Islam adalah agama yang sempurna, yang mengatur segala aspek dalam kehidupan manusia, baik aspek ibadah maupun muamalah.Â
Da'i dan Da'iyah mempunyai peranan penting dalam membimbing dan menyeru kepada masyarakat agar dapat memahami nilai-nilai agama islam dengan baik. Seorang Da'i \ Da'iyah bukanlah profesi melainkan kewajiban untuk setiap individu dan merupakan amalan yang sangat mulia.
" Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, "Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri."(QS. Fussilat: 33)
Menjadi Da'i \Da'iyah tidak menghalangi seseorang mengerjakan hal lain, contohnya berwirausaha\berdagang, Justru kita dapat menggunakannya sebagai strategi dalam berdakwah. Bahkan dapat dikatakan dakwah dan berdagang adalah dua variable yang sangat berkaitan. Para pendahulu pun sudah menerapkan hal tersebut.
Sebut saja Ummu Mufassir atau Ibu Najra Rasyid IRT dan seorang guru pengaji sekaligus pemilik kantin sejahtera, memasuki usia ke 47 tahun beliau dan suami yang juga berprofesi sebagai Guru sekolah menengah di karuniai 16 putra/putri.Â
Ibu Najra membuka kantinnya sebulan yang lalu, saat berpindah ke Pondok Pesantren Baitul Maqdis di Totallang kec. Lasusua. Sebelumnya beliau mempunyai warung dekat SD di daerah Tobaku kec.Katoi.Â
Bu Najra mulai berjualan sejak 14 tahun yang lalu, memulai usaha dengan berjualan nasi goreng, nasi kuning dan mie rebus dengan modal sendiri, modal yang digunakan sekitar 80-100 ribu.Â
Buka jam 07.30 pagi dan tutup pada jam 04.00 sore. keuntungan yang di peroleh dari berjualan sekitar 150.000-200.000 perhari sebelum pandemi, dan selama pandemi hanya sekitar 100.000 perhari, dikarenakan SD melakukan sistem daring, ibu Najra hanya berjualan nasi goreng serta jualan lain secara online setiap harinya.Â
Disela-sela usaha yang di jalankan ibu Najra, beliau menyempatkan diri untuk mengajarkan anak-anaknya dan anak tetangganya mengaji tanpa imbalan apapun, awal nya beliau hanya iseng memanggil beberapa dari mereka untuk belajar mengaji kepadanya karena melihat mereka hanya bermain seharian. Hingga mereka pun terbiasa .Â
Sebulan yang lalu Ibu Najra berpindah ke Pondok Pesantren Baitul Maqdis karena kerabat yang mengelola Pondok Pesantren tersebut memintanya untuk mengajar, dan membuka kantin sejahtera di sana. Beliau menjual berbagai macam kue, alasan beliau memilih untuk menjual kue karena santri di Pondok Pesantren menyukainya dan beliau pun hobby membuat kue.Â
Keuntungan yang di peroleh dari penjualannya sekitar 200.000-300.000 perhari dengan modal 80.000-90.000. Karena lingkungan yang strategis keuntungan yang di peroleh pun meningkat bi'idznillah.