Mohon tunggu...
Robert Parlaungan Siregar
Robert Parlaungan Siregar Mohon Tunggu... lainnya -

Sekarang Pemerhati Indonesia Kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Disebut Alien Ternyata Penakluk Teritorial

29 Juni 2016   11:26 Diperbarui: 29 Juni 2016   11:39 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Indonesia benar2 mengagumi dan membutuhkan Tiongkok, dapat kita simak pada acara World Chinese Entrepreneurs Convention ke-13 di Nusa Dua, Bali 26/9/2015.

Konferensi ini bukan konferensi resmi antar Negara, Indonesia dan Tiongkok, tetapi konferensi antar pengusaha yang berasal( ras) Tiongkok. Meski hanya pertemuan antar pengusaha, pertemuan dihadiri oleh banyak teras pemerintah Indonesia, seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan, Menko Politik Hukum dan Keamanan, dan sejumlah menteri Kabinet Kerja: Menteri Perhubungan, Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara , Kepala Badan Narkotika Nasional Wakapolri dan Kabareskrim. Juga hadir presiden kelima RI, Megawati Soekarnoputri.

Beberapa diantara puji-pujian Ketua MPR:

• Indonesia harus lebih agresif dalam memanfaatkan potensi ekonomi dan politik yang dimiliki Tiongkok. Jika tidak, Indonesia akan terus tertinggal dengan negara-negara lain yang memiliki hubungan serta kerja sama yang baik dengan Tiongkok, seperti Malaysia dan Singapura. Komentar: Benarkah Indonesia dapat maju hanya jika bekerja sama dengan Tiongkok?

• Pada tahun 80-an, Tiongkok dan Indonesia hampir sama. Tetapi, sekarang Indonesia tertinggal jauh. Komentar: Pantaskah pernyataan diatas, diucapkan didepan Orang Asing?

• Saya baru pulang dari Tiongkok. Kemajuan Tiongkok sangat pesat. Tiongkok sudah bisa membuat kapal induk, pesawat terbang, kereta api cepat. "Mereka maju karena berpikir maju, berperilaku seperti negara maju. Komentar: Bagaiman cara berpikir bangsa Indonesia? 

Bagaimana reaksi Tiongkok atas puji-pujian bangsa Indonesia?

Tiongkok menyikapi puji-pujian bangsa Indonesia, dengan dingin bahkan terasa melecehkan:

  • Perdana Menteri Tiongkok pada pertemuan pengusaha Tionghoa di Shanghai, mengatakan agar pengusaha Tionghoa mengutamakan kepentingan Tiongkok terlebih dahulu barulah memperjuangkan kepentingan bersama, dalam upaya menciptakan citra bisnis Tiongkok yang baru.
  • Menlu Tiongkok, Yang Jiechi dalam pertemuanASEAN di Vietnam tahun 2011 mengatakan, "Tiongkok adalah negara besar,negara lain adalah negara kecil, dan ini tidak menggantikan fakta kenyataan tersebut."

Sebagai negara besar( jauh lebih besar dari Indonesia), Tiongkok merasa berhak mengambil ikan diperairan Indonesia. Ketika ditegur apalagi sampai kapal penangkap ikan mereka ditahan oleh Kapal Pengawas kita, maka Tiongkok merasa wajar jika Kapal Penjaga Pantainya menarik kapal penangkap ikan mereka untuk diselamatkan keperairan mereka. Tiongkok menyikapi Indonesia sesuai dengan budaya mereka.

Budaya Tiongkok

Budaya Tiongkok tidak mengenal persamaan derajat. Yang mereka kenal:

  • Ayah tinggi, anak rendah.
  • Pengelolaan Negara identik dengan pengelolaan keluarga
  • Tidak ada persamaan derajat dalam hubungan antar-negara. Yang ada hubungan senior- junior. Tiongkok kuat/besar, Indonesia lemah/kecil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun