Mohon tunggu...
ROBERTO ROMARIO
ROBERTO ROMARIO Mohon Tunggu... -

Dengan Tulisan kita dapat mengekspresikan diri kita sebenarnya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pencemooh

11 Januari 2015   22:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:21 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: RRS

Pemcemooh…

Mencemooh baginya merupakan suatu  kesenangan

Tiada hari bagi dirinya mengusik ketenangan orang lain

Mengedor-gedor pintu memaksa masuk dengan berbagai rayuan

Rayuan agar ia bisa berbincang mengarah kepada hal pribadi

Tentu menyakitkan hati karena terus mereka mencerca pertanyaan

Untuk mencari suatu kelemahan sebagai bahan ejekan mereka

Mereka tertawa terbahak-terbahak setelah melakukanya

Mulutnya seperti kehilangan kendali membicarakan orang lain

Membuat pengap kuping orang yang dicela

Membekas luka bagi orang yang perasa hatinya

Pencemooh..

Dimana letak kemenanganmu

Dimana letak kepuasaan hatimu

Dimana hati nuranimu

Apakah anda tidak sadar akan adanya suatu karma

Atau kemarahaan Tuhan yang menyala-nyala melenyapkan kalian

Oleh doa orang yang kalian cemooh

Mengadu berkeluh kesah kepada pencipta

Akan apa yang diterimanya berkali-kali

Pencemooh…

Berapa lama lagi kalian melakukan ini semua

Belum puaskah kalian

Kami diam bukan berarti takut

Kami bisa saja membunuh kalian pencemooh

Tetapi kami masih punya nurani

Nurani untuk tidak membalas kalian

Membalas apa yang kalian lakukan terhadap kami

Satu pesan dari kami korban kalian

Berubahlah..

Hentikan kebiasaan kalian mencemooh

Selagi Tuhan masih memberikan kalian waktu

Minta maaflah kalian kepada kami

Sungguh kami tidak menaruh kebencian terhadap diri kalian

Karena yang kami benci adalah perilaku kalian

Semoga jika dari kalian membaca tulisan ini

Satu harapan dari kami

Merenung..

Kalian merenung dengan satu tujuan

Yaitu berdamai dengan kami

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun