Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ahok Bertekad Membahagiakan Penduduk DKI

20 September 2014   05:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:10 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

A Hok mengundurkan diri dari Gerindra, karenasikap Gerindra yang mendukung pemilihan kepala daerah oleh DPRD. Sikap Gerindratidak lagi sejalan dengan prinsip dan hati nurani A Hok.

Hati nurani A Hok adalah memberikan pilihan terbaik bagi rakyat.

Jika kepala daerah dipilih tidak langsung maka tak mungkin ia bisa menjadi Wagub seperti saat ini. Kekuatan PDIP+ Gerindrahanya 17 kursi sedangkan kursi pendukung Foke 41 kursi.

A Hok terus tunjukkan tabiat buruk

A Hok mengumumkan pengunduran dirinya dari Gerindra dengan berkoar-koar didepan umum. Bahkan ia memperlihatkan surat pengunduran dirinya.

Sopan-santun dalam berorganisasi mengharuskanA Hok menemui Prabowo untuk menyampaikan perbedaan pandangannya terhadap pemilihan kepala daerah.

Surat pengunduran diri diserahkan kepada Prabowo dengan khidmat dan penuh hormat.

A Hok berjuang keras memajukan DKI, mungkin paling bersemangat dalam sejarah Republik ini.

Sayangnya A Hok menjalankan pemerintahannya kurang dibarengi etika dan norma, seperti terlihat dalam sebutan ‘lu” dan “gue”.

A Hok beruntung dibela rakyatnya karena Gerindra menyerangnya dengan cara-cara yang lebih tidak terpuji.

Gerindra menyikapi pengunduran diri A Hok

Kalau Gerindra merasa salah memilih A Hok maka Gerindra seharusnya diam, menundukkan kepala, malu bahwa pilihannya membelot, menghianat.

Bukannya malu karena salah pilih A Hok, para tokoh Partai Gerindra malah menyerangA Hok dengan cara yang tidak pantas, diantaranya dengan mengatakan bahwa ia pengkhianat partai dan kutu loncat, ia harus dibinasakan kariernya, dan, bahkan memintanya untuk mundur dari jabatan Wagub DKI.

Mereka berpendapat bahwa karena Gerindra yang mengusung A Hok, maka A Hok milik Gerindra, dan oleh sebab itu ia bebas dinaikkan ataupun diturunkan dari jabatannya sebagai Wagub DKI.

Gerindra mempertontonkan bagaimana untuk mereka, harga diri sebagai tokoh Gerindra adalah diatas segala-galanya dandiatas kepentingan rakyat DKI.

Gerindra tidak memberikan pilihan kepada rakyat DKI selain membela A Hok.

Utang A Hok kepada rakyat DKI

Sebagai penduduk DKI, saya dan banyak penduduk DKI lainnya, berhak mendapatkan komunikasi langsung dari Wagub A Hok. Komunikasi yang konstruktif bukan sepotong-sepotong yang didapat dari media masa. Komunikasi yang mencerdaskan bangsa dan bukan pertunjukan adu silat. Kami lelah menyaksikan pertunjukan adu pecat memecat.

Kami tidak nyaman membaca pernyataan Wagub A Hok akan turuti permintaan Gerindra untuk mengundurkan sebagai Wagub DKI, jika jumlah kursiPDIP dan Gerindra di DPRD melebihi 50%. Pernyataan yang memberikan pembenaran pada partai pengusung untuk menurunkan atau menaikkan Kepala Daerah kapan mereka mau, kapan mereka senang.

Juga kami tidak perlu mendengar pernyataan Wagub A Hok bersedia mundur dari DKI kalau diminta Jokowi. Tersirat didalam pernyataan diatas bahwa Gubernur berhak meminta Wagub turun tanpa alasan.

Kami juga merasa perlu mendapat jaminan bahwa Wagub A Hok akan membina hubungan baik dengan Gerindra agar pembangunan Jakarta berjalan mulus.

Wagub A Hok selamat bertugas membahagiakan penduduk DKI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun