Mohon tunggu...
Muhammad Rodinal Khair Khasri
Muhammad Rodinal Khair Khasri Mohon Tunggu... Dosen - Penulis Lepas

Peneliti di Collective Academia/ Co-Founder/ Koordinator Bidang Religious dan Cultural Studies; Alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada; sekarang berdomisili di Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Apa Itu Filsafat Pendidikan?

1 September 2019   19:17 Diperbarui: 5 September 2019   18:15 8140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: livemint

Aliran ini banyak melakukan rekonstruksi di dalam pendidikan modern abad ke-20. Aliran ini juga menekankan pada masalah kebebasan dan kemerdekaan peserta didik. Di dalam sekolah-sekolah progresif, masalah kebebasan untuk peserta didik sangat diutamakan. 

Mereka didorong dan diberanikan untuk memiliki dan bertindak merealisasikan kebebasan mereka, baik secara fisik maupun pikiran. 

Mereka diberikan kebebasan untuk berinisiatif dan percaya kepada diri sendiri, sehingga peserta didik itu dapat berkembang pribadinya dengan wajar dan dapat pula memperkembangkan watak dan bakat yang terpendam dalam dirinya tanpa terhambat dan terbentur dengan halangan dan rintangan yang dibuat oleh orang lain. 

Kebebasan yang demikian itu merupakan predikat untuk dapat menerima kenyataan, adanya perbedaan kepribadian setiap orang dan adanya watak dan bakat yang menonjol yang memberikan corak dan ciri kepada setiap pribadi peserta didik. (Ali, 1987)

Dengan demikian, progresivisme merupakan aliran dalam filsafat pendidikan yang menekankan pada tumbuh dan berkembangnya sikap mental dan pemikiran, dalam pemecahan masalah dan kepercayaan pada diri pribadi peserta didik. 

Progres atau kemajuan itu menimbulkan perubahan yang selanjutnya berpijak pada perubahan itulah pembaharuan dapat dilakukan. Kemajuan adalah kata yang mengandung nilai. Menurut pandangan pragmatisme, nilai-nilai itu adalah instrumen atau alat. Nilai-nilai itu mendorong seseorang untuk mencapai suatu tujuan. (Ali, 1987)

  • Perenialisme

Menurut perenialisme, ilmu pengetahuan merupakan filsafat tertinggi, karena dengan ilmu pengetahuanlah seseorang dapat berpikir secara induktif. Jadi, dengan berpikir maka kebenaran itu akan dapat dihasilkan. 

Oleh karena itu, secara epistemologis manusia harus memiliki pengetahuan tentang pengertian dari kebenaran yang sesuai dengan realita hakiki, yang dibuktikan dengan kebenaran yang ada pada diri sendiri dengan menggunakan tenaga pada logika melalui metode deduksi. 

Metode deduksi merupakan metode filsafat yang menghasilkan kebenaran hakiki, dan tujuan dari epistemologi perenialisme dalam premis mayor dan metode induktifnya sesuai dengan ontologi tentang realitas khusus. (Jalaluddin & Idi, 2007)

Filsafat Perennialisme terkenal pula dengan nama latinnya "Philosophia Perennis". Pendukung aliran filsafat ini yang paling kuat adalah  Filsafat Essensialisme. 

Pendiri aliran ini adalah Aristoteles, kemudian didukung dan dilanjutkan oleg St. Thomas Aquinas sebagai pembaru dan reformer utama dalam abad ke-13. Menurut aliran ini, pendidikan mestinya perhatian pada upaya untuk mendidik intelektual manusia, karena tugas pendidikan adalah satu, yakni untuk mendidik manusia menjadi intelek. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun