Mohon tunggu...
Robbi Gandamana
Robbi Gandamana Mohon Tunggu... Ilustrator - Ilustrator

Facebook : https://www.facebook.com/robbi.belumfull -------- IG : https://www.instagram.com/robbigandamana/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Zaman Kalatidha

30 Januari 2016   14:19 Diperbarui: 27 Desember 2016   15:18 1614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

inilah zaman Kalatidha
zaman yang penuh keraguan dan membingungkan
sulit membedakan antara putih dan hitam
semua jadi abu-abu...

banyak pemimpin ambigu..
mengajak prihatin pada rakyat yang sudah prihatin
mengajak hidup ngirit pada orang yang ngirit tiap hari
mengajak rakyatnya sederhana tapi dia sendiri ngoleksi mobil mewah
mengajak hidup yang benar tapi dia sendiri kesasar
mengajak beriman tapi ternyata dia sendiri maling budiman

banyak pejabat yang lupa..
wakil rakyat tapi lebih mewakili partai dan kroninya
di saat mbahas soal rakyat malah tidur nyenyak
mengajak rakyat taat hukum tapi dia sendiri kebal hukum
bilang 'say no to korupsi' tapi ternyata maling berdasi
tugasnya berat tapi masih sempat ngartis
paham etika tapi kok ya jadi bintang iklan sosis

banyak pengajian agama..
tapi pengajian yang kurang pas sasaran
mengajak berbuat baik pada orang yang sudah baik
mengajak shalat orang yang sudah shalat tiap hari
mengajak naik haji orang yang sudah naik haji
pengajian di daerah hitam malah dicela
pengajian di lokalisasi pasti dihina

banyak sekali media berita
tapi malah meracuni pikiran publik
menyuarakan kedengkian pada lawan politik
menyebarkan berita hoax dan ilusi
berita penuh sensasi dan kontroversi tanpa isi
menghasut orang lewat kampanye hitam
menayangkan sinetron yang menyesatkan
yang penting rating tinggi, persetan!

tapi rakyat nusantara nggak bingung
karena terbiasa dibodohkan oleh kepandaian 'mereka'
terbiasa dikhianati karena kejujurannya
terbiasa tertawa dalam tangisnya
terbiasa gembira dalam sedihnya
terbiasa sehat dalam sakitnya
terbiasa tenang dalam kebingungannya
terbiasa menguatkan diri dalam ringkihnya
bisa bergaya dalam kemiskinannya
bergadget canggih walau gaji pas-pasan
berani kawin walau nggak ada kerjaan
berani kredit motor walau buat makan saja kurang

 

-Robbi Gandamana-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun