Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cak Nun Memang Salah, So What?

27 Januari 2023   08:13 Diperbarui: 27 Januari 2023   08:25 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Robbi Gandamana

Bagi para gerombolan kadrun yang senang dan memihak Cak Nun karena menganalogikan Jokowi dengan Firaun, jangan ge er. Kalian bakalan kecele, Cak Nun sama sekali bukan kadrun dan tidak dipihakmu. Tapi Cak Nun merangkul semuanya. Nggak ada istilah kadrun, cebong, kampret, wedus, dan seterusnya. 

Cak Nun memang 'liar' kalau menganalogikan tokoh politik. Untuk kasus di Indonesia, dia sama sekali nggak percaya dengan politik dan politisi. Jadi aku nggak kaget kalau pernyataannya seputar politik dan kekuasaan sering nyelekit dan jadi polemik. 

Pernah saat diundang jadi semacam dosen di kuliah budaya yang dihadiri para kader dan politisi, dia bilang, "Jangan sampai politik dan politisi Indonesia masuk dalam hati dan pikiran saya, karena syarat dan rukunnya tidak terpenuhi..." 

Bagi para politisi yang hadir iku lak njanc*k i banget se. 

Bagaimanapun juga kontribusi Cak Nun pada negeri ini jauh lebih besar dibanding kesalahannya menganalogikan Jokowi dengan Firaun. 

Jadi, monggo-monggo saja diingatkan kalau itu salah (dan memang salah), namanya manusia kadang lupa dan kebablasan. Cak Nun lebih tahu apa yang harus dilakukan. Sing jelas ojok dituturi. Cak Nun kok dituturi, who the f*ck are you? Ilmumu soal kehidupan masih level paud kok nuturi. 

Well, Cak Nun memang kadang "kacau", Tapi dia masih tetap salah satu inspiratorku. Tidak, aku tidak mengkultuskannya. Kesalahan Cak Nun menganalogikan Jokowi adalah salah satu petunjuk bahwa Cak Nun tidak layak untuk dikultuskan. Dia cuman manusia yang bisa salah. 

That's all. 

-Robbi Gandamana-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun