Mohon tunggu...
Rochman Hadi Mustofa
Rochman Hadi Mustofa Mohon Tunggu... Human Resources - Educator

Tertarik pada dunia Pendidikan dan Ekonomi. Berbagi pemikiran layaknya diskusi. Boleh setuju boleh tidak.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Negeri Koruptor dan Sindiran "Batman, The Dark Knight"

25 September 2019   14:43 Diperbarui: 25 September 2019   14:47 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: theguardian.com

Batman The Dark Knight memang bukan film baru, namun kritikan dan pesannya masih cukup jelas. Christopher Nolan mengemas dengan sangat luar biasa film yang dikenal sebagai ksatria kelelawar favorit anak menjadi film sarat pesan dan sindiran realita politik. 

Bagi yang belum pernah menyaksikan filmnya, yang akan saya ulas bisa jadi penuh spoiler. 

Bersetting pada era koruptor di kota Gotham, masyarakat sudah banyak kehilangan kepercayaan terhadap penegakan hukum dan pejabat. Mafia dan korupsi merajalela bahkan hingga ke tingkat polisi patroli jalanan. 

Pada saat itu, masyarakat yang tidak punya uang akan rentan dengan kesewenang-wenangan aparat dan seringkali menjadi korban intimidasi. Namun mereka tidak dapat melakukan apa pun karena baik aparat maupun penegak hukum juga sudah dibeli oleh mafia. 

Sehingga yang digambarkan dalam film adalah sebuah kota yang dikendalikan oleh mafia, bagi hakim dan jaksa yang bersih sering berakhir pada intimidasi bahkan dilenyapkan.

Kemudian muncullah Batman, pria dengan alter ego Bruce Wayne yang sebenarnya merupakan orang terkaya di Kota Gotham berniat mengubah apa yang terjadi di kotanya. Untuk melakukan itu, ia perlu menyamar dan menutupi identitas supaya orang di sekitar tidak terkena dampak. 

Batman seperti yang diketahui bertindak diluar hukum dan memang hukum sendiri tidak dapat menyentuhnya karena kelihaiannya dalam menghilang setelah menangkap pelaku kriminal. 

Alhasil, Batman menjadi sangat populer di masyarakat, namun tidak disukai di kalangan pejabat, konglomerat, hingga polisi jalanan mengecap Batman sebagai orang yang bertindak di luar hukum, main hakim sendiri. 

 Beberapa hal yang sebenarnya menjadikan film Batman The Dark Knight sangat populer karena kemiripannya dengan hampir seluruh negara dengan masalah korupsi di negaranya. Tentu saja disamping kualitas akting jajaran pemain dan jalan cerita.

Kemudian menjadi menarik karena seolah memberi petunjuk kalau masalah korupsi dan mafia tidak akan mampu diselesaikan dengan sendirinya. Harus ada sebuah lembaga atau sosok sebagai pengganti Batman, yang berada di luar jangkauan politik, namun cukup garang membasmi koruptor. 

Rasanya cukup jelas melihat bagaimana masyarakat Kota Gotham yang sudah kehilangan kepercayaan kepada pejabatnya justru banyak diuntungkan dengan kehadiran Batman ini. 

Hukum yang diatur sedemikian rupa untuk melindungi mafia dan koruptor tidak mampu menjangkau Batman karena ia berada di luar jangkauan hukum dan independen, sehingga jika ditarik lurus dengan realita, harus ada independensi dari sosok pengganti "Batman" yang cukup punya imunitas namun juga punya power yang ditakuti oleh mafia.

Memang dalam hal penegakan hukum, Batman akan selalu mendapat musuh karena bersinggungan dengan kepentingan banyak konglomerat, namun ia juga banyak dicintai masyarakat karena melindungi hak dan kemaslahatan orang banyak. 

Di samping para elit kota Gotham, juga terdapat pengacara Harvey Dent. Tokoh satu ini cukup unik dan menjadi cermin bagi banyak elit. 

Pada awalnya ia adalah seorang pengacara yang sangat cerdas dan memiliki semangat menegakkan keadilan, seorang yang brilian dengan idealisme. Namun seiring peristiwa pahit yang menimpanya, ia mulai dikorupsi oleh ego dan ambisi hingga melupakan idealismenya. 

"You either die as a hero, or you live long enough to see yourself become the villain. The night is darkest before the dawn. And I promise you, the dawn is coming."  -Harvey Dent-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun