Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mobilisasi Umum adalah Solusi Pandemi?

30 Maret 2020   18:07 Diperbarui: 31 Maret 2020   17:56 1472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : AFP/ANTHONY WALLACE via KOMPAS.com

Kalau mau lockdown, Lockdown saja sendiri. Tutup pintu dan jendela rapat-rapat. Jangan menerima tamu. Jangan berhubungan dengan dunia luar. Setelah sebulan, pintu kau buka. Kau lihat sekelilingmu, ternyata semua telah mati kena Corona. Kamu pun kesepian. Kamu jadi sedih luar biasa, stres berat dan tak lama kemudian mati. Tamat.

Aku memang awam atau nggak paham soal pandemi dan penanganannya. Tapi menurutku daripada lockdown mending pemerintah menerapkan kebijakan semacam mobilisasi umum. Mengerahkan segala potensi yang ada untuk memerangi virus Covid 19.

This is war man!

Mewajibkan mahasiswa (akhir atau yang memenuhi syarat) Jurusan Kedokteran, Akademi Perawat, Akademi Gizi, apapun jurusan yang berhubungan dengan dunia kesehatan dan medis untuk diperbantukan menangani pandemi. Jadikan itu semacam KKN (Kuliah Kerja Nyata). Selama sebulan atau lebih. Terserah teknisnya ya'opo aku gak eruh.

Tapi pemerintah harus menyediakan semacam mess atau penginapan sementara berupa tenda bongkar pasang yang layak. Karena berdasar pengalaman kemarin ada perawat atau tenaga medis yang diusir dari kosnya. Penghuni kos lainnya takut virusnya nyantol di baju si perawat.

Menunjuk pabrik-pabrik plastik atau sejenisnya untuk mengalihkan produksinya membuat APD dan sarana untuk kepentingan medis. Alat-alat itu akan dibeli pemerintah dengan harga miring. Yang penting negara mendapatkan apa yang dibutuhkan dan pabriknya nggak rugi. Podo asyikelah.

Usaha konveksi skala besar, perusahan farmasi, perusahaan minuman yang memproduksi vitamin C atau yang lain dihimbau untuk berkontribusi memerangi pandemi. Memasok vitamin untuk tenaga medis.

Saatnya buktikan baktimu untuk negara. Seperti Kata Jhon F. Kennedy, "Jangan tanyakan apa yang negara berikan kepadamu. Tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu."

Sanksi tegas buat penimbun atau pedagang yang menjual dengan harga bajingan. Di saat seperti ini para penimbun atau pedagang yang mengambil keuntungan besar bisa dikategorikan sebagai penjahat perang. Kalau masih ngeyel, tutup usahanya, cabut ijinnya. Atau dihukum menginap sekamar dengan pasien Corona.

Kalau bisa pihak pengurus Masjid, Gereja atau tempat ibadah yang lain, mengalokasikan uang hasil sedekah jamaah disalurkan untuk keperluan APD atau apapun yang berhubungan dengan pandemi.

Sekarang bukan waktu yang tepat untuk berhias-hias atau mempercantik tempat ibadah. Buat apa masjid megah tapi jamaah sepi pada mati kena Corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun