Mohon tunggu...
Rodhotun Nikmah
Rodhotun Nikmah Mohon Tunggu... Konsultan - Santri berdedikasi untuk negeri

The second pencil can take me anywhere

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Racun

5 Juni 2020   13:54 Diperbarui: 5 Juni 2020   14:04 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jabar.tribunnews.com

Pahit terrasa, nikmat untuk diresapi

Racun itu kian menjadi

Memporakporandakan hati

Suara --suara kecil meraung tanpa henti

Diri ini tak kuasa menahan lagi

Racun itu kian mengusai

Membabibuta tiap lawan diri

Racun itu tak tertahan lagi

Semakin hari kian memenuhi hati

Sesak tersakiti, menjerit  berhari-hari

Racun itu membuat mati  diri ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun