Pada mereka (aku) yang bersembunyi dari kebodohan sendiri
Manusia sok tahu yang tuna ilmu
Mengembara di dunia topeng
Pemburu jempol dan tepuk tangan
Pada mereka (aku) yang tenggelam dalam ekstasi
Banjir emoticon pujian, senyum, tawa dan tepuk tangan  semu
Hari-hari beronani pikiran utopia banci kaleng
Dari para pengagum virtual nggak jelas juntrungan
Pada mereka (aku) badut sirkus wanprestasi
Bertopeng menteri, ustadz, polisi moral, motivator, sok tahu
Pencerah sekaligus penyesat para alay otak melenceng
Di saat yang sama bisa jadi arif sekaligus bajingan
Pada mereka (aku) aktor sekaligus figuran media Yahudi
Para perangkai kata indah di tembok-tembok lucu
Seolah-olah mumpuni, hebat, seperkasa banteng
Pandai bersilat lidah dan merekayasa kesan
Hiduplah lebih lama di dunia nyata
Sejenak kubur dalam-dalam eksistensi
Banyak bertegur sapa pada sesama manusia
Jangan pada mesin yang beradiasi
Cari tahu, sebenarnya kau (aku) ini siapa
Banyaklah bertanya sedikit interupsi
Jangan bangga dengan banyak pemuja dunia maya
Dikira tersohor  padahal di dunia nyata nobody
Cukup sudah
Saatnya putuskan sikap
Hentikan onani dunia hampa
Jadi manusia sejati atau seolah-olah manusia
Robbi Gandamana, 13 Juni 2019