Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Nonton Tim Kesebelasan Indonesia Bertanding Berpotensi Sakit Jiwa

9 Mei 2022   10:00 Diperbarui: 9 Mei 2022   10:03 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Belchonock/123rf

Nonton tim kesebelasan Indonesia bertanding di event internasional itu memang harus dengan hati yang selesai. Kalau enggak, inginnya misuh terus. Lha ya'opo, permainan tim kita memang payah. Sudah kayak tim kesebelasan putus asa. Gak mbois blas.

Hari gini kok bisa-bisanya dibantai Vietnam, 3-0. Sebagai negara yang sudah jauh duluan merdeka dari Vietnam, harusnya persepakbolaan kita jauh lebih maju. Tapi kenapa masih jalan di tempat. Bahkan malah nyungsep. Main sepak bola kayak main futsal. Mirip sih.

Apa iya karena atlet kita itu pada suka ngartis kalau mulai terkenal. Jika iya, nggak heran kalau puncak karir mereka jadi bintang iklan So Nice.

Asli menyebalkan kalau nonton tim sepak bola kita bertanding melawan tim negara lain. Harus lebih siap kalah daripada menang. Kalau enggak, bisa semaput. Pokoknya jangan berekspetasi macam-macam  kalau nggak ingin hari-harimu suram.

Aku sendiri nyesel nonton bola kemarin. Waste my time. Aku juga bukan penggemar bola. Aku nggak tahu ujung pangkalnya bola, juga kiri kanannya. Bakalan gila kalau aku memikirkan itu.

Jadi jika aku nonton bola, itu karena Arema yang bertanding, atau kebetulan pas di depan teve hanya itu yang bisa aku tonton (acaranya sinetron semua). Nonton pertandingan sepakbola Indonesia di event internasional berpotensi sakit jiwa.

Seandainya Tuhan itu penggemar sepak bola, bisa jadi Dia putus asa melihat tim kesebelasan kita. Nggak maju-maju. Dia bakalan mengutus malaikat Jibril jadi pelatihnya. Kerja sama dengan Yesus.

Sudah berkali-kali ganti pelatih dari luar negeri, tetep saja zonk. Padahal kwalitas pelatih dalam negeri nggak kalah dengan pelatih luar. Nek cuman ngelatih bal ae, lulusan IKIP akeh sing iso. Luki, Wahyu, mbuh sopo maneh, lali aku. Kalau aku, akan kupulangkan pelatihnya ke negeri asalnya. Kayaknya dia lebih cocok jadi manajer BTS.

Menpora mungkin mumet memikirkan bagaimana caranya tim kesebelasan kita berjaya di event Sea Games atau sejenisnya di masa mendatang. Apa harus menghimbau pada para suporter untuk membaca Surat Yasin atau Istighosah massal sebelum pertandingan berlangsung.

Petinggi urusan sepak bola sudah kehabisan ide membangkitkan semangat para pemain bola. Film tentang sepak bola sudah dibuatkan. Tidak lupa juga dibikin lagu penyemangat. Tapi  tetep saja mainnya mlempem. Kayak tempe mendoan tiga hari nggak kemakan.

Ingat lagu yang liriknya : "Garuda di dadaku bla bla bla..Hari ini pasti menang.." Kenyataan di lapangan : "Derkuku di dadaku...Hari ini jangan harap menang.." Menyedihkan.

Sori, kalau ulasanku ini terkesan sadis. Gak ngurus. Kenyataannya tim kesebelasan kita memang payah, selalu kalah di ajang sepak bola dunia dan tidak menunjukan ada gejala akan berjaya. Prestasinya hanya jago kandang. ---Sometimes, nyacat iku pancen wasyik rek---

Untuk menghibur diri, kita selalu bilang, "Sepak bola itu khan hanya permainan, selalu ada yang menang dan ada yang kalah." Lambemu.

Tapi memang betul sih, pertandingan sepak bola itu hanya permainan, bukan olah raga. Olah raganya hanya saat pemanasan. Olah raga itu harusnya nothing to lose, merdeka, berdaulat, tidak ada tekanan dari siapapun. Nggak ada tuntutan kalah atau menang. Dan itu pasti menyehatkan jiwa dan raga.

Kalau orang berolahraga tujuannya mengalahkan orang lain, sudah pasti jiwanya nggak sehat. Bisa jadi raganya juga nggak sehat. Banyak yang saat berolahraga malah mati kena jantung. Karena nggak merdeka, terobsesi menang atau memecahkan record yang sudah ada.

Sudah betul kalau eventnya bertajuk "Sea Games" bukan "Sea Sports". Karena isinya cuman games alias permainan, bukan olah raga bersama. Event ini memang acara pul kumpul agar terjalin persahabatan antar negara-negara kere. Ingat, kere bersatu tidak bisa dikalahkan.

Tapi juga bisa dikapitalisasi. Kalah menang jadi nggak terlalu penting, yang penting tiket sold out. Ujung-ujungnya juga soal bisnis.

Yo wis lah nek ngono. Kalau tim kesebelasan kita sudah nggak bisa lagi diharapkan, ikutkan mereka audisi bintang iklan Shopee COD. Atau kalau mau, jadikan drivernya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun