Penolakan gerakan "people power" yang digalang oleh kubu Prabowo-Sandi semakin nyaring terdengar di publik. Sejumlah elemen masyarakat dengan tegas menyatakan tak akan mengikuti gerakan mobilisasi massa tersebut.
Adalah, Gabungan Lintas Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Jakarta salah satunya. Mereka menyatakan menolak dan tidak sepakat dengan gerakan people power sebagaimana digagas oleh kubu 02 pasca Pilpres 2019.
Gerakan people power dianggap berpotensi menimbulkan perpecahan yang bisa berdampak pada korban jiwa, politik dan ketidakstabilan perekonomian.
Sikap tegas itu diambil setelah elemen mahasiswa itu melakukan kajian terfokus pada people power, dan menimbang dampak positif dan negatif setelahnya. Hasilnya ternyata dampak negatifnya lebih besar.
Maka itu, Gabungan Lintas BEM Jakarta dengan tegas menolak rencana dilakukannya people power.
Kita, tentu saja, berharap jangan sampai masyarakat menjadi korban atas ketidaktahuannya mengenai bahayanya people power ini. Sudah banyak negara yang hancur dan pecah belah gara-gara people power, misalnya Suriah.
Para mahasiswa itu tak ingin Indonesia berubah menjadi Suriah kedua karena perang saudara yang dipicu oleh ambisi kekuasaan segelintir orang dengan memanfaatkan dalih agama.
Oleh karena itu, jangan Suriahkan Indonesia. Jika pun ada permasalahan dalam penyelenggaraan Pemilu, kita bisa tempuh jalur hukum yang berlaku sesuai undang-undang.
Jangan ambil tindakan sendiri yang berpotensi membuat perpecahan. Apalagi memprovokasi rakyat untuk people power. Itu sungguh berbahaya.
Siapa pun presiden yang terpilih nantinya, maka semua pihak seyogianya harus menerimanya. Karena itu sudah pilihan rakyat.