Mohon tunggu...
Choirul Huda
Choirul Huda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer sejak 2010

Pencinta wayang, Juventini, Blogger. @roelly87 (www.roelly87.com)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

"Negeri 5 Menara" Sarat Makna dan Bukan Sekadar Film Hiburan

17 Februari 2012   01:48 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:33 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_161598" align="aligncenter" width="614" caption="Negeri 5 Menara"][/caption] "Ingat... Bukan yang paling tajam. Siapa yang bersungguh-sungguh, dialah yang akan berhasil!" Sepenggal kata mutiara dari seorang Guru kepada anak muridnya ketika sedang mencontohkan cara membelah sebuah dahan pohon dengan sebilah parang. Walau memakan waktu yang lama tetapi dapat juga terpotong menjadi dua bagian, dan bukan karena ketajaman parang tersebut yang membuatnya terbelah, melainkan usaha nyata yang sungguh-sungguh hingga akhirnya membuahkan hasil. Film Negeri 5 Menara (N5M) yang akan diputar pada tanggal 1 Maret 2012 mendatang, sungguh membuat penasaran dari khalayak ramai untuk dapat menyaksikannya. Selain karena kepopuleran novel dengan berjudul sama, N5M yang ditulis oleh Ahmad Fuadi hingga menjadi novel Mega Best Seller dengan terjual lebih dari 200 ribu copy dan di penerbitan Gramedia menciptakan rekor tersendiri sejak 37 tahun yang lalu. Untuk kawan Kompasianer yang pernah mengikuti acara Blogshop dan Kompasianival tentu pernah melihat cuplikan film tersebut dengan disuguhkan adegan mengharukan dan membangkitkan semangat. Terutama saat aksi membelah dahan pohon di kelas Pondok Madani, sampai sang Guru mengeluarkan sebuah kalimat singkat namun sarat makna, Man Jadda Wajada. Ya, untaian sederhana yang menjadikan pemicu harapan agar bangkit dari enam tokoh utama dalam film N5M untuk mencapai cita-cita dan tujuannya walau harus diterpa berbagai macam rintangan. Hingga saat melihat dua kali trailernya di dua kesempatan berbeda, saya dan beberapa kawan Kompasianer lainnya merasakan bulu kuduk merinding, dan tersentak untuk memahami filosofi tersebut.

*   *   *

"Aku ingin jadi milyuner besar itu. Kalau saya mah jadi ketua partai tapi ngajar di kolong jembatan..." Sebuah cita-cita di masa muda yang terkesan tinggi, namun berkat usaha dan tekad keras, hingga akhirnya seiring waktu  mereka mendapatkan apa yang diimpikannya. Alif Fikri dari Maninjau, Raja Lubis dari Medan, Said Jufri dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso Salahuddin dari Gowa. Meski berbeda tempat asal dan jalan hidupnya, namun karena sama-sama bertekad untuk meraih satu tujuan mereka bahu-membahu untuk saling melengkapi dan berbagi satu sama lainnya. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa kru film N5M dan juga penulisnya sendiri Ahmad Fauzi dalam sesi tanya jawab di acara Kompasianival, bahwa film ini proses pengerjaannya lumayan singkat namun sangat menantang. Karena harus mengelilingi beberapa negara dan sebagian besar dilakukan di Pondok Pesantren Gontor saat bulan puasa lalu, dengan bantuan sekitar 800 santri yang masih menetap sebelum hari raya Idul Fitri. Saya sendiri belum berani berbicara lebih jauh mengenai isi film N5M ini, karena baru melihat lewat cuplikan serta membaca novelnya yang tentu sedikit berbeda dengan di film. Namun berdasarkan sedikit cuplikan tersebut dan juga penjelasan dari kru film serta pemainnya, menurut pribadi saya bisa saja film N5M ini dapat menyamai kesuksesan Petualangan Sherina, Ada Apa Dengan Cinta, Ayat-Ayat Cinta serta Nagabonar 2. Atau bahkan melebihinya mengingat animo masyarakat yang begitu tinggi untuk menyaksikan tayangan di bioskop, serta karena film N5M tidak hanya berbicara tentang cinta semata, persahabatan atau keberhasilan tokoh utamanya, tetapi justru penggambaran proses dan lika-liku dalam alur cerita yang bermakna membuat film ini menjadi nilai lebih. Kebetulan malam nanti, saya berkesampatan untuk menyaksikan Nonton Bareng film Negeri 5 Menara bersama dengan undangan dua puluh kawan Kompasianer lainnya yang diproduksi oleh Kompas - Gramedia dan turut disponsori iB Perbankan Syariah. Dan, bagi kawan-kawan Kompasianer yang belum bisa hadir ini ada beberapa foto dari cuplikan video Negeri 5 Menara yang saya ambil screen shotnya beserta foto di acara Blogshop dan Kompasianival.

*     *     *

[caption id="attachment_161600" align="aligncenter" width="614" caption="Bersyukur atas kelulusan dengan melompat ke danau Maninjau"]

13294002981482948848
13294002981482948848
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_161602" align="aligncenter" width="614" caption="Suasana kelas Pesantren Gontor"]

13294004912101288317
13294004912101288317
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_161603" align="aligncenter" width="614" caption="Gapura Pondok Madani tempat mereka belajar"]

13294005631224408392
13294005631224408392
[/caption]

*     *     *

[caption id="attachment_161604" align="aligncenter" width="614" caption="Man Jadda Wajada..."]

1329400619836487618
1329400619836487618
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun