Mohon tunggu...
Robi WiliamSupendi
Robi WiliamSupendi Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

buruh harian lepas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menyoalkan Lawatan Anies ke Amerika, untuk Apa?

17 Juli 2019   15:15 Diperbarui: 17 Juli 2019   15:30 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama Anies Baswedan akhir-akhir ini kerap dielu-elukan oleh kelompok tertentu. Bahkan namanya sempat trending di media sosial.

Sebagai politisi, Anies Baswedan cukup lihai dalam menggalang dukungan. Dia tak hanya menerima dukungan dari kelompok ormas radikal, seperti HTI dan ormas pro khilafah. Tetapi juga sedang menggalang dukungan dari luar negeri, salah satunya dari Amerika Serikat.

Sebagaimana diketahui, pasca kekalahan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 lalu, sejumlah ormas radikal dan pengusung ideologi khilafah meman sedang mencari sosok baru yang bisa didompleng untuk melanjutkan agenda mereka.

Diantara tokoh politik yang ada, Anies Baswedan dianggap sebagai representasi yang cocok. Pasalnya, Gubernur DKI Jakarta ini pernah mengalahkan Ahok dalam Pilkada. Agenda HTI dan ormas radikal itu dianggap pas dengan ambisi pribadi Anies Baswedan untuk menjadi Presiden RI.

Anies disebut-sebut telah menyiapkan rencana untuk maju sebagai calon presiden pada tahun 2024 nanti. Hal itu dapat diketahui dari dokumen Wikileaks yang sempat bocor ke publik. Dari artikel itu disebutkan bahwa Anies merupakan 'the good friend of America'. Dia memiliki relasi yang kuat dengan negeri Paman Sam tersebut.

Wikileaks juga menyebut bahwa Anies telah didukung Amerika Serikat sejak SBY menjabat sebagai Presiden RI. Hal tersebut diketahui lewat dokumen tahun 2009 perihal perpanjangan Visa yang diminta untuk melancarkan agar Anies bisa pergi ke Northern Illionis. Di surat tersebut juga tertulis bahwa Anies adalah "The Next Minister of Education" jauh sebelum era Presiden Jokowi.

Nah, terkait dengan aktivitasnya akhir-akhir ini yang kerap berpergian ke luar negeri, Anies diduga kuat memiliki agenda lain, selain yang terkait kedinasan Gubernur. Tak lain, hal itu untuk mengumpulkan dukungan dan mengkondisikan dirinya dalam upaya Pilpres 2024.

Anies kerap ke Amerika Serikat untuk mencari restu dari negara adidaya itu. Sehingga bisa didukung untuk memenangkan dirinya pada Pilpres mendatang. Hal ini justru semestinya diwaspadai. Karena dukungan sebuah negara terhadap konstelasi politik dalam negeri tak pernah gratis. Pasti ada konsesi yang mesti diberikan.

Padahal, Amerika Serikat memiliki peran yang signifikan dalam mengontrol ekonomi Indonesia pasca Soeharto dengan instrumen utang melalui IMF, dimana itu akhirnya membuat Indonesia harus bergantung dengan Amerika.

Aktivitas politik di luar tugas kedinasan itulah yang akhirnya menyedot waktu dan perhatian Anies Baswedan. Alhasil, kepergiannya ke luar negeri itu tak membawa hasil apapun bagi rakyat Jakarta.

Padahal, mereka plesir ke luar negeri dengan menggunakan uang negara. Kita sebaiknya mulai waspada dengan pergerakan Anies Baswedan sebagai terminal pertemuan dua agenda, yaitu kelompok HTI dan Amerika Serikat. Mereka semua ingin mantan menteri pendidikan itu menjadi Presiden. Agar kepentingan dari kedua kelompok itu bisa berlanjut di Indonesia. Inilah yang berbahaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun