Mohon tunggu...
Robitul Ilmi
Robitul Ilmi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Vlogger! Hobi dan "Pekerjaan" yang Terbatas

1 Februari 2018   13:12 Diperbarui: 1 Februari 2018   13:19 796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu, saya diberi tugas oleh guru SMA saya untuk membuat suatu vlog. Beliau ingin saya membuat vlog tentang apa-apa saja yang ada di kampus saya. Mendengar hal seperti ini, saya cukup terkejut karena saya tidak terlalu mendalami hal-hal yang berbau "Media Sosial Tingkat Tinggi" apalagi sampai membuat sebuah vlog. Karena tidak tau apa-apa tentang vlog, akhirnya sayapun mencari tahu, apa sih vlog itu.

Istilah Vlog atau Video Blog menurut Urban Dictionary adalah sebuah video dokumentasi jurnalistik pada internet yang berisikan kehidupan, pemikiran, opini dan ketertarikan seseorang. Berbeda dengan blog yang hanya berisikan dengan kata-kata, vlog mengemas dokumentasi tersebut dalam bentuk video sehingga penikmat tidak hanya sekedar membayangkan, tetapi juga dapat langsung melihat pada kenyataan yang terjadi.

Vlog pada awalnya muncul pada tahun 2000 ketika seseorang bernama Adam Kontras memposting videonya pada halaman blognya. Kemudian pada bulan November di tahun yang sama, Andrian Miles memposting sebuah video pada blognya dan menyebutkan kata vlog yang merujuk pada video tersebut. Baru pada tahun 2004, Steve Garfield membuat vlognya sendiri dan benyebutkan bahwa tahun itu adalah tahunnya vlog. Sejak saat itulah istihlah vlog mulai populer.

Vlog Adam Kontras (Screenshot Youtube)
Vlog Adam Kontras (Screenshot Youtube)
Pada tahun 2005, popularitas vlog semakin meningkat. Yahoo! Videoblogging semakin kebanjiran pengguna akun dan mengalami peningkatan yang drastis. Pada tahun yang sama pula, situs video sharing, Youtube mulai muncul. Dalam sekejap, Youtube menjadi salah satu website yang paling sering dikunjungi.

Meskipun muncul pada tahun 2004, istilah vlog pada saat itu masih belum populer di Indonesia. Baru pada sekitar tahun 2014, sudah mulai banyak  para vlogger (istilah untuk orang yang membuat vlog) yang bermunculan. Sebut saja dari kalangan artis Indonesia seperti Raditya Dika, Ria Ricis, Fitri Tropica, Vidi Aldiano hingga putra dari Bapak Presiden Joko Widodo yaitu Kaesang Pangarep. 

Vlog tidak hanya berisikan tentang dokumentasi tentang apa saja yang telah dilakukan oleh vlogger, tetapi juga dapa diisi dengan video-video lucu yang menarik minat penonton. Pada kecanggihan dunia maya saat ini, vlog tidak hanya diunggah di Youtube namun juga dapat diunggah di media sosial seperti Instagram. Namun, durasi yang disediakan untuk video di instagram hanyalah 15 detik.

Vlog Raditya Dika (Screenshot Youtube)
Vlog Raditya Dika (Screenshot Youtube)
Pembuat vlog juga sebenarnya cukup mudah. Kita hanya perlu menyiapkan kamera. Tidak harus kamera DSLR, kamera pada handphone pun juga sudah cukup karena saat ini banyak handphone yang memiliki kualitas tinggi. Namun berbeda dengan blog, pada pembuatan vlog, vlogger diharuskan untuk pintar dalam berbicara. Pemilihan bahasa yang tepat akan meningkatkan kualitas dari vlog itu sendiri.

Saat ini, vlog tidak hanya digunakan untuk membuat dokumentasi atau mencari popularitas. Para vlogger saat ini membuat vlog untuk mendapatkan rupiah. Memang ada banyak cara agar dapat mendapatkan uang melalui vlog seperti menggunakan Google Adsense, yaitu memasang iklan pada vlognya, sehingga semakin banyak yang melihat maka semakin besar pula nominal yang akan didapatkan. Selain Google Adsense, bisa juga dengan cara endorsment, promosi, menggunakan jasa orang ketiga dan lain-lain.

Namun, meskipun pembuatannya mudah dan dapat memberi keuntungan, kita juga tidak boleh melewati batasan-batasan yang ada. Karena ini merupakan salah satu produk dari media sosial yang akan dinikmati dinikmati banya orang, maka peraturan tersebut sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik. Jangan sampai niat bagus kita untuk menghibur dan memberikan informasi kepada banyak orang itu berubah menjadi tuduhan karena hasil karya kita menyinggung perasaan seseorang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun