Dibaca - Puteri Yang Di Tukar, Sinetron Yang Membosankan Tapi Sangat Ditunggu Kehadirannya Tulisan Terbanyak Dikomentari - Puteri Yang Di Tukar, Sinetron Yang Membosankan Tapi Sangat Ditunggu Kehadirannya Tulisan Paling Menyentuh - Ironi Seorang Kupu-Kupu Malam Tulisan Bermanfaat - Waspada Pemerkosaan: Hati-hati Kalau Naik Angkot Berkaca Gelap Tulisan Terlama Dalam Proses Pengeditan (foto) - Grand Launching Kompas TV: Detik-detik Dimulainya Acara Hingga Selesai Tulisan Fiksi Paling Berkesan - Maaf Cinta: Untuk "Saat Ini" Aku Sedang Menutup Diri... Tulisan Tentang Budaya Sendiri - Invasi Tokoh Komik ke Dunia Wayang Tulisan Terbaik (versi pribadi) - Standar Ganda Sang Aktivis Mahasiswa Tulisan Kolaborasi - Bersama Pak Budi Susilo - Bersama Mbak Shabrina WS

*     *     *

[caption id="attachment_135243" align="aligncenter" width="437" caption="Postingan Perdana yang Nyeleneh, dengan Komentar Pertama dari Pak Sjarifuddin Joseph."][/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_135239" align="aligncenter" width="614" caption="Saat Kopdaran untuk pertama kali dengan Kawan-kawan Kompasianer (Mei 2011)"][/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_135240" align="aligncenter" width="614" caption="Saat menghadiri Grand Launching Kompas TV"][/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_135242" align="aligncenter" width="602" caption="Simpati Untuk Korban, dan beberapa Tips agar tidak terjadi lagi..."][/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_135241" align="aligncenter" width="614" caption="Ekspresi kegirangan Sang Adik, ketika mengetahui tulisan saya ada di koran Kompas... Dan, tak lupa nasehat dari Ibu saya untuk tidak berpuas diri dan besar kepala."][/caption]

*     *     *

Jangan takut untuk maju perlahan, tapi takutlah untuk hanya diam di tempat... Do not fear going forward slowly, fear only to stand still. Chinese Proverb.

Sedikit pengetahuan disertai tindakan adalah lebih berharga, daripada banyak pengetahuan namun tidak ada tindakan apapun. A little knowledge that acts is worth infinitely more than much knowledge that is idle. Kahlil Gibran.

Cobalah untuk tidak menjadi orang yang sukses, tapi cobalah menjadi orang yang bernilai. Try not to become a man of success but rather try to become a man of value. Albert Einstein.

*     *     *

Learn from yesterday, live for today, and hope for tomorrow...

- Choirul Huda (CH)

____________________________________________________________________________________ Foto: Dok. Pribadi Note: Belajar Ngeblog, Untuk Saling Berbagi dan Berinteraksi Di Dunia Maya mapun Dunia Nyata... ____________________________________________________________________________________ Tulisan Yang Berkaitan: - Di Kompasiana, Saya Belajar Dari Kritik Kawan-kawan Kompasianer Lainnya - Manfaat Menulis di Kompasiana, Saling Berbagi Kebersamaan dan Menjalin Persahabatan - Menulis di Kompasiana, Cara Mewujudkan Internet Sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun