Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Framing adalah Kejahatan yang Sempurna

15 Mei 2019   08:37 Diperbarui: 15 Mei 2019   09:03 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagiku memframing sebuah video agar orang terprovokasi dan membenci tokoh tertentu adalah perbuatan pengecut. Apalagi video yang diframing ternyata video lama, 3 atau 5 tahun yang lalu.

Framing itu sangat efektif bila dishare ke jiwa-jiwa yang dibutakan fanatisme. Semakin fanatik semakin gampang digiring. Maka semakin banyaklah orang yang membenci tokoh yang diframing tadi.  Dan si Tukang framing  terbebas dari segala tuntutan hukum. Padahal sudah membuat tokoh yang diframing jadi terlihat salah dan hina.  

Maka framing adalah kejahatan yang sempurna.

Orang sekarang itu gampang sekali menyimpulkan. Berpikirnya hanya sejengkal. Dengan hanya melihat potongan video atau foto, mereka bisa menyimpulkan panjang lebar. Cuman lihat satu atau dua  foto langsung menyimpulkan, " bla bla bla akhirnya ketahuan topengnya." Topeng monyet?

Ada cerita seorang guru latah yang menulis di papan tulis. Karena menulisnya terlalu ditekan, kapurnya patah dan patahannya jatuh. Dia pun kaget dan spontan teriak, "Kont*l tibo!"

Towengwengwengwenggg. Seisi kelas pun heboh. Seorang siswi anak priyayi yang tebiasa bertutur kata halus langsung menutup telinganya dan bilang, "aku gak krungu lhoo.."

Seandainya itu direkam dan di-share di medsos, bakalan hujan hujatan yang luar biasa dari netizen, "Guru kok cangkeme bosok!", "Cangkem gak tahu dikorai!" dan sebagainya. Padahal mereka nggak tahu peristiwa dan fakta di lapangan, kalau yang dilihat di video itu ternyata orang latah.

Dalam kasus ini, orang latah nggak bisa disalahkan. Yo ngono iku wong latah. Tiap kali kaget langsung keluar teriakan "kelamin". Nggak tahu kenapa. Walau nggak semua orang latah yang ekspresi kagetnya begitu.

Orang latah itu sengsara, apalagi kalau profesinya guru. Saat istirahat siang pergi ke kantin. Ndilalah dia menduduki kursi basah bekas es teh.  Karena kaget bokongnya kena air dingin, dia pun teriak keras, "Temp*k anyep!"

Ajur Jum!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun