Mohon tunggu...
Robith Addian
Robith Addian Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mencoba Menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Peran Hortikultura di Masa Pandemi

24 November 2020   13:56 Diperbarui: 24 November 2020   15:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hortikultura merupakan satu dari sektor bidang pertanian yang memiliki banyak kelebihan. Budidaya hortikukultura di Indonesia meliputi buah tropis, sayuran tropis, dan tanaman tropis serta ragam tanaman obat yang tidak dimiliki oleh semua negara. Buah-buahan dan sayuran asal Indonesia juga mampu bersaing di ranah global. Hal ini dibuktikan dengan konsistensi perkembangan ekspor pertanian yang terus diperlihatkan secara terus menerus.

Pandemi Covid-19 dapat menjadi momen untuk membangkitkan sektor komoditas hortikultura. Hal ini dikarenakan tingkat konsumsi buah-buahan dan sayuran saat ini menjadi prioritas. Masyarakat mulai menyadari manfaat mengonsumsi buah dan sayur yang banyak mengandung vitamin, serat, antioksidan dan kandungan lainnya yang menguatkan sistem kekebalan tubuh.

Sudah saatnya komoditas hortikultura menjadi sumber pangan andalan. Dimana pada masa pandemi Covid-19 ini semua orang butuh asupan sayur, buah dan tanaman obat dan ini menunjukkan pasar hortikultura akan terus dibutuhkan.

Holtikutura sebagai Pemulihan

Komoditas hortikultura bisa dijadikan sebagai solusi pemberdayaan masyarakat yang terdampak PHK. Karena terimbas pandemi COVID-19, permintaan masyarakat akan produk pertanian seperti hortikultura meningkat, bahkan, menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2020. Pengembangan buah-buahan di pekarangan rumah pun memiliki manfaat lain, seperti menurunkan stres, meningkatkan imunitas tubuh, merawat kesehatan mental dan fisik, melindungi kualitas udara, serta menjaga produktivitas dan konsentrasi. Pendapatan yang meningkat dan tenaga kerja berpotensi besar dalam bidang hortikultura. Meski banyak kehilangan pendapatan tapi bagi yang memiliki kemampuan manajerial disertai keahlian yang mumpuni, bisa juga diterapkan di bidang hortikultura.

Kebun rumah tangga dan praktik hortikultura secara khusus berkontribusi pada pengembangan jasa ekosistem budaya. Hortikultura dan berkebun tidak hanya menjadi kegiatan yang menarik bagi anak-anak selama masa isolasi sosial, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari dan dalam program sekolah.

Selain itu, praktik hortikultura dan berkebun menuntun otak untuk menghasilkan rangsangan, melalui sistem kognitif, kesejahteraan dan kebahagiaan. Ketika penyandang disabilitas mental bekerja dengan tanaman, misalnya, membuat kebun sendiri, mereka merasa mampu, merangsang perkembangan emosional orang tersebut. Selain itu, manfaat dari taman dapat dikaitkan dengan aktivitas fisik yang mendorong, mengurangi tingkat stres dan kelelahan mental, selain itu integrasi budaya dan sosial yang lebih besar.

Berkebun dapat diimplementasikan relatif cepat dan mencakup berbagai kelompok orang, termasuk anak-anak, orang tua dan penyandang disabilitas. Berkebun secara teratur dapat meningkatkan kesehatan fisik, psikologis dan sosial. Dengan demikian, dalam perspektif jangka panjang, meringankan dan mencegah berbagai masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat saat ini.

Memajukan Sektor Hortikultura

Meningkatkan minat pada tanaman buah dalam pot (tabulampot) menjadi salah satu upaya untuk menggeliatkan sub sektor hortikultura. budidaya tabulampot memiliki beberapa benefit secara bisnis, diantaranya keuntungan lebih besar, tingkat keberhasilan tinggi, dapat berbuah di luar musim, mudah dipindah, dan dapat dikembangkan di berbagai lahan. Pada dasarnya semua buah-buahan layak tabulampot. Tetapi kita juga harus berpikir prospektif dengan menanam buah-buahan yang unggul, komersial, eksotik dan memiliki daya produktivitas tinggi.

Kemudian, mensosialisasikan pentingnya konsumsi buah dan sayur untuk peningkatan gizi dan kekebalan tubuh, mengingat nilai konsumsi buah dan sayur masyarakat Indonesia masih rendah. Selain itu, juga harus fokus dalam mengembangkan komoditas strategis dan meningkatkan kualitasnya melalui budidaya ramah lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun