Mohon tunggu...
Robertus Widiatmoko
Robertus Widiatmoko Mohon Tunggu... Guru - Menerima, menikmati, mensyukuri, dan merayakan anugerah terindah yang Kauberikan.

Indahnya Persahabatan dalam Kebersahajaan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sabotase

4 Maret 2016   23:06 Diperbarui: 4 Maret 2016   23:32 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang hari itu keadaan ibukota kabarnya diancam oleh segerombolan pemberontak. Tidak seperti biasanya lalu lintas kota tidak begitu ramai. Sejumlah pertokoan dan beberapa ruko serta pedagang di pasar memutuskan diri tidak melakukan aktivitas ekonomi untuk mengantisipasi adanya penjarahan atau pembakaran. Gedung-gedung dan apartemen di sejumlah wilayah tertentu terjadi pemutusan hubungan listrik. Listrik mati total, sejumlah karyawan tidak tahu menahu dengan adanya kejadian tersebut. 

Sebagian dari mereka merasakan ketakutan dan kekhawatiran. Ada juga yang marah-marah bahkan ada juga yang ingin menjatuhkan diri dari ketinggian gedung bertingkat itu karena trauma takut terkena ancaman bom teroris. Penduduk kota dalam ancaman bahaya. Departemen pertahanan dan keamanan negara segera menggelar rapat koordinasi lintas departemen. Alarm darurat dibunyikan. Sejumlah pimpinan dan staf berencana berembug untuk mengatur strategi agar negara pulih dari bahaya keamanan. 

Setelah rapat kerja itu segenap pimpinan segera merapatkan barisan dan segera mengambil aksi. Para staf kembali ke kamp masing-masing guna mempersiapkan semua persenjataan dan perlengkapan perang, kendaraan lapis baja, pesawat tempur, helikopter pemburu, baju anti peluru, alat komunikasi , dan penyapu ranjau serta alat lain yang dianggap penting. Strategi telah dibentangkan. Peperangan pun akan dimulai. Dan hidup mati sebagai penjaga negara akan dipertaruhkan. Keluarga angkatan perang pun mendukung penuh menciptakan keamanan negara. Pemerintah menaruh kepercayaan sangat besar pada alat negara itu agar kepercayaan dan kewibawaan negara dipertaruhkan. Suasana terasa mencekam. Beberapa stasiun televisi menayangkan secara langsung dan mengadakan peliputan khusus. Suara berteriak-teriak penuh keheranan melanda ibukota. Jalanan nampak lengang sekali. 

Hari itu beberapa tempat di ibukota disabotase oleh sekelompok gerombolan. Belum diketahui pasti nama gerombolan itu namun telah diprediksi gerombolan itu hendak mengancam istana negara. Sejumlah personil keamanan disiagakan penuh. Termasuk para pengawal presiden. Panglima jenderal memimpin pasukannya dalam doa agar diberi perlindungan Tuhan dalam melaksanakan misinya. Hari itu persebaran pasukan disiagakan merata di semua wilayah ibukota. Sejumlah penembak jitu ditempatkan di beberapa titik ibukota. Istana negara dikepung sejumlah tank anti peluru dan peluncur rudal. Suasana sekilas menjadi nampak begitu seram. Banyak lalu lalang orang namun semua diam membisu. 

Di sisi lain nun jauh beberapa kilometer dari ibukota nampak kemah-kemah didirikan dekat sebuah bangunan besar. Dikelilingi tembok yang menjulang tinggi kemah-kemah tersebut bersembunyi tak kelihatan oleh orang. Diam-diam panglima mengirimkan tim pengintainya. Tiga jam berlalu. Dan tim penyelidikan bergegas memeriksa lokasi perkara.” Demi Tuhanku kukatakan ini. Di kemah itu kelihatan mereka memperlengkapi senjata.” ujarnya. 

“Mereka diperlengkapi dengan senjata api , tank, jeep, dan pesawat tempur. Ini akan menjadi pertarungan yang sangat dashyat” gumamnya. Salah satu pengintai mencoba menghubungi kapten mereka. 

Dengan menggunakan radio mereka terus saling berkomunikasi. “Kapten kami terperangkap!” pengintai melaporkan situasi yang baru saja terjadi. Namun belum sesaat komunikasi itu berlangsung tiba-tiba hubungan putus. Tut ...tut ...tut radio komunikasi tak tersambung. Seketika itu juga ada segerombolan pasukan dengan senjata lengkap mendekat. Perang tak terhindarkan. Tim pengintai berkali-kali menghubungi tetapi tidak terjawab. Beberapa tempat ternyata mengalami hambatan. Komunikasi terputus saat melakukan kontak tak ada sedikit pun tanda-tanda kehidupan. Sinyal pun mati. Sistem pertahanan angkatan perang sudah dikoyak-koyak oleh pemberontak. 

Akses keluar jalurnya air di gorong-gorong juga disumbat sehingga perahu karet tak dapat beroperasi. Pasukan katak diterjunkan guna mengantisipasi serangan dari aliran sungai. Mereka menyusuri tiap-tiap gorong dan menyapu bersih segala jenis penghambat yang merintang. “Gila, edan ini kerjaan orang gak waras. Mereka betul-betul menyumbat saluran air. I

ni pasti sudah direncanakan jauh-jauh hari dengan matang. Pengamanan kita kecolongan.” ucap komandan pasukan katak itu. Mereka mencurigai secara pasti ada misi rahasia di balik sabotase yang sedang berlangsung. Kecurigaan itu berdasar karena adanya indikasi pemutusan komunikasi sistem pertahanan dan usaha penyumbatan gorong-gorong aliran sungai bahkan aliran sungai yang menuju ke istana negara. Pasukan katak mencoba mengurai satu per satu hambatan itu sementara itu pertarungan sengit masih berlangsung di area kamp persembunyian gerombolan pengacau. Pusat pengendalian dan pertahanan angkatan perang sedang mengutak - atik agar komunikasi bisa terhubung kembali. Mereka mendapat kabar dari salah satu batalyon pesawat tempur ada yang telah mengirim virus sehingga data-data komputer itu tak terkoneksi dengan radio. “Lapor komandan ada kecurigaan kita telah kemasukan tikus. 

Tikus itu berhasil melewati penjagaan ketat dan masuk ke ruangan tempat berkas rahasia disimpan. Setelah tikus itu mempelajari dengan baik ia langsung membajak radar pertahanan dan mengomunikasikan ke sarang tikus” ucap batalyon udara itu. “Iya kita sedang selidiki siapa pelakunya, jangan-jangan orang dalam! Waduh bahaya kapten kalau sampai ada musuh dalam selimut. Ini lebih berbahaya daripada melawan musuh kita!” ucap komandan itu. Naluri militernya menjelajah. Prediksinya pasti ia menyamar namun komandan itu tidak cukup bukti untuk menangkap penyusup itu. Komandan itu segera mengatur strategi mengawali pencariannya terhadap mata-mata. 

Diam-diam dia mulai mengamat-amati gerak-gerik setiap anggota pasukannya. Ia dan dibantu kapten udara berusaha untuk segera mengatasi penyebab tak terhubungnya alat komunikasi itu. Mereka pergi menuju ke ruang darurat bawah tanah tanpa sepengetahuan siapa pun.Mereka berusaha agar langkahnya tak diketahui siapa pun. Tempat itu adalah tempat rahasia. Ia mengajak kapten udara mengecek kode asli dan kata kunci untuk menata ulang dan mengatur kembali ruang kontrol dan segera mencolokan semacam program dan menginstallnya yang secara otomatis menghubungannya ke radio komunikasi. Hanya membutuhkan beberapa menit saja program itu telah kembali terhubung sesuai dengan kode yang diberikan komandan. Tak mau berlama-lama komandan ingin segera melacak posisi pasukan pengintai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun