Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stok Beras Dititipkan di Vietnam

11 Oktober 2015   20:34 Diperbarui: 11 Oktober 2015   20:43 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemerintah akhirnya memutuskan untuk meningkatkan persediaan beras. Bulog telah diperintahkan memesan beras sebanyak 1 juta ton kepada Vietnam. Beras yang diimpor terdiri dari 750.000 ton dengan kualitas patahan 15 dan 250.000 ton beras premium.
Beras tersebut akan dikirim selama enam bulan, yaitu mulai bulan Oktober hingga Maret 2016.

Kapan beras impor dibutuhkan?
Sejak akhir September harga beras kualitas medium semakin meninggi, indikasi stok nasional semakin menipis. Stok Bulog sebesar 1.5 juta ton praktis seluruhnya untuk diisi beras rasta.
Andaikan beras dari Vietnam segera dikapalkan, stok beras kita masih tipis sekali. Masih memberi peluang kepada Pedagang Perantara untuk “mengatur” harga beras di pasar.

Kepastian beras impor dirahasiakan
Direktur Utama Perum Bulog ketika dikonfimasi (9/10) tentang impor beras, tidak bersedia menjawab. Demikian Kementerian Perdagangan yang menerbitkan izin ekspor dan impor maupun Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag.
Pedagang Perantara tahu benar stok padi/beras di Petani, di Penggilingan Padi dan tentunya di Bulog. Pedagang Perantara juga menguasai program-program Bulog termasuk impor ini.
Stok yang dititipkan di Vietnam membatasi gerak Bulog untuk membagikan Rasta dan mengadakan Operasi Pasar.
Siapa yang mengetahui seberapa besar stok beras di Papua? Seberapa cepat Bulog dapat mengirimkan bantuan beras ke Papua? Mungkin malah Pedagang Perantara.
Pemerintah memberi peluang kepada Pedagang Perantara untuk “mengatur” harga beras di pasar.

Risiko beras dititipkan di Vietnam
Menitipkan Stok Beras kita di Vienam seperti disebut diatas, merugikan Indonesia yaitu mengurangi kecepatan pengiriman. Dalam keadaan kritis sukar membayangkan kecepatan pengiriman beras dari Vietnam- Jakarta, lalu Jakarta- Pontianak?
Ketegangan di Laut Cina Selatan
Ketegangan di Laut Cina Selatan menambah risiko menitipkan beras di Vietnam. Apalagi dalam hal Laut Cina Selatan , Vietnam berseberangan dengan Cina.
Berita seperti ini mengkhawatirkan: Cina memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak berlayar mendekat ke kepulauan di Laut China Selatan yang mereka klaim kedaulatannya.
Dilain pihak AS dan sekutunya, termasuk Jepang, telah menyerukan agar Beijing menghentikan pembangunan pulau buatan di Laut China Selatan. China menurut para analis perang telah membangun fasilitas militer di Kepulauan di Laut Cina Selatan.
Ketegangan di Suriah dan Turki
Berita seperti ini oleh banyak pihak dirasakan sebagai berita yang menyangkut dunia antah berantah, tidak akan berpengaruh pada Indonesia.
Berita pertama: Suriah dikhawatirkan akan menjadi arena bertarung bagi Rusia dan NATO.
Berita kedua: Serangan Bom Guncang Ankara. Sedikitnya 86 orang tewas dan 186 warga luka-luka dalam insiden ledakan bom kembar di ibu kota Turki, Ankara, Sabtu (10/10).
Eskalasi ketegangan seperti ini tanpa kita sadari mudah menjadi Kekacauan di Halaman Rumah kita. Angkatan Laut Cina bukan tidak mungkin menguasai Laut Cina Selatan, menyukarkan pengiriman beras kita dari Vietnam.

Presiden Jokowi tentang impor dan stok beras
• Presiden Jokowi berharap stok beras nasional sebanyak 10 juta ton. 10 juta tergolong rendah jika dibandingkan dengan China dan Filipina. China memiliki stok beras sekitar 40 juta ton, dan Filipina 2,5 juta ton hanya dengan 90 juta penduduknya.

• Seminggu lalu Presiden Jokowi masih menyatakan kita belum perlu impor beras, sedangkan Wapres JK menyatakan perlu.
Sikap mendua Presiden Jokowi (diatas) menempatkan Blog dalam posisi sulit, maka Bulog terkesan menghindar dari pertanyaan dan tanggung jawab tentang stok dan impor beras.

BULOG
Bulog seharusnya tidak hanya berfungsi sebagai Gudang. Bulog membeli beras dari Petani tidak hanya jika diperintahkan.
Pemerintah hanya menentukan Stok Beras Nasional misal 10 Ton, selanjutnya Bulog dapat berjalan sendiri sesuai kebijakan yang ditentukan, dengan mengeluarkan laporan berkala.
Bulog perlu ditempatkan sebagai Panglima( dan bertangung jawab) dalam pengadaan dan keamanan stok pangan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun