Mohon tunggu...
Robi WiliamSupendi
Robi WiliamSupendi Mohon Tunggu... Buruh - buruh harian lepas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

buruh harian lepas

Selanjutnya

Tutup

Politik

Warga Aceh Tolak Pemimpin dengan Tradisi Kekerasan

8 Maret 2019   16:52 Diperbarui: 8 Maret 2019   17:00 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diakui atau tidak, masyarakat Aceh banyak yang trauma dengan aksi kekerasan. maklum saja, selama beberapa dekade lalu perang berkecamuk di sana. Operasi militer merupakan makanan sehari-hari.

Oleh karena itu, masyarakat Aceh menilai Pemilihan Presiden kali ini adalah sebuah pertaruhan. Mereka tidak mau memilih pemimpin yang memiliki tradisi kekerasan atau dari militer.

Warga Aceh khawatir bila pemimpin dengan karakter keras, otoriter, dan mantan militer akan mendorong adanya kekerasan kembali di sana. Untuk itu, mereka tak mau memilih capres yang berlatar belakang militer.

Selain itu, masyarakat Aceh juga akan lebih memilih pemimpin yang punya semangat keislaman yang kuat. Pemimpin, bagi mereka, adalah imam. Karenanya dia memilih imam yang taat beragama.

Karena, pada abad pertengahan lalu, masyarakat Aceh sudah memiliki semangat gigih untuk menjadikan peradaban Nusantara berdasarkan dengan nilai-nilai Islam.

Dari keinginan tersebut tersirat bahwa hanya Jokowi-Maruf Amin yang patut dipilih. Karena Jokowi bukanlah dari kalangan militer dan tidak berwatak otoriter, plus wakilnya adalah ulama.

Itulah pilihan terbaik dan paling logis bagi rakyat di Aceh. Pembangunan di negeri serambi mekah itu akan maju.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun