Mohon tunggu...
ZR. Kamaluddin
ZR. Kamaluddin Mohon Tunggu... Guru - Suka komentarin orang muslim yang nyleneh, bukan komentarin islamnya lho ya

QS. Al-Ashr

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tidak Membanding-bandingkan Peserta Didik

13 September 2022   20:30 Diperbarui: 28 Maret 2024   14:07 1524
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash oleh Jaime Lopes 

Setiap peserta didik memiliki kelebihan masing-masing. Mereka itu semua berbeda dan unik

Di dunia pendidikan ada yang namanya guru, murid, pembelajaran, media, sarana prasarana dsb. Guru sebagai pembimbing, pembina, penyemangat murid dan sebagainya. 

Sedangkan Murid ialah objek dari bimbingan, binaan, insan yang diharapkan menjadi generasi yang membawa perubahan kepada yang lebih baik, dan bermanfaat bagi semua yang ada di sekitarnya. 

Pembelajaran adalah kegiatan antara guru dan murid yang di dalamnya terdapat komunikasi, saling hormat menghormati, menyayangi, transfer ilmu, bertukar pikiran, dan memecahkan masalah yang semua itu ditunjang oleh media pembelajaran, sarana dan prasaran. 

Dalam pembelajaran, terkadang masih banyak guru yang tidak bisa melihat murid itu berbeda, dan memandang sama. Ada juga yang mengatakan "Jika anak ini bisa kamu juga bisa". Kalimat itu mungkin tidak cocok pada keadaan tertentu, jadi jangan sampai kalimat tersebut dijadikan dalih agar semua murid dapat bisa melakukan apa yang diinginkan guru, karena murid memiliki keunikan masing-masing.

Studi kasus pada lembaga pesantren yang sekarang saya ajar. Semua santri memiliki keunikan masing-masing. Pesantren yang saya tempati adalah pesantren yang berbasis menghafal Al-Qur'an, setiap pagi sore dan malam pembelajarannya adalah menghafal Al-Qur'an; ziyadah(menambah hafalan baru) dan muroja'ah(mengulang hafalan yang lama). 

Tidak semua santri bisa menyelesaikan target hafalan, hanya beberapa saja, lainnya ada yang mencapai 80%, 60% dan sebagainya. Namun, sebenarnya yang perlu digaris bawahi bahwa pesantren itu tidak hanya berbicara soal belajar Al-Qur'an, hadits, fiqih, bahasa Arab dsb, namun setiap dari interaksi antara ustadz dan murid, murid dengan murid, murid dengan warga pesantren bahkan dengan warga sekitar adalah pembelajaran. 

Ada santri yang bagus di hafalannya, namun dia kurang bisa berbaur dengan teman-temannya dan lebih menutup diri. Ada juga santri yang sulit ketika menghafal, namun sangat mudah berbaur dengan teman-temannya. 

Dan yang saya temui di pesantren ini, ada yang santri yang sulit menghafal, sulit berbaur, namun untuk bersih-bersih ia sangat semangat, tempat tidurnya selalu dirapikan setelah dipakai, kamarnya selalu bersih, setiap pagi selalu menepati jadwal piket kebersihan yang ada. Rasa-rasanya, jika ia pulang, lingkungan sini tak sebersih ketika ia tidak pulang. 

Sekali lagi setiap anak memiliki kelebihan masing-masing. Bisa jadi hari ini masih banyak murid yang sulit untuk belajar, memahami pelajaran, nakal, dsb jangan sampai kita menghakimi mereka dengan kata-kata yang buruk, men-cap mereka akan tidak sukses di masa depan, atau bahkan ada guru yang membully murid di depan murid-murid yang lain, ingat bahwa tugas saya dan para guru yang lain hanyalah menyampaikan, membimbing, mengarahkan, menyemangati, dan mendoakan, selebihnya Allah yang menentukan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun