Mohon tunggu...
Rodame Napitupulu
Rodame Napitupulu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan

Seorang ibu, memiliki tiga orang anak, senang menulis dan ingin berbagi melalui tulisan. Kini berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan. Salam sehat dan sukses selalu.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bonus Demografi "Nol Besar" Tanpa Kualitas

21 September 2016   05:42 Diperbarui: 23 September 2016   20:51 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan menyampaikan sambutan dalam bahasa Inggris dan Arab (Dok. Fatahuddin)

Jumlah penduduk di Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2020-2030 mendatang. Menurut kajian demografi dan perhitungan proyeksi penduduk, bonus demografi ditandai dengan meningkatnya proporsi penduduk usia kerja. Peningkatan jumlah penduduk terkadang menjadi momok yang menyeramkan untuk dibahas karena itu sangat mungkin menjadi 'masalah besar' untuk sebuah negara.

Bonus demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usiia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya (akun facebook BKKBN, 2016).

Disebutkan juga bahwa bonus demografi akan didominasi usia angkatan kerja (15-64 tahun) sekitar 70 % dan sisanya sebanyak 30 % adalah usia tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun). Ini bisa jadi harapan besar untuk Indonesia karena jika dikelola dengan baik akan sangat menguntungkan dari sisi pembangunan. Usia produktif yang besar dapat menciptakan peluang dalam berbagai hal sehingga Indonesia sangat mungkin menjadi negara yang kompetitif dikarenakan SDM-nya.

Mereka yang saat ini duduk di bangku SD, SMP dan SMA kelak akan masuk ke dalam usia produktif. Merekalah yang harusnya dipersiapkan sejak dini agar ketika bonus demografi terjadi mereka siap menjadi SDM yang kompetitif. Artinya dari segi kualitas, mereka memiliki berbagai kemampuan yang mumpuni sehingga bonus demografi bukan hanya meningkatkan kuantitas saja tetapi juga prestasi.

Sementara itu, mereka yang kini tidak mampu mengenyam pendidikan formal, sebaiknya didukung dengan pendidikan non formal sehingga mereka tetap memiliki skill / kemampuan baik yang khusus maupun yang umum untuk tetap menjadi SDM berkualitas kelak. Berbagai pelatihan dalam mendapatkan keterampilan khusus bisa diupayakan agar ketika bonus demografi terjadi mereka tidak menjadi beban negara yang merugikan justru sebaliknya malah menciptakan lapangan pekerjaan dengan menjadi wirausaha muda.

Kualitas SDM menjadi sangat penting ketika bonus demografi terjadi. Dalam hal ini, selain diri sendiri, orangtua dan para pendidik, pemerintah sebaiknya juga mendukung terciptanya kualitas SDM melalui berbagai aspek terutama : pendidikan, kesehatan, infrastruktur, investasi dan lapangan pekerjaan. Dibutuhkan tindakan cepat dan berbagai kebijakan yang dapat mendukung terciptanya SDM yang berkualitas melalui segala aspek.

Jadi, harapannya ketika bonus demografi kita akan mendapatkan banyak kebaikan dan manfaat, seperti :

  • Menjadi negara yang lebih kompetitif : Jika bonus demografi sudah dipersiapkan dengan sangat baik maka paling tidak SDM berkualitas bisa tercipta. Jika SDM sudah berkualitas, jelas sekali Indonesia akan mampu bersaing dengan negara lainnya. SDM menjadi salah satu kunci kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu, keberhasilan suatu negara akan sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM-nya. Indonesia dengan kuantitas dan kualitas SDM-nya bisa menjadi sorotan dunia karena menjadi negara yang ‘ditakuti’ oleh negara lain. Indonesia akan menjadi pesaing tangguh dalam berbagai aspek termasuk ekonomi, bisnis dan IPTEK.
  • Meningkatnya pencipta lapangan pekerjaan : Jika jumlah wirausaha muda meningkat maka jumlah lapangan pekerjaan di Indonesia juga meningkat. Terbukanya lapangan pekerjaan bagi usia produktif akan meniadakan pengangguran di Indonesia. Selama ini pengangguran menjadi beban masalah untuk kita semua termasuk negara, namun dengan termanfaatkannya bonus demografi maka harapannya itu tidak akan terjadi lagi. Sebaliknya, wirausaha muda akan berada pada kejayaannya dengan terciptanya lapangan pekerjaan di berbagai bidang.
  • Meningkatnya ‘agent of change’Saat ini jumlah agen  perubahan masih bisa dihitung jari. Namun jika bonus demografi terjadi, agen perubahan otomatis akan  bertambah banyak. Jumlahnya akan drastis meningkat. Merekalah yang akan membawa era baru pada Indonesia juga dunia. Perubahan mind set dan perilaku dalam berbisnis, kreatifitas dan inovasi akan semakin berkembang dengan jumlah agen perubahan yang semakin tinggi di Indonesia. Indonesia akan mengalami perubahan besar yang positif termasuk dalam dunia ekonomi, bisnis, pendidikan, IPTEK dan sosial budaya.
  • Meningkatnya taraf hidup masyarakat : Jika bonus demografi terkelola dengan baik, maka kesejahteraan akan meningkat. Masyarakat yang didominasi dengan usia produktif tersebut bisa sangat menolong karena secara tidak langsung dapat membawa perubahan positif terutama dalam meningkatkan taraf hidup. Kalau masyarakat makin sejahtera maka negara juga akan makin maju.
  • Semakin dekat dengan negara maju : SDM yang jumlahnya banyak ditambah lagi semuanya berkualitas, tidak ada pengangguran, masyarakat makin sejahtera dan Indonesia makin baik perekonomiannya maka semuanya itu akan membawa Indonesia semakin dekat dengan negara maju. Indonesia yang selama ini dianggap belum bisa menunjukkan taringnya, harusnya dengan bonus demografi yang dikelola dengan baik bisa menunjukkan kehebatannya di mata dunia.

Tahun 2020-2030, hanya tinggal hitungan beberapa tahun lagi. Bisa dibayangkan jika bonus demografi terjadi tanpa persiapan yang matang. Kemungkinan terburuk akan bernilai “NOL BESAR” jika SDM usia produktif itu tercipta tanpa kualitas. Jumlah usia produktif yang banyak itu bisa jadi ‘sampah’ dan hanya segerombolan anak muda biasa jika tidak diiringi dengan kualitas. Ini malah jadi bencana yang akan merugikan negara kita.

Bonus demografi kini menjadi tanggungjawab kita bersama. Bukan hanya tugas pemerintah dalam mendukung berbagai aspek penting seperti pendidikan tinggi berkualitas, kecukupan gizi, iklim investasi dan  infrastruktur yang memadai juga kebijakan-kebijakan yang mendukung terciptanya SDM berkualitas tetapi juga sebagai orangtua, tenaga pendidik dan orang yang berusia produktif, maka bonus demografi harus disikapi dengan optimis. Mempersiapkan diri dengan meningkatkan kualitas diri, menambah wawasan dan skill yang mumpuni, mempersiapkan anak-anak dan generasi penerus bangsa dengan sangat baik juga harus dilakukan dengan optimal dan maksimal. Paling tidak,upaya untuk menjadi SDM berkualitas harus dimulai dari diri sendiri dan dari keluarga, lingkungan tempat tinggal dan bekerja baru kemudian masyarakat sekitar.

Contoh nyatanya adalah saya dan civitas akademika IAIN Padangsidimpuan baru-baru ini membentuk sebuah forum bahasa yang kami beri nama FORSABI (Forum Bahasa FEBI) di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kami menyusun program bahasa Inggris dan Arab yang tujuannya adalah mempersiapkan lulusan-lulusan yang terampil terutama dalam berkomunikasi bahasa asing yaitu Inggris dan Arab. Sebagai salah satu institusi pendidikan di Indonesia, Dekan fakultas bahkan Rektor sangat mendukung program bahasa tersebut.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan menyampaikan sambutan dalam bahasa Inggris dan Arab (Dok. Fatahuddin)
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Padangsidimpuan menyampaikan sambutan dalam bahasa Inggris dan Arab (Dok. Fatahuddin)
Sebagai seorang tenaga pendidik, saya dan segenap civitas akademika meyakini bahwa SDM yang berkualitas hanya bisa diraih dengan upaya yang nyata seperti itu. Dalam program tersebut kami juga mengadakan berbagai lomba seperti lomba debat, lomba menulis artikel, lomba foto dan lomba membuat majalah dinding kelas, semuanya dalam bahasa Inggris dan Arab. Kompetisi akan menjadikan setiap mahasiswa semakin siap menghadapi persaingan yang ketat di masa yang akan datang. Mental pemenang dan kesiapan adalah sesuatu yang harus dibangun agar generasi penerus bangsa yang kelak mengisi bonus demografi di Indonesia bisa membawa perubahan besar yang positif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun