Mohon tunggu...
Andi Hamdan
Andi Hamdan Mohon Tunggu... -

Terlalu lemah untuk mengubah, terlalu tangguh untuk diubah. Rodagigi berputar terus.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Tinjauan Matematis Kemenangan Jokowi-Ahok

22 September 2012   01:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:01 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Secara demokrasi tak bisa dibantah, Jokowi-Ahok telah memenangkan pertarungan Pilgub DKI, walaupun kita semua tentu tak menginginkan "quick count" beberapa lembaga survey tak cocok diakhir perhitungan. Kalau itu terjadi, misalnya justru pasangan Foke-Nara yang menang, akan menimbulkan "disaster", yang sulit dibayangkan berapa biaya sosial yang dapat ditimbulkannya. Walaupun begitu, itulah risiko diijinkannya lembaga survey mengeluarkan hasil "sementara"  mendahului perhitungan resmi.

Segala ejek dan sumpah serapah yang selama ini keluar dari para pendukung pihak yang bertarung semasa kampanye tampaknya tidak berakhir dengan kemenangan Jokowi-Ahok.  Sumpah serapah disertai ejekan oleh pendukung Jokowi-Ahok kepada pendukung Foke-Nara justru semakin menggebu, menang sambil mengejek yang kalah. Sungguh tindakan yang tidak beretika, tak sesuai peradaban "menang tanpo ngasoake" yang luhur.

Sementara para pendukung Jokowi-Ahok tenggelam dalam ephoria kemenangan, keluar pula teori-teori para pengamat dan analisis yang secara membabi buta mengeneralisir hasil itu sebagai dalil yang dinyatakan sebagai kunci kemenangan Jokowi-Ahok.

Saya kutip tulisan sebuah koran nasional tentang kemenangan Jokowi -Ahok hari ini, yang menyatakan kunci kemenangan Jokowi-Ahok adalah:

1. Jokowi -Ahok lebih disukai publik Jakarta.

2. Mayoritas warga Jakarta menginginkan adanya perubahan

3. Issu-issu SARA yang dikembangkan selama kampanye justru menjadi kekuatan bagi Jokowi-Ahok

4. Kinerja incumbent yang kurang memuaskan puklik

5. Rendahnya popularitas partai besar pendukung incumbent

6. Keberadaan suara kelas menengah yang kritis merupakan basis kemenangan Jokowi-Ahok.

Mari kita analisis SECARA MATEMATIS "kunci kemenangan" dimaksud.  Seperti kita baca di media, sekitar 35% penduduk yang punya hak pilih adalah golput dengan berbagai kemungkinan alasannya. Berarti penduduk yang melakukan hak pilihnya hanya 65%.  Dalam "quick count", rata-rata lembaga survey menyatakan yang memilih Jokowi-Ahok 53% dan yang memilih Foke-Nara 47%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun