“Seekor beruang terlihat di daerah Aoba. Mohon berhati-hati ketika keluar rumah”. Peringatan ini disampaikan oleh pihak sekolah anak saya. Meskipun kota Sendai merupakan ibukota perfecture (provinsi), namun sebagian pemukiman penduduk memang berdekatan dengan hutan yang merupakan habitat beruang ini.
Pihak lain yang juga menyampaikan informasi yang sejenis adalah Universitas Tohoku. Malahan, semenjak musim panas, sudah lebih dari 5 kali pihak universitas menyampaikan penampakan pihak beruang ini. Beruang ini kerap muncul di pagi dan sore hari di dekat kampus dan pemukiman penduduk. Informasi ini disertai himbauan agar berhati-hati.
Himbauan ini penting. Bulan lalu, empat orang tewas di Jepang akibat dimangsa beruang yang mulai mengincar manusia. Insiden ini terjadi di bagian utara Jepang, sebagaimana dilansir oleh The Independent (13/6/2016). Korbannya adalah seorang wanita dan tiga pria yang ditemukan dalam keadaan luka parah di prefektur Akita, Honshu.
"Setelah merasakan daging manusia, beruang kemungkinan tahu bahwa manusia bisa dimakan," kata Komatsu, seorang dokter hewan setempat.
Beruang hitam jepang merupakan salah satu subspecies beruang hitam asia. Seekor jantan dewasa memiliki berat antara 60–120 kg, sedangkan betinanya sedikit lebih kecil, 40–100 kg pada betina dewasa. Panjang tubuh rata-rata 110–140 cm. Ciri lainnya adalah tidak memiliki bulu leher tebal seperti subspesies lainnya dan memiliki moncong coklat kegelapan.
Pihak Pemerintah Kota Sendai sudah mengimbau warga untuk menjauhi hutan, terutama saat pagi dan malam. Jika terpaksa melewati hutan, disarankan membawa lonceng karena beruang sensitif terhadap suara bising. Selain itu, jika menemukan kotoran hewan ini, segera tinggalkan tempat tersebut. Masa sekarang, beruang hitam ini aktif, selain karena mencari makan, Juli-Agustus adalah musim kawin beruang!
Sendai, 20 Juli 2016