Mohon tunggu...
Robby Alkautsar
Robby Alkautsar Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

The Fact of Covid-19

31 Juli 2021   13:00 Diperbarui: 31 Juli 2021   13:13 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

COVID-19 atau disebut Corona memberikan kita banyak kejutan pada akhir tahun 2019. Memang kita tidak selalu menduga ada bencana yang menyambut setiap tahun, seiringnya waktu kita juga dihadapkan bencana oleh maha kuasa seperti banjir, badai, tanah longsor, dan sering terjadi di setiap tahunnya. Walaupun kita selalu waspada seperti bencana banjir dan lainnya, pada saat ini tidak berkaitan dengan bencana buruk sekalipun, justru saat ini kita diperhadapkan dengan fenomena yang kita kenal dengan sebutan "Corona" yang telah menelan banyak korban jiwa.

Disebutkan bahwa dalam situs m.merdeka.com pada hari Minggu, 25 Juli 2021, dikabarkan bahwa jumlah kasus positif Covid-19 yang terjadi di Indonesia bertambah 38.679 menjadi 3.166.505 kasus. Pasien yang telah sembuh bertambah 37.640 menjadi 2.509.318 orang, dan pasien yang telah meninggal dunia bertambah 1.266 menjadi 83.279 orang. Akan tetapi, semua informasi tentang wabah ini belum mudah diterima oleh masyarakat terutama di Indonesia.

Padahal virus tersebut merupakan virus yang banyak memakan korban jiwa diseluruh dunia. Dari memuat konten pemberitaan yang biasa saja sampai dengan ekstrim seperti keributan antrian pasien dirumah sakit, dokter, tenaga medis yang sudah tampak kewalahan, serta orang-orang yang memperebutkan makanan yang katanya bisa menghalau Covid-19. Dengan melihatnya berita ini, bahkan beberapa orang bisa menggentarkan hatinya. Namun, masih saja ada orang yang kurang percaya akan adanya Covid-19.

Pada awal wabah tersebut masuk ke negeri kita, yang telah diumumkan secara resmi oleh Presiden Republik Indonesia, Jokowi Dodo. Akan adanya virus berbahaya ini, namun sangat disayangkan sebagian respon masyarakat Indonesia dan dibeberapa kota besar seolah tidak siap dan kurang peduli untuk menghadapi virus ini. Namun, setelah lewat satu pekan pengumuman, terjadilah segerombolan orang datang di berbagai apotik, swalayan, supermarket, untuk membeli secara besar-besaran seperti masker, Handsanitizer, dan lainnya. Namun pemberitaannya saat itu langsung begitu mudah diterima oleh masyarakat seluruh Indonesia, melalui sosial media, televisi, media cetak, dan berbagai tempat yang dimana justru ikut memprovokasi masyarakat Indonesia untuk membeli keperluan berbagai barang tadi secara berlebihan.

Dengan adanya media sosial yang sangat kuat dan informasi serta edukasi yang benar, melihat antara hoax dan fakta, pada akhirnya masyarakat  mulai merasa lega dan mampu berpikir secara rasional dan bisa mempersiapkan diri yang kita hadapi saat ini. Akan tetapi, kita banyak mendapat pelajaran berharga dari kejadian pertama, di 2020. Sesungguhnya dari berbagai laporan negara-negara yang terkena virus ini, dilansir dari kompas.com serta Badan Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan bahwa dampak kematian pada pasien yang terinfeksi secara global diseluruh dunia ini adalah 3,4% sungguh jauh dibandingkan dengan dampak mematikan akibat diabetes mellitus yaitu sebesar 63,50%.

Namun, dipikir pikir virus ini seolah-olah menyerang pikiran kita, yang sangat menakutkan bagi manusia. Padahal faktanya, virus ini menyerang fisik kita, maka yang harus kita lakukan adalah membuat fisik kita sehat dengan cara pola hidup sehat, seperti berolahraga, beraktivitas, dan sebagainya. Tetapi tidak bisa juga dipungkiri bahwa fisik yang sehat harus dimulai dengan pikiran sehat, mental pun harus kuat. Itulah yang sempat kita saksikan yang terjadi bersamaan dengan serangan  virus Corona di berbagai belahan dunia. Bagaimana orang yang memperebutkan masker, berkelahi memperebutkan makanan di swalayan, akan tetapi ada orang yang lebih parahnya lagi, adanya oknum-oknum yang menjual masker secara tidak masuk akal, surat test PCR/Swab palsu dan berita hoax lainnya. Akhirnya virus ini bukan dari karena berbahaya/ganasnya, akan tetapi karena pikiran manusia yang sudah dipenuhi ketakutan, kecemasan, dan kekuatirannya. Pada saat ini kita sebaiknya juga selalu jaga jarak, tetap mematuhi protokol kesehatan, dan melihat kondisi agar penularan virus ini mereda.

Ternyata menyelesaikan tulisan sebanyak 600 kata untuk menuliskan tentang Corona cukup menantang pada bulan Juli ini. Virus juga akan datang dan pergi, karena tidak ada yang abadi di dunia ini. namun, yang harus kita lakukan saat ini adalah pikiran yang sehat, berkeyakinan kuat dan berprinsip yang benar untuk menjalani kehidupan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun